Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tenggelamnya Perhutani I

Kapal perhutani I yang dicarter oleh Waseso Lines terbalik dan tenggelam di Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dikarenakan cuaca yang buruk. (nas)

25 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELAT Karimata di Laut Cina Selatan musim hujan ini memang sering ganas, hingga kadang meminta korban. Minggu lalu kapal Perhutani I, 870 ton bobot mati, punya Wasesa Lines yang menjadi sasaran. Jam 10 malam tanggal 9 Desember lalu, kapten kapal Perhutani I Ernest Katuu membawa kapalnya keluar dari selat Singapura menuju Indonesia lewat Laut Cina Selatan yang terbuka. Kapal yang dicarter Wasesa Lines dari PN Perhutani itu bermuatan umum 900.465 kubik atau sekitar 596.000 ton. Mendadak cuaca memburuk. Ombak setinggi rumah membuat 21 awak kapal termasuk sang kapten, jadi kecut. Semalam suntuk mereka tak mampu menguasainya lagi. Jam 10 pagi esok harinya, kapten Katuu memutuskan untuk kembali ke Singapura, karena ombak belum mereda. Sekitar jam 4 sore, dari jarak kurang dari 2 kilometer, mereka melihat menara Hogsburg yang terpancang antara pulau Bintan dan Johore. Terombang-ambing di sebelah barat laut menara itu, di luar dugaan suatu ayunan ombak yang hebat sempat membuat kapal terbalik. Dan kemudian tenggelam. Untung saja sinyal SOS terdengar oleh kapal Malaysia Seng Hong Yang yang sedang berlayar tak begitu jauh dari KM Perhutani I. Meski beberapa awak berusaha menyelamatkan diri dengan antara lain menurunkan sekoci tokh dua di antaranya ditemukan kemudian dalam keadaan mati: jurumasak Tumiyo dan jurumudi Arsyad Ridwan. Jenazah mereka segera diangkut dengan pesawat Garuda ke Jakarta 12 Desember kemarin dan di makamkan di kuburan Jalan Dobo, Tanjung Priok. Sementara 16 awak yang lain berhasil diselamatkan, 3 awak dinyatakan hilang tertelan ombak. Mereka adalah kepala kamar Welly Amron, jurumudi Achmad Said dan juru minyak Wakidi. Selama minggu-minggu terakhir ini sudah 2 kapal tenggelam, yang disusul dengan musibah yang menimpa kapal dan awak Perhutani I. Menurut George Jusung, manajer operasi dan komersil Wasesa Lines, kapal carteran itu diasuransikan kepada PT Buana. Berapa ganti rugi yang harus diberikan kepada keluarga para korban tak ia jelaskan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus