Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Janji menjelang KTT

Kursi kampuchea tetap akan kosong di KTT di New Delhi, sementara vietnam mengulang janjinya untuk menarik mundur pasukannya. (ln)

5 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUARA lantang bergema dari Vientiane dan Kuala LumDur beberapa hari sebelum KTT Non-Blok limulai di New Delhi pekan ini. Di Vientiane para pemimpin Vietnam menyuarakan tekad untuk menarik mundur sebagian tentara mereka dari Kampuchea tahun ini juga. Menurut Menlu Thailand Siddhi Savetsila, janji itu jauh dari keyakinan. Tahun silam penarikan tentara Vietnam juga sudah dikumandangkan oleh Hanoi. Kenyataannya di Kampuchea kini 180.000 tentara Vietnam bercokol. Bahkan pasukan artilerinya diperkuat oleh pesawat tempur MiG-21. Vietnam sebenarnya, sebelum penarikan total terlaksana, tetap menuntut: dihentikannya ancaman Cina terhadap rezim Heng Shamrin, dihentikannya pemakaian wilayah Thailand oleh para "pembangkang" Kampuchea, dan adanya daerah damai di perbatasan Thailand-Kampuchea. Dari Kuala Lumpur Menlu Tan Sri Ghazali menegaskan penarikan sebagian tentara Vietnam "sangat kecil artinya". Menurut Menlu Malaysia itu, ASEAN menuntut penarikan tentara Vietnam secara menyeluruh, kemudian ada penentuannasib sendiri untuk Kampuchea berdasarkan resolusi PBB. Pernyataan itu dilontarkan lagi dalam acara wawancara Tan Sri Ghazali bersama Menlu Thailand Siddhi Savetsila. "Saya kira Vietnam cuma mau bersuara saja menjelane KTT Non-Blok di New Delhi," tambah Siddhi. Di Kuala Lumpur kedua Menlu itu membahas persoalan bilateral. Kemudian mereka bersama Menlu Singapura Danabalan membahas persiapan untuk KTT Non-Blok di New Delhi. Singapura konon akan mengedarkan sebuah dokumen yang menyerang keras sikap Kuba. KTT Havana- tahun 1979 lewat konsensus yang amat diragukan telah mengecap Gerakan Non-Blok sebagai sekutu wajar Uni Soviet. Sikap memihak ini melanggar asas Non-Blok, dan kabarnya akan diluruskan kembali oleh India lewat KTT di New Delhi. Tapi, mengingat kepentingan nasionalnya sendiri, India diperkirakan tidak akan mudah meluruskan asas itu. Maka Singapura maju. Singapura mengingatkan 97 negara anggota bahwa Gerakan Non-Blok akan tidak relevan bila gagal mengatasi krisis model Havana itu. New Delhi tidak mengundang Pangeran Norodom Sihanouk dan membiarkan kursi Kampuchea kosong. Maka kritik keras dan lunak dilontarkan ke New Delhi terutama dari kubu ASEAN. Puncaknya munekin dokumen Singapura itu. India juga tetap tidak mengeluarkan visa untuk Heng Shamrin, pemimpin pro-Vietnam yang kini berkuasa di Phnom Penh. Tapi konon India masih bersedia memberi visa untuk Sihanouk, satu-satunya tokoh perintis Non-Blok yang masih hidup, asalkan sidang KTT memutuskan demikian. Tentang Kampuchea Menlu Mochtar Kusumaatmadja pekan silam menyatakan, "Kita berusaha memperjuangkannya tanpa mengorbankan Gerakan Non-Blok." Berita spekulasi sebelumnya beredar di Bangkok bahwa Indonesia, Malaysia, dan Singapura akan keluar dari Gerakan Non-Blok jika Sihanouk tidak diundang. Justru Indonesia menetapkan sasaran: pemurnian prinsip Non-Blok, bukan meninggalkan gerakan itu, di saat super pozuer berseteru hebat. "Yang dites sekarang bukan Kampuchea, tapi Non-Blok," tandas Menlu Mochtarù

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus