GARA-gara sebuah kata "sakti" dari mulut seorang staf Gedung Putih, Presiden Ronald Reagan nyaris angkat kaki dari istana kepresidenan sebelum masa jabatannya berakhir tahun ini. Kesimpulan yang sempat mengguncang Amerika itu keluar dari mulut James Cannon dalam acara Nightline jaringan televisi ABC, Senin pekan lalu. Cannon, staf Kepala Gedung Putih Howard Baker, mengaku menerima laporan dari sekitar 20 staf kepresidenan yang meragukan kebugaran Reagan. Pengakuan Cannon itu tak ayal membuat anggota Kongres Amerika kelabakan. Soalnya, jika Reagan, 717 tahun, terbukti pikun, ia, berdasarkan Amendemen Nomor 25, harus dicopot dari jabatan kepala pemerintahan. Ia dianggap tak mampu lagi memimpin negara. Bagaimana Cannon sampai menganggap Reagan sudah pikun? Kesimpulan itu diperolehnya setelah ditugasi Baker mewawancarai staf kepresidenan selepas pengunduran diri Kepala Staf Gedung Putih, Donald Regan, yang disebut-sebut terlibat skandal Irangate, akhir Februari 1987. Waktu itulah santer isu menyatakan Reagan pemalas pelupa, dan tak acuh dalam menjalankan tugas kepresidenan. Isu bukan tak berdasar. Komisi Tower, yang menyelidiki skandal Irangate, tegas-tegas mengkritik gaya kepemimpinan Reagan, yang membiarkan Regan bertindak sesukanya, dianggap kurang menghayati tugas. Apalagi, Reagan, waktu itu, baru saja menialani operasi kanker usus. Maka, Cannon menganggap laporan staf kepresidenan itu perlu ditanggapi serius. "Saya menganggap adalah tanggung jawab saya melaporkan hal ini pada atasan saya," katanya. Cannon lalu menulis memo pada Baker menyatakan kemungkinan digunakannya Amendemen Nomor 25 untuk mencopot Reagan. Tentu saja Baker terkejut menerima memo itu. Esoknya, ketika muncul di sidang kabinet, Baker sengaja memperhatikan Reagan dengan teliti. Ia tak melihat keganjilan pada Kepala Negara. Maka, hari itu juga, 2 Maret 1988, Baker menegaskan bahwa Reagan melakukan fungsi kepresidenan secara penuh. Pernyataan tersebut, saat itu, dianggap pers hanyalah sebagai reaksi atas isu-isu yang meragukan kebugaran Reagan. Baru belakangan umum mengetahui bahwa para staf keperesidenan sempat memikirkan kemungkinan menggunakan Amendemen Nomor 25 untuk mencopot Reagan. Aib Reagan itu terbetik setelah dua wartawan, Doyle McManus dari koran The Los Angeles Times, dan Jane Mayer dari The Wall Street Journal, menceritakan rahasia itu dalam buku Landslide: The Unmaking of the President, 1984-1988, yang mulai dipasarkan pekan lalu. Tak disebutkan dari mana kedua penulis itu memperoleh bahan penulisan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini