Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sang nyonya: bintang baru lahir

Kedutaan soviet di cina mendapat serangan bom. kesehatan mao tse-tung terus memburuk. pada peringatan 1 mei, istri mao chiang ching muncul sebagai orang baru dalam kekuasaan di cina. (ln)

15 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RRT yang masyhur dengan disiplin yang ketat ternyata juga tidak bebas dari demonstrasi dan pengrusakan. 5 April, terjadi huru-hara di Tien An Min dengan korban sejumlah kendaraan terbakar dan bangunan dirusak oleh demonstran yang masih bersimpati kepada Chou En-lai. Akibat kejadian ini Teng Hsio Ping --yang memang sejak lama jadi sasaran kampanye - langsung saja dipecat untuk digantikan oleh Hua Kuo-feng. 24 hari kemudian, 29 April kedutaan Uni Soviet di Peking rusak akibat serangan bom. Tiga penjaga tewas, sejumlah luka-luka, dan gardu jaga hancur, meskipun personil Rusia tidak ada yang cedera. Kejadian terakhir ini masih dalam penyelidikan, dan tentu saja berbagai dugaan dan spekulasi memenuhi permukaan politik Cina yang memang selalu dipenuhi misteri itu. Apa pun spekulasi itu, siapa pun yang dicurigai, yang jelas bom yang merusak kantor perwakilan Uni Soviet itu telah menempatkan Hua Kuo-feng dalam posisi yang sulit. Bom itu bisa saja datang dari pengikut dan simpatisan Teng Hsio-ping, yang kabarnya masih banyak terdapat dalam tubuh Tentara Pembebasan Cina. Tapi - mengingat kedudukan Hua Kuo-feng yang konon tidak akrab dengan grup radikal Shanghai - bisa juga bom itu merupakan "kiriman dari Shanghai" untuk mempersulit kedudukan sang perdana menteri. Dari suatu sumber pengamat di Hongkong pekan silam, muncul pula analisa yang mencurigai pelempar bom itu sebagai "penduduk biasa yang sudah bosan dengan permainan politik yang tidak malah makin memperbaiki kwalitas hidup". Kalau dugaan yang terakhir ini benar adanya, tidak sulit mendapatkan bahan peledak, sebab di berbagai proyek pembangunan RRT selalu tersedia dinamit. Bukan tidak mungkin bom yang meledak di perwakilan Soviet itu adalah bom buatan sendiri, dengan dinamit sebagai bahan peledaknya. Sementara berita teror itu masih merupakan bahan spekulasi yang penuh misteri, muncul pula dua berita penting dari Peking. Pertama mengenai diri Mao Tse-tung. Pembatasan waktu yang makin singkat yang disediakan oleh Mao terhadap tamu-tamu asingnya, menimbulkan kecurigaan terhadap kesehatan pemimpin Cina yang memang sudah amat tua itu. Spekulasi mengenai memburuknya kesehatan Mao itu kemudian lebih mendapatkan kepastian oleh pernyataan Robert Muldoon, Perdana Menteri Selandia Baru, yang bertemu dengan pemimpin tua itu tanggal 30 April yang lalu. Dari pertemuannya selama lebih kurang 10 menit itulah Muldoon berkesimpulan bahwa kesehatan Mao sekarang ini memburuk. Sehari setelah pertemuan Muldoon --Mao itu, tersiar pula berita penting lain dari Peking. Berita penting kedua ini tidak mudah dipisahkan dengan kesehatan Mao. Dari Peking, kantor berita Inggeris, Reuter, menyiarkan berita peringatan 1 Mei di RRT sebagai berikut: "Isteri Mao Tse-tung, Chiang Ching, hari ini memegang peranan penting pada peringatan 1 Mei di Cina. Kejadian ini memperkuat spekulasi bahwa Chiang memperoleh tambahan kekuasaan dalam kepemimpinan Cina". Menurut catatan Reuter, tahun silam Chiang Ching tidak berada di panggung kehormatan pada peringatan yang sama. Munculnya Chiang di panggung kehormatan awal bulan ini telah merupakan berita besar yang menarik perhatian para pengamat di berbagai penjuru dunia. Dari Paris, kolumnis terkemuka harian Amerika, The New York Time, CL. Sulzberger, memperkuat dugaan bahwa Chiang memang makin mendekat pada pusat kekuasaan Cina. CL. Sulzberger antara lain menulis: Menarik bahwa Cina baru saja menyiarkan susunan dari para pewaris kekuasaan Mao sejak pemecatan Teng Hsio Nng. Dari susunan ini nampak bahwa golongan radikal telah berhasil menempel pada kekuasaan. Selain sebagai pengganti Teng, Perdana Menteri Hua Kuo-feng masih secara luas dianggap sebagai pilihan kompromi yang tidak dekat pada golongan radikal mau pun moderat. Dan di antara mereka yang dianggap berjasa memanfaatkan kekacauan di Peking dua hari sebelum pemecatan Teng, termasuklah Wang Huwen, tokoh radikal Shanghai yang masih muda, dan kini orang kedua setelah Hua- Chan Chun-chiao orang yang sekarang dikenal sebagai "anti kanan": Chiang Ching, isteri Mao dan Yao Wenyuan, salah seorang pendukung Chiang Ching. Dari 4 tokoh ini, yang paling dekat dan barangkali juga paling berpengaruh terhadap Mao adalah isterinya itulah. Malrux 5 Desember 1966, Andre Malraux dikenal di RRT sebagai utusan De Gaulle pada tahun 1965--menekankan pada saya betapa pentingnya penunjukan Chiang Ching sebagai konsultan kebudayaan pada departemen politik Angkatan Darat. Ketua Mao dulu punya tiga isteri. yang pertama ia ceraikan, yang kedua dihukum mati oleh Chiang Kai Sek. Chiang Ching adalah isteri ketiga, bintang film terkemuka ketika bergabung dengan Mao di Timur Laut Cina. Dan pengangkatan Chiang Ching itu dianggap penting oleh Malraux oleh karena ia yakih bahwa Mao ingin tetap mengontrol Angkatan Darat secara langsung. Sebulan setelah penjelasan Malraux pada saya itu, pers pun mulai memperhatikan Chiang, perempuan yang sebelumnya menghindar diri dari perhatian orang banyak sejak kawin dengan Mao. Chiang Ching memang konon pertama kali muncul di muka umum waktu menyarnbut Presiden Soekarno - yang datang ke Peking dengan ny. Hartini. Surat kabar-London, Sunday Telegraph pernah menulis: "Kedudukannya sebagai wakil pimpinan Revolusi Kebudayaan telah mengakibatkan bertumpuknya kekuasaan pada tangannya". Dan Chiimg pasti terus menjadi kepercayaan suaminya. Wartawan Inggeris, David Bonavia, dalam laporannya dari Peking untuk koran The Times, beberapa hari yang lalu menulis:"jelas sekali bahwa Mao yang sakitan itu secara tidak malu-malu memanipulir kekuasaan untuk kepentingan isterinya". Cerita paling seru datang dari pusat-pusat pembedtaan Uni Soviet. Di antaranya ny. Mao, yang dikecam hebat oleh Kremlin, dikisahkan sebagai bekas pemain film untuk para kapitalis di Shanghai sebelum revolusi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus