Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Sebelum Terbunuh, Eks Presiden Yaman Tinggalkan Pesan

Eks Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, meminta rakyat Yaman tidak menyerah.

10 Desember 2017 | 06.15 WIB

Tulisan tangan Ali Abdullah Saleh sebelum dibunuh. english.alarabiya.net
Perbesar
Tulisan tangan Ali Abdullah Saleh sebelum dibunuh. english.alarabiya.net

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, meninggalkan pesan tulisan tangan sebelum dia tewas dalam penyergapan oleh milisi Houthi di Sanaa, akhir pekan lalu. Sejumlah foto diyakini sebagai foto tulisan tangan Saleh beredar luas di media sosial dan para aktivis di Yaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Foto tulisan tangan itu berikut tanda tangan Saleh," tulis Al Arabiya, Sabtu 9 Desember 2017. Al Arabiya tidak bisa mengkofirmasi kebenaran foto tulisan tangan Saleh ke kelompok independen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Pemberontak Houthi turun ke jalan untuk merayakan kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017. Saleh dibunuh karena dianggap berkhianat. Sebelumnya, Saleh mendukung kelompok Houthi, namun belakangan ia berpaling dan menyatakan siap berunding dengan koalisi pimpinan Arab Saudi. REUTERS

Namun Tariq al-Awadi, pejabat tinggi di partai politik Kongres Jenderal Rakyat membenarkan bahwa dia telah menerima pesan tulisan tangan dari keluarga Saleh. Tetapi Awadi tidak bersedia menyebutkan namanya.

Foto tulisan tangan yang diduga ditulis Saleh juga disebar di Twitter oleh Sam al-Ghabari, jurnalis Yaman, yang dekat dengan almarhum. Surat itu tertanggal 3 Desember 2017 atau sehari sebelum dia tewas dibunuh oleh Houthi.

Isi surat tersebut antara lain mendesak rakyat Yaman melanjutkan pertempuran melawan milisi Houthi, yang pernah menjadi sekutunya. Tetapi, belakangan Saleh berbalik arah mendekat ke Arab Saudi.

Foto yang diambil dari video (kiri) itu menunjukkan jasad yang menyerupai mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang dibalut selimut, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017. Video yang tersebar di media sosial tersebut menunjukkan jasad Saleh tengah dipindahkan ke atas truk atau mobil pick up. REUTERS

"Jika Anda menemukan kertas ini, ketahuilah bahwa tanah tumpah darah kita sangat bernilai dan kita tidak sanggup menghitungnya," tulis Saleh dalam pesannya.

"Keinginan saya adalah agar anak-anak dan rakyat saya tidak menyerah kepada milisi Houthi dan tidak menyerahkan Republik Yaman kepada mereka. Saya berharap Anda menjadi mimpi buruk dan menganggu tidur mereka."

 

 

"Saat ini, saya melihat diri saya berada di antara para pengkhianat yang menjual Yaman dengan harga rendah. Salam untuk Anda, rakyat Yaman yang hebat, semoga kita bertemu di surga yang paling mulia."

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus