Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sandera, qadhafi, dan mirage

Jacqueline Valente, warga Prancis terakhir yang disandera di Libanon, dibebaskan. Ikut dibebaskan Ferdinand h. -- kekasih Valente -- dan putri mereka, sophie l. konon ditukar dengan 3 pesawat ke Libya.

21 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRANCIS "menutup buku" masalah sandera warganya di Libanon. Yakni setelah Jacqueline Valente, warga Prancis terakhir yang disandera di Libanon, tiba di Paris Selasa pekan lalu. Bersama Valente, juga dibebaskan Ferdinand Houtekins, 42 tahun, pria Belgia kekasih wanita berusia 31 itu, dan putri mereka Sophie Liberte, 2 tahun. Keberhasilan pemerintah Paris ini kemudian berbuntut tak menyenangkan dan menimbulkan banjir kecaman dari dalam dan luar Prancis. Pasalnya, desas-desus gencar menyebut pembebasan Valente tidak gratis, sebagaimana diakui Paris. Konon, tiga pesawat tempur Mirage dikirim Prancis ke Libya, tak lama sebelum pembebasan sandera terakhir Prancis itu. Adalah pujian para pejabat puncak Prancis pada orang nomor satu Libya Muammar Qadhafi, yang membuat berang pers dalam dan luar negeri. PresidenPrancis Mitterrand secara pribadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Qadhafi. Sementara itu, Menlu Prancis Roland Dumas menyanjung Qadhafi "bersikap terhormat dan humanistis, serta berperan penting dalam upaya pembebasan sandera Prancis." Seperti diketahui, awal April, pemimpin Libya ini secara terbuka mengimbau agar pihak Dewan Revolusi Fatah (DRF), kelompok ekstrem Palestina pimpinan biang teror Abu Nidal, agar membebaskan para sandera. DRF, yang dekat dan didukung Tripoli, mengaku menculik sekelompok turis Prancis dan Belgia yang sedang berlayar dengan kapal pesiar di lepas pantai Jalur Gaza, 8 November 1987. Para sandera itu terdiri dari 4 warga Prancis (Valente dan 2 putrinya dari suami pertama, serta seorang pria tua yang kemudian meninggal di tempat penyanderaan) dan 5 warga Belgia (Houtekins serta abang, kakak ipar, dan keponakannya). Kedua putri Valente, juga atas jasa Qadhafi, dibebaskan di Tripoli Desember 1988. Kenyataan pertalian kuat Qadhafi dengan DRF serta isu "barter sandera dengan pesawat" inilah yang diributkan pers kubu Barat. Khususnya pers Inggris dan Italia yang sejumlah warganya masih mendekam sebagai sandera di Libanon. Sedang harian terkemuka Prancis Le Monde menyebut pujian atas Qadhafi berlebihan, "mengingat adanya petunjuk para sandera itu untuk beberapa lama disekap di Libya." Sementara itu, pihak Belgia sendiri tutup mulut. Langkah ini diambil karena hari-hari ini pemerintah Brussel sedang bernegosiasi untuk membebaskan sisa warganya yang masih disandera. Sikap bungkam ini juga dilakukan pasangan Valente. Houtekins, saat bertemu publik pertama kalinya sejak dibebaskan Kamis malam pekan lalu. "Saya tak mau menjawab satu pertanyaan pun agar tak membuyarkan pembicaraan antara Pemerintah Belgia dan wakil kelompok Fatah Abu Nidal, yang kini tengah berlangsung," ujar Houtekins. Pengakuan sumber-sumber Palestina di Beirut menambah ramai dakwaan barter pesawat dengan sandera. Tapi Prancis tetap membantah adanya kaitan antara pengiriman tiga pesawat dan pembebasan sandera. Menurut Menteri Luar Negeri Prancis Dumas, ketiga pesawat itu sudah dijual ke Libya antara 1979 dan 1981, dan dikirim balik ke Prancis untuk diperbaiki pada akhir 1985. Tapi, ujar Dumas lagi, ketika pecah perang Chad (bekas koloni yang didukung Prancis) dengan Libya, 1986, pengembalian ini ditangguhkan. Pada tahun yang sama Masyarakat Ekonomi Eropamemberlakukan embargo penjualan senjata ke Libya karena Tripoli didakwa melancarkan serangkaian serangan teror pada kubu Barat Ketiga Mirage, yang belum lama ini dikembalikan ke Libya, menurut versi Prancs, tak termasuk dalam embargo MEE. Paris juga membantah berhubungan langsung dengan kelompok DRF, serta mengaku bahwa upaya pembebasan merupakan kontak antarnegara. Ketika menjawab soal kecaman atas sanjungannya pada Qadhafi, Menteri Dumas cuma berkomentar, "Prancis cuma mengikuti praktek yang biasa dilakukan dalam dunia diplomasi." FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus