Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sesudah Somoza, Krisis Ekonomi

Pemerintahan baru Nikaragua meminta AS memulangkan bekas Presiden Nikaragua Anastasio somoza untuk di adili. Beban yang ditinggalkan Samoza untuk pemerintahan baru cukup menimbulkan krisis ekonomi. (ln)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NASIB Anastasio Somoza, bekas Presiden Nikaragua, tampaknya tak sejelek nasib Syah Reza Pahlevi yang oleh pengadilan revolusioner Iran sudah dijatuhkan hukuman mati secara absentia. Somoza yang sekarang dalam pengasingan di Miami, Florida, Amerika Serikat pasti merasa lebih aman Karena pemerintah baru Nikaragua, seperti dikemukakan Jaksa Agung Ernesto Castillo, lebih suka menempuh jalan hukum dalam usaha pemulangan (ekstradisi) Somoza "Kami tidak akan mengirimkan pasukan komando untuk membunuhnya," kata Castillo. Cuma perjanjian ekstradisi antara Nikaragua dan AS belum ada. Toh ini rupanya tak begitu merisaukan pemerintah baru di Managua yang ingin membawa Samoza ke pengadilan terbuka untuk dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ini. Memang kasus begini pernah terjadi, yaitu AS memulangkan bekas diktator Marcos Perez Jimenez ke Venezuela. Kini Nikaragua minta perlakuan yang sama dalam hal Somoza. Tapi sekali ini pemerintah AS diduga tidak akan begitu saja mengabulkan permintaan tadi. Somoza pernah mendapatkan pendidikan militer AS di West Point. Dan ia selama ini cukup loyal terhadap AS. Bahkan pengunduran dirinya sebagai presiden sebelum gerilya Sandinista sepenuhnya mengambil alih kekuasaan adalah atas perintah pejabat Washington. Kesetiaannya ini mungkin akan menjadi bahan pertimbangan bagi AS. Begitupun para jaksa di Managua sudah mempersiapkan banyak tuduhan yang akan ditimpakan pada Somoza. Misalnya sebuah tim sudah bekerja selama 1« tahun dalam menyusun suatu penilaian secara sistimatis atas harta kekayaan keluarga Somoza baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Beban yang ditinggalkan Somoza untuk pemerintah baru Nikaragua ini cukup berat. Menurut Ismael Reyes, Ketua Palang Merah Nikaragua yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri, kerugian akibat perang selama 18 bulan ditaksir $ 5 milyar. Belum lagi akibat hancurnya industri dan pertanian yang menimbulkan pengangguran. Dalam keadaan normal hasil ekspor Nikaragua setahunnya hanya $ 600 juta. Maka itu pemerintah baru ini dengan tak canggung-canggung mengharapkan bantuan negara asing dalam mengatasi krisis ekonominya. Krisis ekonomi ini pula yang mungkin mendorong permerintah baru Nikaragua untuk meminta dipulangkannya Somoza. Sebelum meninggalkan Managua Somoza masih sempat menandatangani 4 buah cek yang masing-masing $ 250 juta untuk dibayarkan pada perusahaan milik keluarganya. Tapi semua cek tadi "kosong" -- jumlah uang yang tertera di situ melebihi sisa dana yang ada -- hingga akhirnya tak bisa dicairkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus