Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Siapa Dalangnya ?

Percobaan kudeta untuk menggulingkan presiden Irak Saddam Hussein, berhasil digagalkan. 34 orang yang dituduh berkomplot dalam kudeta di hukum mati. Ada negara asing dicurigai terlibat. (ln)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUATU kup yang gagal terjadi di Irak: seminggu setelah Saddam Hussein, 42, menggantikan Presiden Ahmad Hassan al Bakr, 65. Pergantian itu sebenarnya hal yang wajar saja, terutama karena makin menurunnya kesehatan Hassan al Bakr. Dan Hussein sebelumnya adalah Wakil Presiden merangkap Wakil Ketua Dewan Komando Revolusi yang selama setahun terakhir ini sebenarnya sudah memegang kendali pemerintahan. Para pengamat sulit menebak siapa gerangan di balik usaha kup tersebut. Telah ditangkap lima tokoh Dewan Komando Revolusi, sedang pemerintah Irak hanya mengumumkan bahwa komplotan kup yang gagal ini didalangi dan dibiayai oleh negara asing atau organisasi asing yang barangkali berada di luar kawasan Arab. Dari kelima tokoh DKR yang dicaplok itu terdapat Deputi PM Abnan al Hamdani Ayesh. Sampai pekan lalu 34 orang yang dituduh terlibat dalam kup ini sudah dihukum mati, sementara lebih dari 250 orang sudah ditangkap. Tapi siapa sebenarnya mendalangi kup ini tetap masih merupakan misteri. Mena, kantor-berita Mesir dengan mengutip sumber Irak mengatakan kup ini didalangi Iran. Alasannya, pemerintah Teheran belakangan ini merasa terancam oleh sikap Irak yang membantu oposisi Suku Kurdish di Iran. Sementara itu KB Kuwait dengan gamblang menuduh Mesir terlibat dalam komplotan tersebut, dengan tujuan menarik pemerintahan yang baru -- 'kalau menang' -- dalam barisan Mesir untuk mendukung perjanjian Camp David. Bersekongkol Irak yang selama ini selalu galak menantang perjanjian Mesir-Israel tersebut merupakan negara penghasil minyak terbesar setelah Saudi di dunia Arab. Angkatan bersenjatanya pun terbesar setelah Mesir di kawasan Arab itu. Pengamat politik Timur Tengah cenderung melihat kejadian ini hanya disebabkan perpecahan di kalangan pemimpin Partai Sosialis Baath, partai yang berkuasa di Irak. Namun untuk menyebut gerakan tersebut dibantuoleh suatu negara asing cukup beralasan juga. Pekan lalu Mena mengungkapkan laporan dari Baghdad --hasil interogasi terhadap Abdul Hussein Mashadi, Sekjen DKR yang sudah dibunuh -- bahwa Syria berada di belakang kup tersebut. Dilaporkan bahwa Damaskus menyetor US$1 juta pada Hamdani Ayesh yang selama ini bersekongkol dengan kelompok militer Irak yang pro Syria. Hasil interogasi tersebut juga mengungkapkan kesiapsiagaan Syria untuk kemungkinan mengirim pasukan terjunnya ke Irak. "Kita siap untuk melakukan intervensi, jika dibutuhkan," kata Abdel Halim Khaddam, Menlu Syria seperti yang dikutip Mena. Sumber diplomatik asing di Baghdad menduga bahwa komplot anti Saddam Hussein itu kuatir terhadap makin mendekatnya Irak dengan Saudi Arabia dan Jerman Barat yang akibatnya mungkin akan memperlemah front Arab radikal dalam menghadapi perjanjian Israel-Mesir. Ada pula spekulasi terutama karena terjadinya pembersihan terhadap anggota Dewan Komando Revolusi yang pro Rusia tahun lalu. Sehingga bukan tak mungkin kalau Rusia ikut mengambil peran untuk mengembalikan kedudukan Partai Komunis Irak yang belakangan ini memasuki gerakan bawah tanah. Namun adanya rencana Baghdad untuk menutup perbatasan Syria-Irak mungkin akan memperjelas misteri tadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus