Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gelombang Panas Ekstrem Melanda Asia

Gelombang panas ekstrem yang melanda Asia telah mendorong Bangladesh menutup kembali semua sekolah.

5 Mei 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bangladesh

Panas Ekstrem Melanda Asia

GELOMBANG panas ekstrem yang melanda Asia belakangan ini telah mendorong Mahkamah Agung Bangladesh menutup kembali semua sekolah pada Senin, 29 April 2024, setelah pemerintah menutup sekolah selama sepekan dan sempat membukanya pada Ahad, 28 April 2024. Suhu panas di sana mencapai 42 derajat Celsius, 16 derajat lebih tinggi dari rata-rata tahunannya. Ini penutupan sekolah kedua kali setelah pemerintah menutup sekolah menengah pada Juni 2023 karena suhu ekstrem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penutupan sekolah ini berdampak pada 33 juta anak-anak. “Anak-anak di Bangladesh termasuk yang termiskin di dunia dan penutupan sekolah akibat udara panas seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua. Para pemimpin perlu bertindak sekarang untuk segera mengurangi pemanasan suhu serta mempertimbangkan anak-anak—terutama mereka yang terkena dampak kemiskinan, kesenjangan, dan diskriminasi—dalam pengambilan keputusan dan pendanaan iklim,” kata Shumon Sengupta, Direktur Save the Children International untuk Bangladesh, dalam pernyataannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Negara-negara lain juga segera bertindak. Filipina menangguhkan sekolah tatap muka di semua sekolah negeri selama dua hari, 29-30 April 2024. Keputusan ini diambil setelah Manila didera suhu 38,8 derajat Celsius, suhu tertinggi yang pernah mereka alami. Namun Ketua Senat Juan Miguel Zubiri tetap mendesak Departemen Pendidikan dan Komisi Pendidikan Tinggi mengembalikan awal kalender akademik ke bulan Agustus, yang sejak masa pandemi Covid-19 berubah menjadi Juni.

Menurut Zubiri, pengembalian bertahap ke kalender sekolah pada tahun ajaran (SY) 2025-2026 akan makin membuat siswa dan guru menghadapi bahaya kesehatan pada musim panas mendatang. “Selain bahaya panas ekstrem memapar siswa dan guru kita, sejujurnya saya yakin kondisi cuaca selama musim panas tidak kondusif untuk pembelajaran,” ujarnya, seperti dikutip kantor berita Filipina, PNA.

Negara-negara lain juga terkena sengatan panas. Di Thailand, setidaknya 30 orang meninggal karena panas ekstrem sepanjang 2024. Departemen meteorologi memperingatkan adanya “kondisi buruk” setelah suhu di provinsi utara Thailand melebihi 44,1 derajat Celsius pada Sabtu, 27 April 2024. Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan India juga terancam menghadapi suhu yang bisa melebihi 40 derajat Celsius.


Arab Saudi

Pemenjaraan Instruktur Kebugaran

Manahel al-Otaibi berswa foto. Istimewa

AMNESTY International dan ALQST, organisasi hak asasi manusia Arab Saudi yang berbasis di Inggris, meminta pemerintah Saudi segera dan tanpa syarat membebaskan Manahel al-Otaibi, instruktur kebugaran 29 tahun dan aktivis hak-hak perempuan, dari penjara pada Selasa, 30 April 2024. Manahel dibui dengan dakwaan terorisme.

“Dengan menangkapnya dan kini menjatuhkan hukuman keterlaluan ini kepadanya, Saudi sekali lagi memperlihatkan sifat kesewenang-wenangan dan kontradiktif dengan apa yang mereka sebut reformasi dan tekad mereka untuk terus mengontrol perempuan Saudi,” kata Lina Alhathloul, Kepala Bidang Pemantauan dan Advokasi ALQST, dalam pernyataannya.

Pada November 2022, Manahel ditangkap atas tuduhan terorisme. Dia dituduh melanggar Undang-Undang Anti-Kejahatan Siber dan undang-undang yang berkaitan dengan perempuan, seperti sistem perwalian laki-laki dan aturan berhijab; menyerukan penghentian sistem perwalian laki-laki melalui media sosial; mempublikasikan video dengan “pakaian tidak senonoh”; serta pergi ke toko tanpa mengenakan abaya. Adiknya, Fawzia al-Otaibi, menghadapi tuduhan serupa, tapi dia melarikan diri dari Saudi karena takut ditangkap.

Pengadilan Kriminal Khusus menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara terhadap Manahel pada Januari 2024, tapi putusan itu baru tersiar sekarang setelah Misi Tetap Saudi di Jenewa memberikan keterangan atas permintaan European Saudi Organisation for Human Rights dan sembilan organisasi masyarakat sipil. Keluarga Manahel bahkan tidak mendapat akses terhadap dokumen pengadilan dan bukti yang diajukan terhadapnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Kini meliput isu internasional. Sebelumnya menulis berbagai topik, termasuk politik, sains, dan seni. Pengasuh rubrik Pendapat dan kurator sastra di Koran Tempo serta co-founder Yayasan Mutimedia Sastra. Menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (Kemitraan Partnership, 2020). Lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus