SERANGAN itu diawali Jumat pagi dengan pelemparan granat ke loket El Al di bandar udara Fiumicino, Roma. Ketika lima orang tak dikenal tiba-tiba menyerbu sambil menembakkan Kalashnikov maka tempat itu pun berubah jadi arena pertempuran. Tembak-menembak antara perusuh dan polisi Italia terjadi hanya beberapa menit saja. Tapi dalam waktu sesingkat itu semua hancur berantakan. Darah dan tubuh manusia, peluru dan pecahan kaca bertaburan di seantero ruangan. Pada waktu bersamaan, sekitar pukul 09.00, baku tembak yang tidak kurang sengitnya terjadi di loket El Al bandar udara Schwechat, Wina. "Tatkala saya lihat lima bola kecil menggelinding di lantai, saya pun tahu operasi itu ditujukan pada Israel," ujar Reinhardt Schubert, seorang penumpang berkebangsaan Austria yang Jumat pekan lalu siap berangkat ke Tel Aviv. "Saat granat pertama meledak saya terjatuh ke lantai. Tembak menembak segera terjadi, dalam beberapa detik ada 50-100 petugas keamanan beraksi, sebagian mengenakan seragam, lainnya tidak," katanya lagi. Kemudian sekali suara letusan terdengar dari berbagai arah. Dalam ruangan terlihat genangan darah, persis di bawah pohon Natal yang lampunya gemerlapan. Sungguh, pemandangan yang sulit dilupakan. Polisi Wina mencatat 20 orang luka-luka, dua perusuh tewas, dua tertangkap. Di Roma 15 orang tewas - tiga di antaranya perusuh - dan 75 luka-luka. Dua teroris yang tertangkap ini bicara bahasa Arab, tapi nama dan kebangsaannya belum diketahui. Presiden AS Ronald Reagan segera mengutuk apa yang disebutnya sebagai serangan kembar terhadap perusahaan penerbangan Israel El Al. Ia mendesak agar para teroris segera dihukum. Israel bersumpah akan menuntut balas, tapi Menhan Yitzhak Rabin menyatakan pihaknya belum tahu persis kelompok Palestina mana yang seharusnya bertanggung Jawab. Seorang pejabat Israel menggunakan kesempatan ini untuk menuding bahwa Deklarasi Kairo dari Arafat tentang tidak akan melakukan teror diluar daerah pendudukan omong kosong. Mesir lewat Menlu Esmat Abdel-Maguid ikut mengutuk teror Jumat tanpa peduli siapa pelakunya. Menurut Esmat terorisme sebenarnya bisa segera diakhiri asal diusahakan penyelesaian politik, untuk konflik Timur Tengah. Dua kantor PLO, di Wina dan Tunis, membantah adanya keterlibatan mereka dengan teror Jumat berdarah itu. Daud Barakat, jubir PLO di Wina telah pula mengutuk. Dari Tunis, PLO mengajak seluruh dunia agar waspada terhadap Israel yang telah sembarangan melibatkan PLO dengan serangan semacam itu. Sumber resmi Israel mengakui bahwa walaupun tidak ada bukti lengkap, mereka yakin pelaku serangan adalah PLO. Adapun serangan terhadap bandar udara - di hari-hari sekitar Natal - sesungguhnya tidak perlu mengejutkan karena sudah ada peringatan sebelumnya. Dan walaupun Arafat mencanangkan ikrar kembali keperjuangan bersenjata, belum tentu PLO berada di belakang setiap aksi teror. Mengapa? Pihak yang menangguk di air keruh selalu ada itulah soalnya. Isma Sawitri Laporan Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini