Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Setelah Usamah Tamat

Jaringan Al-Qaidah belum mati dan menyiapkan calon pengganti Usamah bin Ladin. Sejumlah negara mewaspadai aksi balas dendam.

9 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TENGAH malam di Kota New York, Amerika Serikat. Sebuah karnaval dadakan seakan muncul dari kegelapan pekan lalu. Ratusan orang beriringan menuju lokasi Ground Zero. Ada yang berjalan hanya mengenakan piyama, ada juga yang naik sepeda atau taksi. Mereka berkumpul setelah mendengar pengumuman mengejutkan dari Gedung Putih: pelaku utama pengeboman gedung World Trade Center, Usamah bin Ladin, tewas di Pakistan. Mereka bersorak, mengibarkan bendera, dan menyanyikan lagu-lagu patriotik.

Kematian Usamah memang menyemburkan kegembiraan di Negeri Abang Sam. Sepuluh tahun ia menjadi buron nomor satu Amerika karena dianggap sebagai dalang tragedi pengeboman gedung World Trade Center, New York, 11 September 2001. Amerika pun membalas dengan menggempur Afganistan karena kelompok Taliban dituduh menyembunyikan Usamah. Riwayat Usamah akhirnya tamat di sebuah mansion seharga US$ 1 juta atau sekitar Rp 8,6 miliar di Kota Abbottabad, Pakistan, Ahad pekan lalu.

Penyergapan Usamah itu ditonton langsung Presiden BarackObama di Gedung Putih. Obama dan kabinetnya menyaksikan operasi 40 menit itu dari layar lebar melalui kamera pada helm pasukan elite Navy SEAL. Dalam keterangan pers sesaat setelah penyergapan, pejabat Gedung Putih menyatakan Usamah tewas setelah melakukan perlawanan dengan senjata. Kepala Kontraterorisme John Brennan mengatakan Usamah menggunakan istri mudanya sebagai tameng badan.

Sehari kemudian, Sekretaris Pers Gedung Putih Jay Carney memberi keterangan berlainan dengan Brennan. Menurut dia, Usamah tewas tanpa senjata. Selain itu, ia tak menggunakan istrinya, Amal al-Sadah, sebagai tameng. Amal berlari ke arah tentara, ditembak di bagian kaki, dan tak mati. Menurut Carney, Usamah ditembak di bagian kepala dan dada.

Gedung Putih juga tak mempublikasikan foto jenazah Usamah. Alasannya, foto tersebut dinilai tak pantas dipertontonkan kepada publik. Gambar itu mengerikan sehingga khawatir menimbulkan kemarahan. Presiden Obama mengatakan mungkin akan ada pihak yang tak percaya dan menyangkal tewasnya Usamah. ”Tapi fakta penting adalah Anda tak akan melihat Usamah bin Ladin berjalan di muka bumi,” kata Obama dalam wawancara dengan CBS 60 Minutes.

Tewasnya Usamah diyakini akan melemahkan kekuatan Al-Qaidah. Pada 2009, Jenderal Stanley McChrystal, komandan pasukan Amerika di Afganistan, mengatakan Al-Qaidah tak bisa dikalahkan kecuali Usamah ditangkap atau dibunuh. Di depan Kongres, Stanley mengatakan Usamah telah menjadi ikon dan mengembangkan Al-Qaidah menjadi organisasi lintas negara. ”Menangkap atau membunuh Usamah memang tak serta-merta menghentikan Al-Qaidah,” kata Stanley.

Balas dendam pengikut Usamah kini menjadi kekhawatiran sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal (Purnawirawan) Sutanto mengatakan belum mencium gerakan jaringan Al-Qaidah setelah tewasnya Usamah, meski tetap waspada karena ada link-nya di Indonesia.

Beberapa jaringan Al-Qaidah dalam sepekan lalu melancarkan ancaman. Pemimpin Al-Qaidah di Yaman bertekad membalas serangan Amerika. Kamis pekan lalu, kelompok bersenjata menyerang kendaraan polisi yang sedang melakukan patroli sehingga menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 20 lainnya di Abyan, Yaman.

Sebelum penyergapan Usamah, Al-Qaidah disinyalir memiliki senjata nuklir, yang akan digunakan kalau Amerika menyerbu. Informasi itu terungkap setelah situs WikiLeaks membocorkan data tahanan terorisme di Teluk Guantanamo. Al-Qaidah memiliki nuklir di Eropa, yang akan diledakkan kalau Usamah ditangkap atau tewas.

Setelah Usamah tewas, jaringan Al-Qaidah memang masih menebar ancaman. Hingga sekarang, Amerika masih mempunyai daftar orang paling diburu yang diduga berkaitan dengan jaringan teroris. Direktur Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) Leon Panetta mengatakan terorisme harus terus menjadi perhatian global. Menurut dia, kelompok teroris pasti akan menuntut balas sehingga perlu ekstrawaspada. ”Usamah mati, Al-Qaidah tidak,” kata Panetta.

Panetta mengatakan jaringan Al-Qaidah akan bergerak cepat menentukan pemimpinnya meski dalam keadaan terjepit. Sel Al-Qaidah ditengarai masih memiliki jaringan kuat di beberapa negara. Mereka juga memiliki kader yang diproyeksikan menjadi pemimpin. Namun, hingga akhir pekan lalu, Al-Qaidah belum merilis nama pengganti Usamah.

Ayman al-Zawahiri disebut-sebut sebagai calon pengganti Usamah. Ia menjadi kandidat kuat meski dinilai tak cukup karismatis seperti Usamah. Dokter bedah mata yang mendirikan kelompok militan Jihad Islam Mesir ini adalah orang kedua di organisasi Al-Qaidah. Ayman menjadi pemimpin operasi dan strategi, sedangkan Usamah figur ideologi dalam organisasi.

Warga Mesir ini disebut-sebut sebagai otak operasi serangan 11 September 2001. Dia juga didakwa karena perannya dalam pengeboman Kedutaan Besar Amerika di Afrika pada 1998. Di Mesir, Ayman divonis hukuman mati in absentia karena kegiatan Jihad Islam pada 1990-an. Ia berada persis di bawah Usamah dalam daftar 22 teroris paling dicari. Amerika menjanjikan hadiah hingga US$ 25 juta untuk kepala Ayman.

Putra Usamah, Saad bin Ladin, juga berpotensi menggantikan ayahnya. Saad terlibat dalam berbagai kegiatan Al-Qaidah. Ia membantu keluarganya meloloskan diri ke Iran sesaat setelah gedung World Trade Center meledak. Saad dikabarkan ditangkap pemerintah Iran pada 2003, tapi kemudian lolos ke Pakistan.

Al-Qaidah juga masih memiliki stok calon pengganti Usamah, seperti Saif al-Adel dari Mesir. Ia diduga membangun fasilitas latihan di Ras Kamboni, Somalia, untuk melawan Amerika. Ada juga Sulaiman Abu Gath asal Kuwait, yang pernah menjadi juru bicara Al-Qaidah. Organisasi ini juga memiliki Adam Gadahn, warga Amerika Serikat. Pada 2004, pengadilan Amerika menyebut Adam sebagai satu dari tujuh operator Al-Qaidah.

Siapa pun yang menjadi pengganti Usamah, dia jelas akan menjadi musuh nomor satu Amerika. Panetta mengatakan pemimpin kelompok teroris akan menjadi buruan nomor satu dan berakhir seperti Usamah. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton pun sesumbar bahwa Al-Qaidah tak akan menang melawan Amerika.

Riwayat Usamah memang sudah berakhir. Sesaat setelah mendengar kabar kematian pria asal Arab Saudi itu, seniman India, Sudarshan Pattnaik, membuat patung pasir mirip buku di pesisir Pantai Puri, wilayah timur India. Buku pasir berukuran 5 x 7 meter itu terbuka. Di satu sisi buku itu tersembul wajah Usamah dengan mimik marah, dan berjanggut dengan sorban menutupi rambut. Sisi kanan buku ditulisi ”The End”.

Yandi M. Rofiyandi (Reuters, AFP, The Telegraph)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus