CYRUS Vance, 59 tahun, adalah orang yang bakal menduduki kursi
Menteri Luar Negeri Amerika setelah Jimmy Carter secara resmi
jadi Presiden pada tanggal 20 Januari 1977 nanti. Vance cuma
akan jadi menlu dan urusan keamanan akan berada di tangan orang
lain. Jabatan Kissinger dulu sebagai ketua Dewan Keamanan
Nasional mungkin akan dijabat oleh Zbigniew Byzezinski. Dikenal
sebagai ahli internasional dan kolomnis majalah Newsweek,
Breezinski adalah teman seangkatan Henry Kissinger. Tapi kedua
profesor dari universitas Harvard itu kabarnya tak suka saling
menegur. Ego mereka sama-sama besar.
Vance ikut bertempur sebagai tentara Amerika dalam perang dunia
kedua Ia juga keluar dari dinas militer di tahun 1946 untuk
kemudian belajar hukum. Ia menjadi pengacara di New York selama
sembilan tahun. Perkara perdata yang banyak ditanganinya
menyebabkan ia terlatih dalam soal perembugan, Pengetahuannya
mengenai soal-soal luar negeri dan militer kemudian diperolehnya
setelah ia bekerja di bawah Presiden Kennedy dan Johnson. Ia
pernah menjadi Menteri Angkatan Darat, Wakil Menteri Pertahanan
di bawah McNamara, pernah mendampingi Duta Besar Averill
Harriman dalam perundingan Paris mengenai masalah Vietnam.
Menurut orang yang mengenalnya, yang amat mengesankan dari tokoh
ini adalah keterus-terangan dan kerendah hatiannya. Sifat macam
inilah yang menyebabkan Vance mudah belajar dari orang-orang
yang pernah dibantunya. Karena itulah maka "ia adalah pilihan
kami secara aklamasi", kata Carter dua pekan silam ketika
mengumumkan pengangkatan Vance.
Vance bukan cuma berpengalaman dalam sejumlah masalah
internasional - Perundingan Paris, soal Dominika, konflik di
terusan Panama - tapi juga sejumlah soal dalam negeri. Adalah
Vance yang menyelesaikan soal kerusuhan rasial di Detroit dengan
menggunakan Garda Nasional, Sikap tenang dan kerena
hatiannyalah yang selalu membuat lawan berundingnya mudah
mengerti jalan fikirannya, hingga sejumlah krisis bisa
dihindarkannya.
Seperti Kissinger, Vance juga menganggap penting hubungan antara
dua kekuatan besar. Bedanya adalah: Vance tidak melakukan
pendekatan masalah internasional dengan konsep-konsep yang telah
dipersiapkan lebih dulu. Pendekatannya amat praktis berdasar
kenyataan yang ada, tanpa keterikatan pada thema yang telah
ditetapkan, seperti detente bagi Kissinger.
Sebagai seorang yang pernah jadi pejabat penting di Pentagon,
Vance sadar betul pada kemajuan teknologi yang bisa
menghancurkan usaha pengurangan persenjataan dalam mencapai
suatu persetujuan pembatasan senjata-senjata strategis: Karena
itulah maka perundingan SALT akan merupakan bagian penting dari
rencana kerjanya.
Prioritas penting lainnya baginya, nampaknya adalah masalah
kesulitan ekonomi yang sampai sekarang dirasakan berbagai negara
Barat. Juga soai ekonomi antara Utara dengan Selatan menjadi
perhatiannya. Dalam bidan ini, kabarnya Vance tidak terlalu
banyak tahu. Soal yang tidak kurang mendesak yang harus
dikerjakannya adalah konflik Timur Tengah yang setiap saat bisa
meletus kembali. Sebagai seorang yang tak senang akan publikasi
bagi dirinya, Vance sudah berjanji untuk tidak banyak bepergian
Tapi juga akan memusatkan diri pada mengorganisir departemennya.
Ia berjanji akan memanfaatkan para perunding khusus untuk
soal-soal internasional yang dihadapi Amerika. Ini berarti tak
ada lagi "diplomasi bolak balik" Jerussalem-Kairo macam yang
dulu dipamerkan oleh Kissinger.
Mengenai soal Arab-lsrael, Vance dikenal sebagai seorang yang
memandang Israel sebagai negara sahabat Amerika. Tapi sebagai
seorang ahli hukum ia tetap berpendapat bahwa keputusan Dewan
Keamanan nomer 242 tahun 1967 harus tetap dilaksanakan yang
berarti bahwa semua wilayah Mesir, Yordania dan Suriah yang
diduduki Israel sejak perang tahun 1967, harus dikembalikan
kepada pemiliknya.
Penunjukan Vance oleh Carter, mendapat sambutan baik dari
berbagai kalangan. Sebuah sumber di Moskow menyebut bahwa
Brezhnev pribadi amat senang dengan pilihan itu. Juga Kongres
Amerika yang pernah mengalami pengalaman pahit dengan Kissinger,
memuji pilihan Carter. Kanselir Helmut Schmidt yang kembali
terpilih untuk memimpin Jerman Barat, juga menyatakan: "Itu
adalah pilihan tepat". Sebagai bekas pejabat tinggi Pentagon,
Vance memang berpengalaman dalam berurusan dengan Kongres. Belum
terbetik kabar bahwa ia punya musuh di kantor yang mewakili
kepentingan rakyat Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini