Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Setelah advis mubarak

Warga mesir yang dituduh terlibat pengeboman world trade center pernah dilatih tentara as di pakistan. mereka veteran perang afganistan?

24 April 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGEBOMAN Gedung Pasar Bursa New York bisa dicegah bila Anda mendengar advis kami,'' kata Mubarak. Pernyataan ini dikatakan Presiden Mesir itu setelah bertemu dengan Bill Clinton di Washington, dua pekan lalu. Mubarak juga menyayangkan sikap sejumlah pejabat AS yang kurang tanggap terhadap sejumlah info penting yang disampaikan intelnya. Peringatan Mubarak itu tampaknya kini diperhatikan AS. Buktinya, sebuah pertemuan antara para intel Mesir Muhabbarat dan tokoh- tokoh CIA yang dipimpin langsung direkturnya, R. James Woolsey, tengah berlangsung di Kairo, pekan ini. Meski pertemuan itu dirahasiakan, bisa dipastikan para agen rahasia itu tengah menyusun strategi khusus untuk ''Membendung gerakan kelompok radikal dan terorisme di kawasan Timur Tengah''. Menurut seorang pejabat Mesir, pihaknya telah memberi info penting tentang bahaya teror yang dilakukan kelompok militan Islam di AS, beberapa bulan sebelum kejadian. Malah, menurut seorang pejabat kementerian luar negeri AS, peringatan terakhir diterima para pejabat FBI yang mengadakan pertemuan dengan para intel Mesir di Kairo, tiga pekan sebelum peristiwa peledakan. Sayangnya, info itu tak digubris, sehingga pengeboman di New York yang menewaskan enam orang awal bulan Maret itu pun terjadi. Lantas apa tugas intel Amerika di Mesir? Menurut harian Al- Hayat, selain membantu Mubarak yang kewalahan menghadapi aksi teror oleh El Gama'a el-Islamiya (kelompok Islam) yang semakin meningkat, mereka juga meneliti keterlibatan gerakan radikal itu atas peledakan gedung bursa di New York. Atas dasar kepentingan bersama, dua pekan lalu, Mesir telah mengekstradisi Mahmud Abuhalimah, seorang warga Mesir yang dituduh terlibat dalam pengeboman itu, ke AS. Dan Mahmud Abuhalimah ternyata memang bukan orang sembarangan. Bersama dua anak Syekh Umar Abdulrahman, yang juga diduga mendalangi aksi pengeboman di New York itu, Mahmud adalah veteran perang Afganistan. Mereka termasuk dari ratusan orang Mesir yang tergabung dalam sekitar 20.000 warga non-Afganistan yang membantu kaum mujahidin melawan tentara Uni Soviet, dalam perang tahun 1980-an. Mereka dilatih kemiliteran oleh tentara AS di Peshawar, Pakistan. Setelah Perang Afganistan berakhir, sebagian di antaranya pulang ke negerinya masing-masing, sebagian berimigrasi ke negara lain, tapi ada juga yang kembali ke Peshawar. Menurut New York Times, AS berhasil menekan Pakistan memulangkan sejumlah anggota kelompok militan yang bersembunyi di Peshawar. Pekan lalu, 74 dari 200 yang ditangkap banyak di antaranya warga Mesir telah diperintahkan meninggalkan Pakistan. ''Kami bersedia memulangkan mereka. Kami tak ingin memperalat kelompok radikal untuk mencapai tujuan politik,'' ujar seorang diplomat Pakistan di Kairo. Memang, menghadapi kelompok radikal bukanlah pekerjaan mudah. Salah satu jalan yang dilakukan Mesir, misalnya, ya, bekerja sama dengan agen rahasia AS itu. Sementara itu, di dalam negeri, Presiden Mubarak meminta Syech Mutaawally Sya'rawy dan Syech Ghazali, dua ulama terkemuka di Mesir, untuk membujuk mereka meredakan aksi terornya. Dari kontak pertama yang dilakukan pekan lalu, kelompok radikal ini bersedia mengakhiri tindak kekerasannya dengan syarat cukup berat: Melepaskan para pemimpin mereka di antaranya Abud Zamr, salah satu pelaku pembunuhan Anwar Sadat dari penjara. Kini tinggal menunggu sikap pemerintah Kairo, memenuhi permintaan itu atau menghadapi ancaman teror lebih besar lagi. DP dan Djafar Bushiri (Kairo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus