ALIH kekuasaan di Singapura berjalan mulus. Itulah kesan para pengamat sehubungan dengan pelantikan Goh Chok Tong pada Rabu pekan ini. "Itu telah kami persiapkan sejak lima tahun yang silam," kata Perdana Menteri Lee Kuan Yew, Senin pekan ini, ketika menerima enam wartawan Indonesia, antara lain wartawan TEMPO Fikri Jufri. Di ruang tamu istana negara, tempat wawancara bersama itu dilakukan, Lee tampak santai dan banyak tertawa. Mengenakan kemeja lengan pendek, celana dril hijau muda, dan jaket abu-abu, orang nomor satu Singapura itu kelihatan siap menjawab berbagai pertanyaan. Wawancara berlangsuny lebih sebagai diskusi daripada tanya jawab. Berikut ini adalah beberapa petikannya dari wawancara tersebut, ditambah kutipan dari pertanyaan tertulis TEMPO yang diajukan beberapa hari sebelumnya. Apa yang mendorong Anda merasa siap melepaskan kendali pemerintahan pada Goh. Konsep Anda tentang kekuasaan? Secara ekonomi negeri Singapura boleh dikatakan telah mencapai taraf lepas landas. Ini menyebabkan kami menghadapi dua pilihan sulit: menunggu sampai mencapai ketinggian jelajah tertentu dan menyerahkan kemudi kepada para penerus, atau serahkan kendali itu sekarang meskipun kami masih mendaki. Kalau kami ambil alternatif pertama, ada bahaya bagi kopilot. Ia tak akan punya waktu untuk merasa dirinya siap jadi pilot. Kami akhirnya tiba pada keputusan membiarkan kopilot menjadi kapten pesawat negeri ini dan kami yang tua-tua jadi kopilotnya. Kalau saja posisi Singapura ibarat pesawat masih ada di landasan, kami tak berani melakukan itu. Untunglah, keadaan ekonomi kami sudah demikian maju sehingga kami merasa sudah tiba waktunya mengalihkan kekuasaan kepada para pemimpin generasi muda. Itulah latar belakang dari keputusan kami. Tapi, Anda kan tahu tentang dilema suatu kekuasaan yang biasanya tak begitu mudah dilepaskan kepada orang lain. Bagaimana Anda bisa menghindari dilema tadi meskipun terdengar juga tudingan Anda telah melakukan akumulasi kekuasaan? Peran saya adalah wasit dari sebuah negeri penganut ekonomi bebas. Ia harus adil, tak bisa dipengaruhi lantaran koneksi atau menerima hadiah. Tak berarti kami tak ingin melihat orang jadi kaya. Di negeri ini punya banyak orang kaya daripada para pemimpin politik. Masing-masing tahu akan perannya. Kalau orang ingin cari duit agar jadi kaya, mereka bebas bergerak di berbagai bidang mulai dari perusahaan swasta, dokter, pengacara, arsitektur, dan lain-lain. Dilihat secara fisik Anda sehat, padahal banyak pemimpin dunia yang lebih tua dari Anda. Faktor lain apa yang mendorong Anda memutuskan pengunduran diri sekarang? Kaum eksekutif di negara-negara maju pensiun pada usia 65 tahun, demi vitalitas dan sistem suksesi yang teratur. Saya sebenarnya sudah siap mengundurkan diri pada usia 65 di tahun 1988. Tapi, Chok Tong meminta saya tetap pada kedudukan saya supaya ia dapat mengonsolidasikan kedudukannya terutama di kalangan para pemimpin Indonesia dan Malaysia. Sekarang ia sudah siap mengambil alih kekuasaan. Banyak yang mengatakan Anda akan jadi menteri senior atau malah menjadi presiden. Apakah Anda berencana memainkan peranan sebagai pelindung pemerintah Goh? Tugas utama saya sebagai menteri senior adalah membantu Goh memenangkan pemilu yang akan datang. Saya telah memenangkan delapan pemilu. Saya tahu bagaimana mengajukan kebijaksanaan-kebijaksanaan tak populer dengan cara tertentu sehingga menjelang pemilu rakyat menyadari itu perlu dan bermanfaat. Karena itu, mereka memilih kami lagi. Goh dan timnya akan mengembangkan keahlian mereka dengan menghadapi berbagai pengalaman seperti itu. Mengapa Anda menunjuk Goh dan bukan B.G. Lee sebagai pengganti Anda? Saya tidak menunjuk Goh. Para menteri lebih mudalah yang memilihnya sebagai pemimpin mereka setelah memenangkan pemilu pada Desember 1984. B.G. Lee tak ditunjuk sebagai pengganti saya lantaran menteri-menteri itu tak memilihnya. Tampaknya, Anda punya suatu peraturan khusus yang dikenakan terhadap orang Melayu dan susunan etnis di Singapura. Apakah menurut Anda kebijaksanaan itu harus terus dilakukan? Saya tak punya "peraturan" istimewa terhadap orang Melayu Singapura. Kalau yang dimaksudkan itu untuk menentukan persentase jumlah penduduk Melayu, sebenarnya persentase itu sekarang sudah naik dari 12% pada 1945 jadi 15% pada 1990. Jumlah itu tak akan berubah secara dramatis dalam 45 tahun mendatang. Walaupun ada perbedaan dalam angka kelahiran setiap ras, jumlah itu tak cukup besar untuk mengubah susunan masyarakat Singapura secara fundamental. Singapura adalah negeri berbilang kaum (multirasial). Hari depan ras Melayu bergantung pada yang 190 juta di Indonesia dan Malaysia. Hari depan ras India bergantung pada 700 juta orang India di India sedangkan yang Cina bergantung pada 1,1 milyar yang ada di Daratan Cina. Pendekatan yang paling baik bagi Singapura adalah tetap seperti sekarang ini dan mempertahankan harmoni dan persatuan di kalangan ras-ras itu. Ada yang mengatakan Anda terlalu pragmatis. Anda telah memajukan ekonomi Singapura dengan cepat, tapi di balik itu sepertinya Anda kurang memperhatikan ideologi dan identitas nasional. Benarkah pendapat itu? Saya yakin kalau ideologi dan identitas nasional harus berkembang dengan perlahan. Sebagai hasil dari percobaan-percobaan kami dan respons kami terhadap banyak masalah dan kesulitan, kami akan menciptakan suatu ideologi nasional dan identitas nasional. Kalau kedua hal itu terlalu dipaksakan, yang didapat hanyalah kegagalan. Nampaknya Anda pengagum Presiden Soeharto, dan berpendapat Goh bisa jadi seorang Soeharto yang tak suka banyak bicara. Tapi, Anda pintar berpidato. Apakah bisa dikatakan PM Lee sebagai kombinasi antara Soekarno dan Soeharto? Wah, saya tak punya karisma seperti Soekarno yang bisa pidato berjam-jam, tanpa teks, tanpa persiapan. Saya tak memiliki elan yang bisa menggetarkan seperti itu. Saya lebih suka menggunakan pendekatan lebih intelektual ketimbang emosional. Soekarno sering bisa tampil dari satu pidato ke pidato yang lain. Saya lebih suka mempraktekkan dulu isi pidato pertama sebelum pindah ke pidato lain. Soeharto tak suka pidato panjang-panjang, tapi ia menyediakan lebih banyak waktu untuk berunding dengan para menteri dan penasihatnya. Sebelum mengambil keputusan, Soeharto menyediakan waktu untuk mempertimbangkannya dulu, kadang untuk waktu cukup lama. Tapi, begitu merasa yakin, ia akan melaksanakannya dengan konsisten. Itulah rahasia sukses Soeharto sebagai pemimpin. Anda sudah sekian lama memimpin dan menjadi anutan. Karenanya, apakah Goh tak akan menengok dulu pada Anda sebelum ia mengambil suatu tindakan penting? Tidak, tidak. Bagaimanapun ia selalu akan menoleh ke saya kalau saya tak hadir di situ. Dia telah dan akan tampil dalam berbagai sidang, dan dia telah dan akan mengambil sendiri keputusan. Kami berdua sudah bekerja sama selama 14 tahun. Ia sudah bisa membaca apa yang ada pada benak saya. Mana mungkin kami bisa bekerja sama kalau tujuan kami tak seiring? Hanya saja cara untuk mencapai sasaran bisa berubah, bergantung pada keadaan. Hubungan Anda dengan Presiden Soeharto nampak semakin akrab walaupun latar belakang masing-masing berbeda. Betulkah? Ada kesamaan pendekatan antara saya dan dia, di samping perbedaan-perbedaan antara kami yang menurut saya superfisial. Saya tak bisa bicara tentang Soeharto lantaran saya bukan dia. Kami memiliki rasa pendekatan yang sama baik dalam melihat suatu masalah maupun dalam menilai orang lain. Saya rasakan itu dan karenanya kami bisa menjalin hubungan tanpa perlu banyak bicara. Itulah yang menurut saya hubungan nonverbal. Dia seorang yang baik dan saya bisa mengandalkannya setiap kali kami mencari penyelesaian atas suatu masalah. Saya percaya Presiden Soeharto menganut cara pendekatan yang sama. Presiden Soeharto tak selalu menggunakan argumentasi logis, tapi ia lebih bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kami berdua bukan orang teori dan tak begitu percaya pada itu. Saya berkesimpulan cara Soeharto memecahkan persoalan sama dengan yang saya selalu lakukan. Goh Chok Tong juga termasuk orang yang tak terlalu percaya pada teori. Namun, ada kesan bahwa Andalah yang sering menyesuaikan diri dengan Soeharto.... Dia ramah. Dia bisa menerima saya bukan perokok, karena mata dan hidung saya sakit kalau kena asap. Tapi, mungkin tak banyak orang yang tahu dalam pertemuan "empat mata" Presiden Soeharto bisa berbicara banyak, dan itu terasa lebih efektif. Chok Tong adalah orang tipe demikian. Banyak yang beranggapan Cina di Asia, termasuk etnik Cina, memainkan peranan dominan terutama di sektor ekonomi. Komentar Anda? Saya anggap itu mitos. Kalau orang Singapura berunding dengan wakil-wakil perusahaan negara RRC, jangan dikira itu berjalan mulus dengan sendirinya. Cina yang sedang menggalakkan modernisasi punya kepentingan sendiri. Juga kalau saya bertemu dengan orang keturunan Cina Filipina, mereka juga lain karena gaya mereka lebih mirip Amerika. Cina Melaka pun, yang sudah ratusan tahun tinggal di sana, amat berbeda dengan orang Cina di negeri lain. Persamaannya, mereka yang di mana pun sangat mementingkan keluarga, hidup hemat, dan mengutamakan pendidikan. Bagaimana persepsi Anda tentang Asia Tenggara seandainya tercipta perdamaian di Kamboja? Mungkinkah itu menampilkan wajah Asia yang kohesif dengan mengikutsertakan negara-negara Indocina dalam suatu sistem regional seperti ASEAN? Saya kira persatuan ASEAN perlu dipertahankan. Kita belum perlu memasukkan Vietnam, Kamboja, dan Laos ke dalam ASEAN. Sekalipun demikian, kita mesti membantu mereka karena, menurut perhitungan saya, Vietnam membutuhkan sekitar 10 tahun untuk mengubah ekonomi komando jadi ekonomi pasar bebas. Kita juga tak boleh melupakan Burma. Ia bagian dari Asia Tenggara, dan memiliki posisi strategis sebagai jembatan dengan Asia Selatan. Dua hari lagi Anda akan menyerahkan tongkat komando pada Goh. Apakah di hari baik itu pemerintah akan membebaskan tahanan politik Chia Thy Poh yang sampai sekarang ditempatkan di Pulau Santosa? Dia diizinkan datang ke kota untuk bekerja. Tapi, harap diketahui, dia itu komunis. Kami terus memantaunya tanpa disadarinya. Ketika gembong komunis Malaysia, Chin Peng, menyerah Desember tahun lalu, Chia amat kecewa. Untuk gampangnya, boleh saja ia menuntut saya. Di Singapura, apabila ada seseorang menuduh orang lain komunis, itu berarti pencemaran nama, suatu perbuatan melanggar hukum. Jadi, kalau Chia mau, ia bisa saja mengadukan saya ke pengadilan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini