Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sampai jumpa lagi di london segera

Konperensi masalah zimbabwe-rhodesia akan diselenggarakan di london. mereka yang bertikai di rhodesia menerima rencana lusaka. (ln)

25 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MARGARET Thatcher, yang tadinya dicela, kini mulai disegani di Afrika Hitam. Peran PM Inggeris itu bahkan kini dipercayai untuk memimpin konperensi tentang masalah Zimbabwe-Rhodesia di London sekitar pertengahan September. Konperensi itu bertujuan mewujudkan Lusaka plan. Di Lusaka, ibukota Zambia, dalam konperensi Commonwealth (Persemakmuran Inggeris dan bekas semua jajahannya) awal Agustus lalu telah dicapai kompromi. Yaitu perlu diadakan pemilihan umum ulangan di Rhodesia berdasar suatu konstitusi baru (TEMPO 11 Agustus). Pemerintahan Thatcher semula sudah akan mengakui pemerintahan Abel Muzorewa, hasil pemilu di Rhodesia April lalu. Pemilu April itu -- karena dilaksanakan berdasar konstitusi ciptaan PM Ian Smith yang menjamin dominasi kaum minoritas kulit putih -- telah diboikot oleh kaum nasionalis kulit hitam yang tergabung dalam Patriotic Front. Dengan adanya rencana Lusaka itu PM Thatcher dianggap telah memainkan diplomasi Commonwealth yang hebat. Yang jelas ialah Commonwealth tidak jadi berantakan. Presiden Kenneth Kaunda, tuan rumah, semula bahkan tidak hadir di lapangan terbang ketika PM Thatcher tiba, mungkin karena masih jengkel. Tapi wajah Presiden Zambia itu kemulian sungguh berseri ketika konperensi usai. Foto keduanya -- Kaunda dan Ny.Thatcher sedang berdansa dan gembira -- yang tersiar luas telah cukup mengesankan. Sekali ini kesempatan terakhir untuk mencari penyelesaian damai di Rhodesia. Setidaknya, begitu pemerintahan Thatcher dan semua negara "terdepan" (front-line) dengan Rhodesia melihatnya. Jika rencana Lusaka gagal, mungkin terjadi perang yang berlarut seperti di Mozambique, dan mengundang lagi tentara Kuba dan pengaruh Uni Soviet. Joshua Nkomo dan Robert Mugabe keduanya tokoh Front Patriotik, dari semula mendapat dukungan negara-negara front-line, yang justru belakangan ini diajak terlibat dalam rencana Lusaka tadi. Maka Front Patriotik itu, seperti diduga semula, sudah cenderung bersedia menghadiri konperensi London nanti. Apalagi Presiden Julius Nyerere dari Tanzania, yang paling menonjol dari semua front-line itu, tampak tegas mendukung rencana Lusaka. Adalah sikap Salisbury, ibukota Zimbabwe-Rhodesia, yang pada mulanya disangsikan. Tapi pekan lalu kabinet Muzorewa pun menyetujuinya, suatu langkah mundur bagi Bishop Abel, karena rupanya pengaruh PM Thatcher tidak bisa diabaikannya. Muzorewa dkk tampaknya yakin bahwa kelompok mereka toh akan menang lagi, seperti April dulu, dalam pemilu ulangan nanti. Tentu golongan minoritas kulit putih sendiri pun sudah mulai menyadari bahwa keamanan mereka akan lebih terjamin kalau ada perdamaian dengan Front Patriotik. Bekas PM Ian Smith, yang kini jadi anggota kabinet Muzorewa, masih dianggap jurubicara kaum kulit putih. Tapi dalam usia 60 tahun sekarang, sikap Smith sudah jauh berobah dibanding dulu tahun 1965 ketika dia memimpin gerakan illegal Rhodesia untuk melepaskan diri dari Inggeris. Smith, tulis Daily Telegraph di London, "diketahui ingin pensiun saja dari kegiatan politik jika dan bila tercapai suatu persetujuan yang memuaskan yang memberi kemerdekaan legal bagi Rhodesia."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus