Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Taliban meminta bantuan Uni Eropa untuk mengoperasikan bandar Kabul di Afghanistan. Taliban ingin agar Bandara Afghanistan tetap beroperasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pembicaraan yang berlangsung akhir pekan lalu, Uni Eropa dan Taliban juga terlibat pembicaraan tentang situasi kemanusiaan di Afghanistan. Pembicaraan berlangsung di Doha, ibu kota Qatar, yang diikuti pejabat senior kedua pihak. Setelah ini dalam dua pekan ke depan, Taliban dan Amerika Serikat akan memulai negosiasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Layanan Tindakan Eksternal Eropa (EEAS) Uni Eropa menyatakan pembicaraan dengan Taliban bukan berarti pengakuan terhadap pemerintahan sementara kelompok ini di Afghanistan. Pembicaraan tersebut merupakan bagian dari keterlibatan operasional Uni Eropa demi kepentingan Eropa dan rakyat Afghanistan.
Delegasi Taliban dipimpin oleh menteri luar negeri sementara Amir Khan Mutaqqi. Ia didampingi oleh menteri sementara untuk pendidikan dan kesehatan, penjabat gubernur bank sentral, pejabat dari kementerian luar negeri, keuangan dan dalam negeri.
Pihak Uni Eropa dipimpin oleh utusan khusus untuk Afghanistan Tomas Niklasson. Hadir pula pejabat , dari EEAS dan layanan Komisi Eropa yang menangani bantuan kemanusiaan, kemitraan internasional, dan migrasi.
Dalam pernyataannya, Uni Eropa mengatakan bahwa Taliban akan menepati janjinya tentang amnesti bagi warga Afghanistan yang berseberangan. Amnesti akan diberikan untuk warga Afghanistan yang telah menentang Taliban selama dua dekade pemerintahan yang dibentuk Barat. Warga Afghanistan ini ramai-ramai meninggalkan negaranya setelah Taliban berkuasa.
Pihak Taliban berkomitmen kembali mengizinkan warga Afghanistan dan orang asing pergi jika mereka menginginkannya. Untuk itu Taliban ingin agar bandara Kabul tetap beroperasi.
"Kedua belah pihak menyatakan keprihatinan mendalam tentang situasi kemanusiaan yang memburuk di Afghanistan saat musim dingin tiba," kata pernyataan Uni Eropa.
Pihak Uni Eropa menekan Taliban agar menciptakan pemerintahan inklusif dan mendorong demokrasi. Selain itu memastikan anak perempuan memiliki akses yang sama ke sekolah, dan mencegah Afghanistan menjadi basis bagi kelompok terorisme.
Uni Eropa menyarankan pula jika Taliban memenuhi persyaratan Uni Eropa, akan dapat membuka pembiayaan tambahan untuk penguasa baru Afghanistan yang kekurangan uang.
Taliban menegaskan kembali bahwa mereka akan menegakkan hak asasi manusia sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Taliban juga akan menyambut kembali misi diplomatik yang telah ditutup.
Baca: Taliban Bunuh Dokter Muda karena Tak Berhenti di Pos Pemeriksaan
NDTV