Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara komunitas intelijen Inggris, Government Communications Headquarters (GCHQ) dikenal sebagai organisasi paling rahasia. Mantan analis National Security Agency (NSA)—badan mata-mata Amerika Serikat—Edward Snowden, membuat badan intelijen sinyal Inggris yang lahir satu abad lalu itu menjadi sorotan dunia.
Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris pun turun tangan melakukan penyelidikan mulai Kamis dua pekan lalu. Inilah untuk pertama kalinya sebuah negara membuka penyelidikan resmi atas efek informasi rahasia yang dibocorkan Snowden sejak dia kabur dari Hawaii ke Hong Kong pada akhir Mei lalu.
Langkah itu merupakan jawaban atas debat soal privasi warga Inggris di tengah pengungkapan program penyadapan GCHQ oleh Snowden. Dalam dokumen yang dibocorkan kepada wartawan Guardian—kemudian dibagi ke New York Times dan ProPublica di Amerika Serikat—Snowden awalnya membuka rahasia tentang sejumlah program pengintaian elektronik oleh NSA.
Mantan kontraktor pertahanan Booz Allen Hamilton itu membawa empat laptop yang memungkinkannya mengakses dokumen-dokumen super-rahasia pemerintah Amerika. Setelah melalui komunikasi rahasia, ia bertemu dengan jurnalis Guardian, Glenn Greenwald dan Ewen MacAskill, serta pembuat film dokumenter Laura Poitras di Hong Kong, 1 Juni lalu.
Keempatnya bertemu di Hotel Kowloon, dan Snowden diwawancarai selama hampir sepekan. Laporan pertama Guardian diterbitkan pada 5 Juni, yang menulis soal perintah pengadilan Amerika yang memaksa perusahaan telekomunikasi negara itu, Verizon, menyerahkan rekaman telepon jutaan warga Amerika kepada NSA. Keesokan harinya, Guardian mengungkap keberadaan Prism, program yang memungkinkan NSA mengakses langsung pusat data Google, Facebook, dan Apple. Program Prism memicu debat di Amerika.
Keributan menjalar hingga ke Inggris, setelah Guardian, edisi 7 Juni, menulis soal GCHQ yang mendapat akses terhadap informasi privasi, seperti surat elektronik, foto, dan video, dari perusahaan berbasis Internet di luar Inggris, yang dikumpulkan melalui Prism. Menurut dokumen Snowden, intelijen Inggris menghasilkan 197 laporan intelijen—naik 137 persen dari tahun sebelumnya—sejak April 2011 hingga Mei tahun berikutnya.
Pengungkapan ini memicu protes, termasuk dari anggota parlemen Partai Buruh, Keith Vaz. Dengan mengakses data hasil Prism, yang mungkin juga mencakup data privasi warga Inggris, GCHQ dinilai menyiasati hukum Inggris. "Ini pengintaian melalui pintu belakang," katanya. Politikus Buruh lainnya, Yvette Cooper, meminta Perdana Menteri Inggris mengklarifikasi Komite Intelijen, yang memiliki tugas mengawasi GCHQ, intelijen domestik MI5, dan intelijen luar negeri MI6.
Ketua Komite Intelijen Sir Malcolm Rifkind mengaku memahami kegelisahan publik tentang aktivitas telik sandi GCHQ yang menjarah privasi warga biasa, dengan pembenar melindungi Inggris dari ancaman teroris. "Namun harus ada keseimbangan antara hak individu untuk privasi dan hak kolektif untuk keamanan kita."
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague membela GCHQ dan MI6, lembaga yang berada di bawah yurisdiksinya. "Hukum yang mengatur badan intelijen kita memiliki sistem checks and balances terkuat dibanding negara lain," ujar Hague di depan anggota parlemen, tiga hari setelah keluarnya berita itu.
Kontroversi berlanjut setelah Guardian, edisi 17 Juni, melansir adanya operasi penyadapan GCHQ terhadap politikus dan pejabat asing yang mengikuti dua Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di London, April dan September 2009. Komputer para diplomat itu dipantau dan panggilan telepon mereka disadap. Informasi ini dibuka ketika London menjadi tuan rumah KTT negara-negara G-8, Juni lalu.
Api makin besar akibat pemberitaan Guardian pada 21 Juni yang mengungkap penyadapan GCHQ terhadap sekitar 200 kabel serat optik yang keluar-masuk Inggris. Tiap kabel memiliki kapasitas transmisi data 10 gigabita per detik, sehingga GCHQ mampu mengakses arus informasi sebesar 21,6 petabita sehari—setara dengan kapasitas 4,83 juta DVD atau 191 kali seluruh koleksi buku di perpustakaan Inggris. Nama program GCHQ ini Tempora, sebuah program pemantauan elektronik klandestin yang dites pada 2008 dan mulai diaktifkan pada 2011.
Publik geram. Hak pemerintah menyadap didasari Regulation of Investigatory Powers Act 2000, yang mensyaratkan ada surat perintah pencegatan komunikasi, dengan target spesifik. Penyadapan GCHQ ke serat kabel optik bawah laut jelas menabrak ketentuan itu.
Kepala MI5 Sir Andrew Parker membela koleganya yang bermarkas di Cheltenham itu. Saat berpidato di lembaga pemikir di London, Royal United Services Institute, 8 Oktober lalu, ia menyitir bahwa lembaga yang dipimpin Ian Lobban sejak Juli 2008 itu memainkan peran penting dalam membantu MI5 dan polisi menghentikan banyak plot teroris dalam dekade terakhir. "Temuan-temuan ini memang tidak dapat diumumkan karena bisa mengakibatkan kekacauan," kata Parker. Dia secara implisit menyindir Guardian sebagai pihak yang memberikan angin segar kepada para teroris yang ingin menyerang Inggris.
Guardian pun menjadi "musuh" pemerintah. Setelah ada berita GCHQ mengakses data Prism, dua pejabat tinggi Inggris datang ke kantornya, menemui Pemimpin Redaksi Guardian Alan Rusbridger dan wakilnya, Paul Johnson. Mereka meminta Guardian mengembalikan semua dokumen Snowden karena itu adalah hasil curian, tapi gagal.
Saat berita bocoran dari Snowden tak berhenti, pekan berikutnya pejabat Inggris itu datang lagi dengan peringatan lebih keras. Pemerintah khawatir jaringan Guardian bisa diretas Cina dan Rusia. Namun Guardian berkukuh semua data aman. Tapi mereka tetap minta file itu sembari mengancam mengadukan ke pengadilan atau melaporkan ke polisi.
Rusbridger berusaha meyakinkan dua tamunya dengan mengatakan salinan file Snowden itu juga ada di media Amerika dan Brasil. "Tapi tampaknya mereka akan menggunakan proses hukum. Saya lebih suka menghancurkan salinan yang kami miliki daripada menyerahkannya kembali kepada mereka atau mengizinkan pengadilan membekukan pemberitaan kami."
Pada 20 Juli, komputer yang menyimpan file Snowden dihancurkan di ruang bawah tanah yang sepi di kantor Guardian di King's Place, King's Cross, London. Hard disk dan keping memori yang menyimpan file Snowden dihancurkan, disaksikan dua teknisi dari GCHQ. Wakil dari badan intelijen Inggris itu hanya mengambil foto-foto hard drive dan chip memori yang dihancurkan.
Perdana Menteri Inggris David Cameron membela kritik Parker. Di depan sidang parlemen pada 16 Oktober, Cameron mengatakan, "Guardian mengakui bahwa informasi itu mengancam keamanan nasional ketika mereka setuju menghancurkan file di komputernya saat diminta penasihat keamanan nasional dan sekretaris kabinet saya."
Parlemen Inggris mengakhiri debat soal itu dengan menugasi Komite Intelijen menggelar penyelidikan mulai 17 Oktober. Menurut Rifkind, penyelidikan Komite akan meliputi "kerangka hukum yang mengatur akses badan intelijen ke informasi pribadi" serta "penyelidikan yang lebih luas untuk memeriksa keseimbangan yang tepat antara privasi dan keamanan di era Internet".
Sejumlah lembaga pegiat isu hak asasi manusia skeptis terhadap penyelidikan Komite karena badan ini dianggap terlalu dekat dan bersimpati kepada intelijen. Menurut Guardian, salah satu penasihat hukum senior GCHQ mengatakan kepada koleganya bahwa "Komite Intelijen bersimpati atas kesulitan yang dihadapi badan intelijen".
Abdul Manan (Guardian, New York Times, BBC, Atlantic Wire)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo