Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Wartawan yang tak terpakai lagi

100 wartawan yang mewakili pers as diusir dari iran. mereka dituduh menyesatkan, dan sering bersifat membakar. juga ada yang mendapat peringatan keras.

26 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CARA kerja mereka, terutama mereka yang membawa kamera televisi, telah dituduh menyesatkan. Bukan saja Dewan Revolusi Iran, tapi juga Departemen Luar Negeri AS telah menjadi jengkel. Peliputan pers itu seringkali bersifat membakar, makin mengipas krisis Iran-AS. Akhirnya Dewan Revolusi memutuskan supaya mereka lebih baik diusir saja. Pengusiran wartawan asing -- berjumlah 23 sampai November lalu -- dari Iran sudah biasa. Tapi kejadian pekan lalu itu sungguh luar biasa. Jumlah mereka yang diusir itu mencapai 100 -- semua wartawan Amerika dan wartawan asing lainnya yang mewakili media AS. Mereka diberi waktu 48 jam untuk berkemas dan mengepak barang sebelum batas waktu berangkat (18 Januari malam). "Para wartawan Amerika itu telah menyalahgunakan kebebasan dan kerja sana yang kami berikan," kata Menteri Urusan Minyak, Ali Akhbar Moinfar, anggota Dewan Revolusi, "Karena itu kami harus mengusir mereka." Masih bersisa 200 wartawan asing -- termasuk Inggris dan Jerman -- yang diizinkan beroperasi di Iran. Mereka pun sudah mendapat peringatan keras. "Bila mereka juga melakukan pemberitaan yang tidak benar, mereka pun akan kami usir secepatnya," tambah Moinfar. Sikap Dewan Revolusi, yang ternyata memerintah Iran, tidak terus-menerus membenci pers asing. Pernah kehadiran pers asing dikehendakinya, bahkan diperalatnya. "Kami perlu menyampaikan pesan kami ke dunia luar," kata Abolhassan Bani-Sadr ketika menjadi menteri luar negeri November lalu. "Untuk itu, kami harus memakai media." Memang bukan sedikit pesan dari Qom, tempat Ayatullah Khomeini, dan tokoh penting Iran lainnya yang sempat terbawa ke dunia luar lewat pemberitaan pers asing. Bahkan Washington -- karena kedutaan besarnya diduduki mahasiswa sejak 4 November -- juga sering menggunakan saluran pers untuk menyampaikan pesan ke Teheran. Tapi pemberitaan pers itu, terutama oleh jaringan televisi, sering membangkitkan kesan bahwa kejadian di Iran itu sudah kacau betul. Para demonstran bertingkah semakin galak setiap kali melihat kamera teve diarahkan pada mereka. "Bunuh Syah! Bunuh Carter!" teriak mereka, dan agitasi itu sering memasuki rumah keluarga AS. Dari Amerika, demonstran berteriak pula "bunuh Khomeini" yang tak kurang memanaskan hati kaum ayatullah. NBC, CBS dan ABC -- ketiganya jaringan teve AS yang saling bersaingan keras -- Desember lalu ditawari untuk menginterpiu Kopral (Marinir) William Gallegos, salah seorang dari 50 sander di kedubes AS. Kaum penyamiera membuka kesempatan untuk tujuan propaganda, guna menunjukkan bahwa para sandera itu diperlakukan dengan baik. CBS dan ABC menolak, tapi NBC melakukan interpiu itu yang hasilnya membangkitkan amarah publik Amerika dan menjengkelkan pemerintah AS. NBC seolah membiarkan dirinya diperalat, namun dari interpiu terbatas tadi Deplu AS mengetahui bahwa usahanya mengirim pos untuk para sandera ternyata berhasil, walaupun surat-surat disensur. Desakan Boss Kehadiran pers AS, sekalipun bisa dipakai untuk tujuan propaganda, ternyata seringkali tidak menguntungkan Dewan Revolusi Iran. Adalah akibat serangkaian penyajian mereka yang profesional itu tergambar betapa perpecahan di kalangan ayatullah, seperti demonstrasi di Qom dan Tabriz. Pernyataan mereka, bila menginterpiu Khomeini, selalu diarahkan sampai sang ayatullah menegaskan kembali bahwa para sandera AS akan tetap diadili. Itulah berita rupanya. "Para wartawan itu bukanlah diplomat," tulis International Herald Tribune "Dalam mengemban profesi itu, mereka memperoleh desakan dari boss selain tergencet oleh kepentingan Iran dan AS." Kepentingan Iran itu belakangan ini cenderung berubah. Ancaman embargo AS dan invasi Soviet di Afghanistan, menurut sebagian pengamat di Teheran, diduga akan mendorong Dewan Revolusi mencari kesempatan untuk mengurangi ketegangan, walaupun belum segera melenyapkan konfliknya dengan AS. Minimal sekarang berkurang pertanyaan pers tentang bila para sandera itu akan diadili. Dan berkurang pula berita teve dari Iran yang membakar perasaan masyarakat AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus