PRESIDEN Roh Tae-Woo berangsur-angsur menghilangkan noda-noda hitam Republik Kelima Korea Selatan. Senin pekan ini, ia merombak kabinet untuk menumbuhkan citra baru bagi kepemimpinannya. Roh mengganti 19 menteri, enam di antaranya anggota Kabinet Presiden Chun Doo-Hwan, dengan orang-orang baru. Selain itu, empat jabatan menteri yang tadinya dijabat tokoh-tokoh militer diberikannya kepada orang-orang sipil. Wajah-wajah baru dalam kabinet Roh, antara lain, Kang Young-Hoon, 66 tahun, yang ditunjuk menjabat perdana menteri menggantikan Lee Hyun-Jae. Kang, doktor ilmu politik lulusan Universitas Southern California, adalah tokoh yang cukup populer di kalangan mahasiswa. Roh juga menunjuk orang kampus untuk menduduki posisi deputi perdana menteri mendampingi Kang. Dialah Choo Son, 60 tahun, guru besar ilmu ekonomi pada Universitas Nasional Seoul. Choo, yang dikenal sebagai pengecam keras kebijaksanaan ekonomi yang dijalankan Presiden Park Chung Hee maupun Chun, akan membawahkan Dewan Perencana Ekonomi. Jabatan penting lain yang dipercayakan Roh kepada teknorat Sipil adalah menteri pendidikan, kehakiman, dan keuangan. Kursi menteri dan jabatan setingkat menteri yang masih dipegang militer tinggal menteri pertahanan, pertanian, dan ketua badan perencanaan keamanan nasional. Yang dipercayakan menjabat menteri pertahanan adalah Jenderal Lee Sang-Hoon, 55 tahun, teman seangkatan Roh di Akademi Militer. Meski Roh mencoba menumbuhkan citra seorang demokrat lewat kabinet barunya, toh itu tak mengurangi suara sumbang pihak oposisi. Mereka masih melihat kabinet baru Roh didominasi orang-orang lama. Senin lalu, tokoh oposisi Kim Dae-Jung, yang memimpin Partai Perdamaian dan Demokrasi (PDP), menuduh sebagian besar menteri baru itu berperan penting dalam Republik Kelima. Pemimpin oposisi lain, Kim Young-Sam, bahkan pesimistis kabinet baru ini "akan mampu memeriksa penyelewengan yang dilakukan Chun Doo Hwan." Protes terhadap perombakan kabinet ini tak hanya datang dari kelompok oposisi. Juga dari orang-orang DJP, partai yang dipimpin Roh. Faksi DJP di Parlemen, kebanyakan orang-orang militer pendukung Chun, dikabarkan tak puas dengan tindakan Roh kali ini. Mereka bahkan meragukan kepemimpinan Roh dalam DJP. Sementara itu, mahasiswa-mahasiswa radikal, yang tak puas dengan keputusan pemberian amnesti kepada bekas Presiden Chun, terus melakukan demonstrasi. Seiichi Okawa (Tokyo) dan Didi Prambadi (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini