Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tawar Menawar Dengan Ayatullah

As menawarkan separoh dari jumlah uang yang dituntut iran untuk membebaskan sandera. iran menanti reagan berkuasa di as. ada konflik di tubuh pemerintah iran. (ln)

10 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NASIB 52 sandera Amerika Serikat di tangan Iran tadinya sukar ditebak. Tuntutan US$24 milyar yang diajukan Iran sebagai syarat pembebasan sandera, kata Menteri Luar Negeri Edmund Muskie, "tidak masuk akal" -- di luar wewenang Presiden Jimmy Carter untuk memenuhinya. Tapi setelah melakukan serangkaian negosiasi dengan berbagai pihak akhirnya AS menawarkan separuh dari jumlah yang dikehendaki Iran. Dan AS pekan lalu berharap akan mendapat jawaban positif, paling lambat 16 Januari. Batas waktu itu, menurut koran Washington Pos yang mengutip sumber Gedung Putih, bukan ultimatum, melainkan sekedar memungkinkan Carter melaksanakan usul pihak AS sebelum jabatannya berakhir. "Carter tidak mau mewariskan kepada penggantinya suatu perundingan yang masih dalam keadaan meragukan. Sehingga membatasi peluang pemerintah baru AS untuk mencari jalan penyelesaian lain," tulis Washington Post. Serah terima antara Carter dan presiden terpilih Ronald Reagan akan berlangsung 20 Januari. Radio Teheran, sehari setelah AS melansir keinginannya, menurunkan komentar "Sama sekali tidak mungkin mereka (para sandera AS) dibebaskan sebelum Reagan menggantikan Carter." Stasiun radio ini juga menggarisbawahi pernyataan Ayatullah Alamah Yahya Nuri yang mendesak pemerintah Iran untuk menghentikan tawar-menawar dengan AS, dan mengadili semua sandera sebagai mata-mata. Keinginan Iran untuk menanti Reagan naik panggung dan setelah itu melakukan negoslasi baru diawab oleh Edwin Messe III yang bakal menjadi penasihat Gedung Putih. Iran tidak akan memperoleh persyaratan lebih baik dari pemerintah baru, katanya. Sementara Reagan atas pernyataan reporter koran Los Angeles Sunday tentang uang tebusan untuk sandera mengatakan "Saya kira anda tidak akan menebus mereka yang diculik oleh orang barbar." Pernyataan Reagan itu ditafsirkan macam-macam di Iran. Suratkabar Ettelaat, dikenal berhaluan keras, menulis bahwa AS yang mengalami frustrasi akibat masalah sandera yang berkepanjangan itu akan mencoba menyerbu Iran. "Penyerbuan itu bakal terjadi tak lama lagi," kata tajuk Ettelaat. "Motifnya ialah AS ingin menaikkan kembali prestise internasionalnya yang sekarang jatuh sekali akibat krisis sandera." Usaha pembebasan di luar jalur diplomasi pernah dilakukan AS, 25 April 1980 Tapi operasi yang pakai nama sandi Cabaya Biru itu gagal. Ke-52 sandera itu ditahan sejak 4 November 1979. Mereka ditempatkan secara terpisah di berbagai lokasi guna mencegah terulangnya pembebasan lewat jalan kekerasan. Kuasa Usaha Bruce Laingen dan dua diplomat AS lainnya, Victor Tomseth dan Michael Howland, semula ditahan di gedung Kementerian Luar Negeri Iran. Tapi ketiganya pekan lalu dipindahkan ke lokasi rahasia. Kecuali kelompok mahasiswa revolusioner yang menyandera dan sejumlah tokoh Iran, kini tak seorang pun yang tahu di mana semua warga AS itu ditahan. Juga tidak ada keterangan terperinci mengenai mereka. Wajah para sandera baru saja terlihat di suratkabar dan televisi dunia bertepatan dengan perayaan Natal. Mereka, antara lain, diperlihatkan tengah menerima komuni kudus dari wakil Vatikan dan tiga rohaniwan Kristen Iran. Dutabesar Kepausan Anibale Bugnini yang mengaku bertemu dengan sekitar 25 sampai 30 sandera mengatakan keadaan mereka tiada beda dengan setahun lalu, masih punya moral amat tinggi. Yang terlihat di layar televisi memang begitu. Depresi Perayaan Natal untuk sandera -- berlangsung selama empat jam, 24 Desember malam -- diadakan di suatu tempat yang hanya diketahui oleh orang tertentu. Bugnini sendiri tidak tahu di mana. Sebab ia, juga para rohaniwan lainnya, dijemput dengan bis dan dengan mata tertutup. Yang diketahuinya ialah lokasi itu berjarak setengah jam perjalanan dari tempat kediamannya. Walau fisik sandera di layar televisi terlihat baik, pihak AS masih menyangsikan keadaan psikologis mereka. "Mereka itu tampak depresi," kata ahli jiwa Dr. Steve Pieczenik dari Los Angeles. "Walau telah dibebaskan nanti, mereka sepanjang hidup akan tertekan batin." Iran tak hanya dirongrong oleh tawar menawar soal sandera. Juga merepotkannya soal anasir anti-Khomeini dan perang melawan Irak. Golongan ekstrim kiri Iran dua minggu lampau terlibat bentrokan sengit dengan Pengawal Revolusi Iran (PRI) yang mengakibatkan beberapa orang tewas dari kedua pihak. PRI dan golongan militer konon bertikai pula mengenai kelanjutan perang melawan Irak. Pertentangan pendapat ini, menurut Ayatullah Khomeini, hanya memperlemah posisi Iran. Pemimpin revolusi Iran itu pekan lalu menggembleng para Dubes Iran yang berseminar di Teheran. "Janganlah hidup boros," demikian nasihatnya. Tapi mungkin sudah tiada lagi yang bersisa untuk diboroskan, akibat perang dan penyanderaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus