Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Media massa di berbagai belahan dunia telah menjadi sasaran aksi teror yang mengancam kebebasan pers dan keselamatan jurnalis. Teror media ini ditujukan kepada para jurnalis atau bahkan kepada lembaga medianya. Berikut adalah beberapa media yang mendapatkan teror
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Serangan terhadap Charlie Hebdo di Prancis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 7 Januari 2015, kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris diserang oleh dua pria bersenjata yang menewaskan 12 orang, termasuk editor, kartunis, dan staf lainnya. Serangan ini diduga sebagai balasan atas publikasi karikatur Nabi Muhammad oleh majalah tersebut. Insiden ini memicu debat global tentang kebebasan berekspresi dan batas-batasnya.
2. Pembunuhan Jurnalis di Meksiko
Meksiko dikenal sebagai salah satu negara paling berbahaya bagi jurnalis. Banyak wartawan yang meliput kartel narkoba dan korupsi pemerintah menjadi target pembunuhan. Misalnya, pada tahun 2022, setidaknya 18 jurnalis tewas akibat kekerasan terkait pekerjaan mereka. Tidak hanya itu, lebih dari 300 laporan yang dimasukkan atas penyerangan kepada jurnalis juga terjadi dalam satu tahun itu.
3. Penyerangan Kantor TV di Afghanistan
Pada 7 November 2017, sekelompok militan menyerang stasiun televisi Shamshad TV di Kabul, Afghanistan. Serangan tersebut menewaskan setidaknya satu staf dan melukai beberapa lainnya. Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang dianggap sebagai upaya untuk membungkam media independen di negara tersebut.
4. Serangan terhadap Jurnalis di Suriah
Selama konflik Suriah, banyak jurnalis lokal dan internasional menjadi korban penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan oleh berbagai kelompok bersenjata, salah satunya kelompok Assad. Bahkan, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sekitar 717 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh di Suriah antara Maret 2011 dan Mei 2024.
5. Penembakan di Kantor Surat Kabar Amerika Serikat
Pada 28 Juni 2018, seorang pria bersenjata menyerang kantor surat kabar Capital Gazette di Annapolis, Maryland, menewaskan lima orang. Pelaku memiliki dendam terhadap surat kabar tersebut karena liputan yang dianggap merugikan dirinya. Insiden ini menyoroti ancaman domestik terhadap media di negara yang menjunjung tinggi kebebasan pers.
6. Pembunuhan Jurnalis Investigatif di Malta dan Slovakia
Pada 2017, Daphne Caruana Galizia, seorang jurnalis investigatif Malta yang melaporkan kasus korupsi tingkat tinggi, tewas dalam ledakan mobil. Setahun kemudian, Ján Kuciak, jurnalis Slovakia yang menyelidiki hubungan antara politisi dan mafia, ditembak mati bersama tunangannya. Kedua kasus ini menggambarkan risiko yang dihadapi jurnalis investigatif di Eropa.
7. Penculikan Jurnalis di Pakistan
Pada 2020, jurnalis Pakistan, Matiullah Jan yang merupakan jurnalis sempat diculik saat sedang menjemput istrinya. Ia memang dikenal sebagai jurnalis yang kritis terhadap lipuran militer di negara ini. Bukti kamera CCTV merekam peristiwa penculikan, yang terjadi saat Jan sedang menjemput istrinya pulang dari sekolah tempatnya mengajar.
Teror media ini merupakan sebagai ancaman kebebasan pers sebagai media untuk mewartakan kepada publik. Bukan hanya kepada lembaga media, teror-reror masih banyak terjadi kepada jurnalis bahkan di Indonesia sendiri.
Ida Rosdalina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.