TEKA-teki siapa pengganti Ferdinand Marcos rupanya pekan lalu
tersingkap, meski ini masih maunya sang presiden. Cesar Enrique
Virata, 52 tahun, adalah pengganti yang dimaksud Marcos. Ayah 3
orang anak, gemar main tenis dan pelota Filipina, Virata
dianggap jago dalam masalah ekonomi.
Sejak 1970, saat Filipina nyaris bangkrut karena utang, Virata
menjabat menteri keuangan. Dia berhasil mengerem nafsu berutang
dengan membentuk Badan Pengawas Utang Luar Negeri. Kemudian
diangkat jadi perdana menteri dan menjabat ketua- Komite
Eksekutif. Komite ini telah diorganisasi setelah Amandemen
Konstitusi menyatakan bahwa sebaiknya pemerintah membentuk suatu
mekanisme pengganti presiden, jika terjadi sesuatu atas diri
Marcos.
"Saya yakin dia bisa terpilih sebagai pengganti saya," kata
Marcos yang kini usianya 65 tahun. Marcos juga yakin bahwa pihak
militer dan anggota kabinet lainnya akan membantu Virata. "Istri
saya juga setuju," tambahnya.
Akhir-akhir ini banyak dugaan bahwa Imelda Marcos mempunyai
ambisi untuk menggantikan suaminya. Sering diutus ke luar negeri
mewakili presiden, Imelda juga menjabat Gubernur Manila, menteri
Lingkungan Hidup & Pemukiman dan anggota Komite Eksekutif.
Pengumuman Marcos tentang Virata ini diduga juga untuk melawan
centera burung tentan istrinya. Sang suami tidak menentang
adanya seorang presiden wanita, "tapi pokoknya," kata Marcos
lagi, "bukan untuk waktu sekarang ini."
Imelda Marcos konon juga mendapat dukungan Jenderal Fabian Ver,
yang menjabat KSAD, kepala Bakin Filipina dan juga mengepalai
Pasukan Pengawal Istana Kepresidenan. Tokoh lain yang
diberitakan ada nyali untuk menggantikan Marcos ialah menteri
pertahanan, Juan Ponce Enrile. Sangat kaya, raja industri
perkebunan kelapa dan juga anggota Kormte Eksekutif. Tapi
saingan Jenderal Enrile adalah sepupu Marcos sendiri, Jenderal
Fidel Ramos, orang kedua sesudah Jenderal Ver.
Dengan ditunjuknya Virata, terhapuslah semua dugaan tersebut
meskipun itu mungkin untuk sementara. Tetapi apa komentar
Virata? Sambil menghirup bir, dia menjawab: "Saya tidak
mempunyai ambisi politik. Lagi pula, jabatan itu 'kan masih
lama."
Ferdinand Marcos telah menduduki kursi kepresidenan selama 16
tahun. Jabatannya akan berakhir di tahun 1987. Bila perlu ketua
Komite Eksekutif berwenang mengumumkan pemilu dalam waktu 90
hari, tapi rupanya Virata tak akan melangkah begitu.
Virata terkenal sebagai tokoh internasional dalam masalah
moneter, dan pernah menjabat ketua Bank Pembangunan Asia
(1979-1980). Dalam dunia politik, Virata terkenal dengan sebutan
tokoh yang berdiri di "bayang-bayang Imelda Marcos". Bukan itu
saja. Karena mendapat pendidikan ekonomi di Philadelphia, orang
menamainya si Pirang dari Amerika. Rambutnya memang agak pirang
dan kini banyak putihnya.
Pendapat lain ialah Virata adalah tokoh transisi saja. Artinya,
dia mungkin jadi presiden sampai munculnya tokoh politik
Filipina yang baru. Masih disangsikan kepribadiannya untuk
mengatasi dunia politik Filipina. Mungkin berusaha mempopulerkan
dirinya, Virata akhir-akhir ini sering pergi ke daerah. "Tapi
pidatonya sangat membosankan," tulis Bulletin Today. Lagi pula,
Virata berpidato dalam bahasa Inggris.
Filipina tampaknya memerlukan keajaiban untuk mengatasi
keruwetan ekonomi dan konflik sosial. Utang Filipina mencapai
US$ 15,3 milyar. Ekspornya kurang melaju, dan Anggaran Belanja
1983-nya sudah disertai ramalan defisit.
Dan lingkaran oposisi yang menentang rezim Marcos semakin kuat.
Telah ada penangkapan terhadap aktivis buruh. Ada perlawanan
gerakan komunis bawah tanah dan gerilyawan New People's Army.
Kelompok Marcos kemudian bermusuhan dengan kaum Katolik yang
ratikal.
Menteri Pertahanan Enrile telah mengumumkan bahwa siapa saja
yang bisa membawa Pastor Balweg hidup atau mati akan mendapat
hadiah 130.000 Desos (US$ 15 ribu). Biarawan seperti Zacharias
Agatep dan Bruno Ortega sudah lama masuk daftar hitam karena
diduga membantu kaum gerilyawan kiri.
Konperensi tengah tahunan biarawan Katolilc akhir-akhir ini
melahirkan pula sebr . resolusi, yang memprotes keras tindakan
pemerintahan Marcos menyiksa dan menahan ratusan orang tak
berdosa. Isi protes ini dibacakan di depan jemaat gereja.
Marcos mencoba tapi gagal merangkul kaum Katolik. Lebih-lebih
setelah koran We Forum diberangus Desember lalu . Kemudian
mingguan Panorama (dari grup Bulletin Today) sedang diajukan ke
pengadilan karena tuduhan penghinaan. Bulletin Today, harian
milik teman Marcos, selama ini mencoba menghindari tulisan yang
mengkritik penguasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini