SUATU kampane jangka panjang di Afghanistan dipersiapkannya.
Komando Tertinggi Soviet diberitakan sibuk mengirimkan suplai
tambahan bagi keperluan pasukannya. Perlengkapan itu yang antara
lain berupa senjata, tank dan peluru berangkat pekan lalu menuju
wilayah Afghanistan yang masih gawat. Misalnya, di sekitar
pegunungan Hindu Kush, wilayah timur laut Afghanistan, dan di
sekitar Sungai Oxus yang dekat perbatasan Soviet.
Sumber diplomat di Kabul menceritakan bahwa iringan-iringan
kendaraan Soviet yang melalui daerah Hindu Kush telah diserang
oleh gerilyawan setempat. Pertempuran itu, tentu saja, kelihatan
tak berimbang. Meskipun jumlah gerilyawan cukup besar, tentara
Soviet hadir dengan peralatan modern, jauh melebihi keperluan
yang dibutuhkan untuk melawan kaum gerilya itu. Diduga Soviet
bermaksud menyelesaikan secara cepat konflik antara kaum gerilya
dengan pemerintah Babrak Karmal, sebelum kekuatan luar -- dari
negara lain ikut melibatkan diri.
Walaupun belum terlibat secara langsung, AS makin bersuara keras
seperti terdengar dari Presiden Carter. Dalam wawancara teve
NBC, Carter hari Minggu lalu mengatakan, "Kami sedang menjajaki
kemungkinan membuka sarana penunjang gerakan armada laut dan
udara kami di Teluk Parsi dan bagian utara Samudra Indonesia."
Kemungkinan itu jelas disebutnya sebagai reaksi terhadap
intervensi Soviet di Afghanistan. Tindakan militer AS akan
segera terjadi, kata Carter, kalau keamanan Pakistan terancam.
Pasukan Soviet dikhawatirkan akan merembes ke wilayah Pakistan
dengan alasan mengejar para gerilyawan.
Carter memperingarkan Soviet supaya segera menarik mundur
pasukannya dari Afghanistan dalam waktu 1 bulan. Kalau tidak,
katanya, Olympiade harus dipindahkan dari Moskow ke negara lain
dan "saya tidak akan mendukung pengiriman kontingen AS ke
Olympiade itu" jika tetap diselenggarakan di Moskow.
Namun AS kali ini agak sulit untuk mengajak sekutunya bersatu
dalam menghadapi Soviet. Bahkan sikap sekutunya kurang mendukung
keputusannya tentang Olympiade ini.
PM Masayoshi Ohira dari Jepang ketika berkunjung ke Australia
pekan lalu, mengeluarkan suatu pernyataan bersama dengan PM
Malcolm Fraser. Dalam pernyataan itu keduanya mengutuk tindakan
intervensi Soviet di Afghanistan.
Ohira juga mengemukakan dalam suatu jumpa pers di Canberra bahwa
negaranya akan mengambil tindakan tertentu dalam menghadapi aksi
Soviet tersebut. Namun dia tidak bersedia mengungkapkan langkah
apa yang akan dlambilnya. Cuma secara tegas dia mengatakan bahwa
Jepang menolak untuk ikut dalam pemboikotan Olympiade.
Sementara itu negara-negara anggota NATO (Pakta Pertahanan
Atlantik Utara) yang bersidang di Brussel, Belgia, gagal untuk
mengeluarkan suatu pernyataan bersama guna menanggapi peristiwa
Afghanistan itu. Dr. Joseph Luns, Sekjen NATO dalam
keterangannya kepada pers mengatakan, bahwa ke 15 negara anggota
NATO itu akan mengeluarkan pernyataannya secara sendiri-sendiri
terhadap aksi Soviet itu. Namun para utusan sepakat untuk tidak
membiarkan tindakan Soviet itu lewat tanpa hukuman, kata Luns.
Di balik 'ramainya' pernyataan kutukan terhadap Soviet itu,
Pakistan kelihatannya masih tenang-tenang saja. Padahal
Islamabad, ibukota Pakistan, hanva terletak 150 km dari
perbatasan Afghanistan. Sampai awal pekan ini tentara Pakistan
belum disiagakan. "Kami tidak mau menimbulkan panik di kalangan
rakyat ataupun bangsa-bangsa lain di dunia," kata Presiden Zia
Ul-Haq.
Tapi perhatian terhadap Pakistan tampaknya semakin besar. AS
telah menawarkan suatu bantuan sementara sebesar $ 400 juta
kepada Pakistan, untuk keperluan ekonomi dan militer negara itu
selama 2 tahun. Sedang Menlu RRC, Huang Hua yang berkunjung ke
Islamabad pekan lalu makin mempertegas dukungan Cina terhadap
Pakistan. Selama 13 tahun terakhir ini Cina telah memberi
bantuan sebanyak $ 2 milyar. "Cina selalu bersama Pakistan dalam
momen yang kritis," kata Jenderal Zia.
Huang Hua dibawa melihat suatu kamp pengungsi Afghanistan di
Azzakhel 25 km sebelah utara Peshawar, dekat perbatasan dengan
Afghanistan. D situ dia ikut duduk di tanah dan mengobrol dengan
para pengungsi itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini