Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAGHOUZ - Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF) yang didukung Amerika Serikat sejak Ahad lalu melancarkan serangan ke kantong terakhir kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah timur. Serangan itu dimaksudkan untuk memusnahkan jejak terakhir kekhalifahan ISIS yang pernah mencakup sepertiga kawasan Irak dan Suriah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ledakan dan asap membubung di Desa Baghouz setelah pasukan SDF pimpinan Kurdi melancarkan serangan mulai sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Pertempuran dimulai lagi setelah batas waktu bagi milisi ISIS untuk menyerah berakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rustam Hasake, seorang komandan SDF, mengatakan beberapa terowongan ISIS dihancurkan oleh pasukan SDF. "Kami telah membebaskan sejumlah orang di Baghouz. Kami menyerang dengan dukungan koalisi internasional dari udara dan darat," ujar dia seperti dilansir Al Jazeera, kemarin.
Baghouz, sebuah desa di dekat Sungai Eufrat, Suriah timur, merupakan kantong pertahanan yang masih dikuasai ISIS. Pasukan koalisi pimpinan Amerika pada pekan lalu memperlambat serangan karena sejumlah kecil warga sipil ditahan dan dijadikan perisai manusia oleh ISIS. Militer berupaya melindungi warga sipil di sana dan memastikan pertempuran segera berakhir.
Dikuasainya Baghouz akan menjadi tonggak penting selama empat tahun serangan terhadap kelompok ISIS di Suriah dan Irak. Serangan dilakukan setelah ribuan orang meninggalkan desa kecil di dekat perbatasan Irak itu. Menurut seorang komandan SDF di pinggiran Baghouz, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Ali Sheikh, sebanyak 3.000- 4.000 perempuan dan anak-anak diyakini masih berada di Baghouz bersama sekitar 500 milisi ISIS. Dia mengatakan, untuk meminimalkan korban, pasukan SDF akan menyerang dengan dukungan serangan udara pasukan koalisi.
Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 10 ribu warga sipil dievakuasi dari Baghouz. Tapi, sejak Jumat akhir pekan lalu, hanya sekelompok kecil yang tersisa. "Pasukan kami sekarang siap untuk memulai dan menyelesaikan apa yang tersisa di tangan ISIS," ujar Mustafa Bali, juru bicara SDF.
Mustafa memastikan tidak ada warga sipil yang ada di kantong pertahanan ISIS di perbatasan Irak tersebut. Sejak akhir pekan lalu, pasukan SDF sudah mengamati kawasan Baghouz dan tidak menemui lagi warga sipil. "Operasi militer telah dimulai. Pasukan kami sekarang bentrok dengan para teroris dan serangan dimulai," katanya.
Dilansir Associated Press, pesawat tempur dan pesawat nirawak berputar-putar di atas Baghouz yang sudah terkepung. Ledakan dan kebakaran terlihat di Baghouz saat terjadi tembakan artileri dan roket secara intens. Mustafa mengatakan pesawat tempur menyerang amunisi para ekstremis. "Pertempuran itu langsung dan intens," kata Bali. Menurut dia, sejauh ini belum ada korban di antara pasukan SDF.
Seorang koresponden kantor berita Reuters melihat pasukan SDF merangsek ke kawasan di Baghouz setelah milisi ISIS menarik diri dari sana. Para pejuang SDF mengumpulkan beberapa amunisi dan senapan yang ditinggalkan oleh kelompok bersenjata itu. Mustafa mengatakan lebih dari 4.000 milisi ISIS menyerah kepada SDF dalam sebulan terakhir.
Puluhan ribu orang keluar dari wilayah yang dulu dikuasai ISIS itu dalam beberapa bulan terakhir. Badan-badan bantuan, termasuk Save the Children, lembaga nirlaba yang membantu menangani pengungsi dan anak-anak, terus berupaya mengatasi gelombang warga.
Belum ada tanggapan dari ISIS mengenai serangan yang disebut-sebut sebagai benteng terakhir mereka di Baghouz itu. Seorang bekas milisi ISIS yang menyerah kepada SDF mengatakan kelompok itu telah mengirim ratusan orang keluar dari Baghouz untuk membangun "sel-sel tidur" di wilayah lain.
REUTERS | ASSOCIATED PRESS | AL JAZEERA | SUKMA LOPPIES
Derita Anak-anak dalam Kepungan ISIS
Ribuan anak dari seluruh dunia yang terjebak di Suriah menghadapi masa depan tak pasti dan berbahaya. Perang delapan tahun di Suriah membuat sepertiga anak-anak selalu atau sering merasa tidak aman.
Tak kurang dari 3.000 perempuan dan anak-anak diyakini masih berada di kawasan Baghouz bersama sekitar 500 milisi ISIS. Baghouz di wilayah timur Suriah merupakan benteng terakhir yang masih dikuasai kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Jumlah itu hampir sama seperti yang diungkapkan Save the Children, bahwa lebih dari 2.500 anak-anak dari 30 negara berada di tiga kamp di Suriah.
Lina, 13 tahun, yang melarikan diri dari pengepungan di Ghouta Timur dan sekarang tinggal di Idlib, mengatakan perang telah merenggut masa kanak-kanaknya. "Orang tua saya terbunuh empat tahun lalu ketika bom mortir menghantam rumah kami. Saya berharap akan mengikuti mereka, tapi Tuhan punya rencana lain. Saya tidak ingin apa pun kecuali pendidikan. Saya berharap dunia dapat melihat dan membantu kami."
Konflik di Suriah telah memasuki tahun kesembilan pada 15 Maret ini. Dari survei terhadap lebih dari 365 anak di Idlib, Aleppo, al-Raqqa, dan al-Hassakeh, terdapat beberapa hal penting yang diinginkan mereka. Di antaranya, terpisah dari keluarga adalah masalah utama. Setelah krisis di Suriah, mayoritas 98 persen menyatakan bersama dengan keluarga merupakan hal yang penting bagi kebahagiaan mereka.
ASSOCIATED PRESS | SAVE THE CHILDREN | RELIEF WEB | BBC | SUKMA LOPPIES
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo