Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengkritik Prancis dan Jerman setelah dia tidak diundang untuk makan malam di Paris dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Reuters Kamis, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu Zelensky pada Rabu malam menjelang KTT Uni Eropa pada Kamis. Tetapi tidak seperti tahun lalu, ketika Perdana Menteri Italia saat itu Mario Draghi bekerja sama dengan Macron dan Scholz dalam konflik Ukraina, Meloni diabaikan oleh kedua pemimpin negara sekutunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara kepada wartawan ketika dia tiba di KTT Brussel, Meloni, yang mulai menjabat Oktober lalu, mengatakan dia menganggap penghinaan itu "tidak pantas". "Saya pikir kekuatan kita dalam pertarungan ini adalah persatuan," kata dia.
Meloni kemudian bertemu Zelensky di sela-sela pertemuan Uni Eropa.
Ditanya tentang komentarnya, Macron mengatakan menurutnya makan malam pada Rabu sudah pas.
"Seperti yang Anda ketahui, Jerman dan Prancis memiliki peran khusus dalam masalah Ukraina selama delapan tahun," katanya kepada wartawan. Ia merujuk pada mediasi bersama oleh kedua negara yang mencoba, dan gagal, untuk mencegah konflik antara Rusia dan Ukraina.
Namun, keadaan berbeda ketika Draghi, mantan presiden Bank Sentral Eropa, menjadi perdana menteri Italia. Draghi bepergian dengan Macron dan Scholz ke Kyiv dengan kereta Juni lalu, dan memainkan peran utama bersama mereka dalam membentuk oposisi Uni Eropa terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Meloni telah berjanji untuk mempertahankan sikap pro-Ukraina yang sama, meskipun beberapa sekutu koalisinya merasa was-was. Perdana menteri perempuan Italia pertama itu mengatakan kepada wartawan bahwa memberikan bantuan kepada Kyiv adalah cara terbaik untuk mewujudkan perdamaian.
Menggarisbawahi kesediaannya untuk mendukung Kyiv, Italia dan Prancis menyelesaikan pembicaraan teknis minggu lalu untuk pengiriman bersama sistem pertahanan udara SAMP/T-MAMBA ke Ukraina pada musim semi tahun ini.
Namun, merek politik ultranasionalis Meloni telah membuatnya berselisih dengan Macron dan Scholz dalam berbagai masalah lain. Hubungan dekat yang dijalin Draghi dengan Paris dan Berlin tampaknya tinggal kenangan.
November lalu, Paris menuduh pemerintah baru Meloni melanggar ikatan kepercayaan dan melanggar hukum internasional dengan menolak menerima migran yang diselamatkan oleh kapal penyelamat amal. Kapal itu akhirnya berlabuh di Prancis sebagai gantinya.
Awal pekan ini, para menteri Prancis dan Jerman terbang ke Washington bersama-sama untuk membahas subsidi AS yang diperebutkan dengan mitra AS mereka, tidak termasuk Italia, yang merupakan produsen terbesar kedua di Uni Eropa setelah Jerman.
REUTERS