MEREKA bertemu pertama kali dalam sebuah pesta. Pria Prancis berusia 20 tahun itu langsung tergetar hatinya tatkala matanya beradu pandang dengan gadis Cina itu. Itu terjadi pada sebuah jamuan makan malam yang diadakan Kedubes Prancis di Beijing, Cina, tahun 1964. Sejak pertemuan pertama itu, Bernard Boursicot, yang bertugas sebagai pembantu akuntan, tergila-gila pada sang gadis yang bernama Shi Pei Pu itu. Mereka pun segera menjadi sepasang kekasih. Begitu dalam cinta Boursicot pada Shi, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan mata-mata bagi sang kekasih. Akibat perbuatannya itu, pengadilan Paris, Prancis, menjatuhkan hukuman penjara 6 tahun pada Boursic, Selasa pekan lalu. Shi juga memperoleh hukuman yang sama. Shi Pei Pu, yang waktu itu berusia 25 tahun, mungkin memang layak dicintai. Ia anak keluarga aristokrat Cina yang pandai bersyair, dikenl sebagai penyanyi dan penari opera Beijing. Bagi Shi, gandrungnya Boursicot bagaikan pucuk dicinta ulam tiba. Dia memang orang pemerintah yang ditugasi untuk menggarap orang bule. Dia pun dikenal simpatisan dan pendukung Tentara Merah di zaman Revolusi Kebudayaan Cina. Boursicot pun dibuatnya tak berdaya dan mabuk kepayang. Bahkan, ketika orang Prancis itu ditugasi oleh pemerintahnya ke Ulan Bator, Mongolia, dan negara lainnya, Shi Pei Pu tetap sanggup mengikatnya. Lalu datanglah hari itu. Ketika mereka sedang asyik memadu cinta, tiba-tiba datang serombongan serdadu Cina dan menyekap keduanya. "Kami diizinkan bertemu, hanya bila Shi Pei Pu mau mengajarkan ajaran Mao kepada saya," kata Boursicot memelas. Sejak itulah tugas Shi berhasil seratus persen. Dokumen Kedubes Prancis berisi analisa keadaan politik dan militer Mongolia mengalir ke Negeri Cina lewat kedua insan tersebut. "Sampai-sampai pengiriman makanan dan perabot rumah tangga pun bocor," ujar Raymond Nart, seorang pejabat senior kontraspionase Prancis, memberi kesaksian. Namun dalam sidang pengadilan, Boursicot mengatakan, yang diserahkannya bukan dokumen rahasia. "Cuma kertas biasa, seperti guntingan koran." Agar Boursicot makin terikat, Shi merencanakan satu taktik yang brilyan sewaktu Boursicot sedang bertugas ke negara lain. Dengan pertolongan seorang dokter ahli, Shi membuahkan sperma Boursicot ke dalam janin seorang wanita Cina, dengan bayaran 3.000 yuan. Sayang, pembuahan itu tak membawa hasil. Tak habis daya, seorang anak Cina berhidung mancung pun dibeli Shi, dari sebuah daerah terpencil di Cina yang penduduknya berhidung mancung. Begitu Boursicot ditugasi kembali ke Cina pada 1969, Shi Pei Pu menyambutnya dengan mesra, "Ini anakmu, Iho, Shi Du Du namanya," kata Shi sambil tersipu. "Anak ini memang mirip saya," kata Boursicot memberi kesaksian, "tapi saya tak begitu pasti. Soalnya, kami selalu bermain dalam keadaan gelap. Lagi pula, Shi yang mengajari saya bagaimana melakukannya," sambungnya. Beberapa waktu setelah Boursicot kembali ke Prancis, Shi bersama Shi Du Du yang pada 1983 itu telah berumur 17 tahun menyusul. Tatkala Shi pindah ke apartemen Boursicot di Kota Fresnes, selatan Paris, dinas intel Prancis menaruh curiga. Mereka ditangkap. Shi langsung diperiksa dua dokter, Lho ternyata Shi bukan wanita. Di laki-laki. "Wah, saya belum pernah melihat alat kelaminnya. Dia pemalu, sih," ujar Boursicot malu-malu. "Selama ini, saya mengenalnya sebagai wanita. Sungguh. Saya mempercayai ini selama hampir 20 tahun. Waktu itu kami masih muda dan saya masih bloon," tambahnya. "Saya sebenarnya seorang gadis yang salah bentuk," kata Shi membela diri. Kini pasangan itu masih kumpul di bawah satu atap - di penjara Fresnes, Prancis. Didi Prambadi Laporan Sapta Adiguna (Paris) & Reuter
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini