Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAGI aktor cum aktivis Sean Penn, mewawancarai gembong kartel narkotik Sinaloa, Joaquín Archivaldo "El Chapo" Guzmán Loera, merupakan impian yang harus terwujud. Pemenang dua Piala Oscar ini telah menyimpan kekaguman terhadap orang yang bertanggung jawab memasok sebagian besar kokain, heroin, methamphetamine, dan ganja ke Amerika Serikat itu.
"Sebagai warga Amerika, saya ingin menyaksikan sendiri bagaimana penggambaran pemerintah dan media terhadap orang-orang yang mereka sebut sebagai musuh," Penn menulis dalam artikel di majalah Rolling Stone bertajuk "El Chapo Speaks", yang terbit sehari setelah Guzmán ditangkap otoritas Meksiko pada Jumat dua pekan lalu. Guzmán melarikan diri dari penjara pada Juli tahun lalu sehingga pemerintah Meksiko menggelar operasi besar-besaran untuk menangkapnya.
Guzmán menjadi duri dalam daging bagi pemerintah Amerika Serikat dan Meksiko. Tujuh negara bagian di Amerika menuntut "El Chapo" atau "Pendek" diekstradisi dari Meksiko dan didakwa atas penjualan narkotik.
Penn menulis Guzmán kini menjadi bandar narkotik nomor wahid di dunia setelah Pablo Escobar, gembong kartel legendaris, mangkat. Meski begitu, "Dibanding gembong kartel lain, Guzmán adalah pengusaha. Ia tidak melakukan kekerasan selama tidak diserang." Penn menyebut "El Chapo" sebagai presiden bayang-bayang bagi pemimpin Meksiko saat ini, Pena Nieto. "Guzmán berhasil memperoleh kepercayaan warga miskin Sinaloa karena membagi pendapatannya untuk menyediakan layanan kesehatan, menyediakan makanan, hingga membangun jalan."
Impian pria 55 tahun itu mulai menjadi rencana nyata ketika pada Agustus tahun lalu ia diperkenalkan oleh aktris telenovela kondang asal Meksiko, Kate del Castillo. Perempuan 43 tahun ini memiliki hubungan dengan Guzmán sejak cuitan dukungannya via Twitter pada 2012. Penn memanfaatkannya sebagai pintu masuk.
Sejak saat itulah ide untuk mewawancarai Guzmán bagi majalah mulai muncul dalam benak Penn. Adapun Del Castillo semata ingin bekerja sama dengan salah satu tokoh kondang Hollywood agar dapat melancarkan idenya membuat film biopic tentang El Chapo. Del Castillo pun mulai membujuk Guzmán melalui sejumlah pesan pendek pada September tahun lalu, yang diungkap harian Meksiko, Grupo Milenio, pada Kamis pekan lalu.
Guzmán, yang tak mengenal Penn, akhirnya menyetujui permintaan Del Castillo agar mereka bertemu. "El Chapo tergila-gila pada sang aktris yang disebutnya hermosa alias cantik, sehingga ia menyetujui wawancara itu. Bagi dia, yang penting ia akhirnya dapat menemui Kate secara langsung," ujar seorang pejabat Meksiko yang enggan disebutkan namanya kepada harian Spanyol, El Pais, seperti dikutip Daily Mail pada Kamis pekan lalu.
Jadwal pertemuan pun dipastikan. Pada 2 Oktober tahun lalu, Penn bersama Del Castillo dan dua orang lain mendarat di Guadalajara dari Los Angeles, Amerika, dengan pesawat pribadi. Butuh waktu 14 jam perjalanan bagi Penn dari Los Angeles menuju sebuah lokasi tersembunyi di dalam hutan Meksiko.
Setiba di Guadalajara, Penn dan kawan-kawannya dijemput utusan Guzmán menuju sebuah landasan pacu yang jarang digunakan. Saat berada di dalam pesawat, Penn baru menyadari bahwa sopir yang membawanya tadi adalah Alfredo Guzmán, anak sang bos kartel sendiri.
Penn akhirnya bertemu dengan bandar narkotik legendaris itu di dalam hutan dekat Tamazula, Negara Bagian Durango. Setelah pertemuan selama tujuh jam itu, wawancara dilanjutkan dengan pertanyaan tertulis dan jawaban Guzmán dalam sebuah rekaman video berdurasi 17 menit.
Artikel Penn mendapat sambutan luar biasa. Pro dan kontra. Pemerintah Presiden Barack Obama mengkritik wawancara itu. Kepala Staf Gedung Putih Denis McDonough mengatakan kepada CNN, "Aksi sok pamer tentang seberapa banyak heroin yang dia kirim ke seluruh dunia, termasuk ke Amerika Serikat, menimbulkan kemarahan besar."
Kritik pedas juga datang dari para jurnalis, baik di Meksiko maupun Amerika. Mereka mempermasalahkan keputusan Penn menyerahkan draf artikel untuk disensor Guzmán, meski Guzmán tidak mengubah sama sekali artikel itu. "Dengan menerima syarat itu, dia tidak menghargai kematian wartawan Meksiko yang mempertaruhkan nyawa untuk menulis kejahatan kartel narkotik," tutur Alfredo Corchado, kepala biro Kota Meksiko selama dua dekade untuk Dallas Morning News, kepada The Washington Post pada Senin pekan lalu.
Organisasi advokasi jurnalis, Committee to Protect Journalists, melaporkan 60 wartawan tewas selama satu dekade terakhir karena dibunuh kartel narkotik.
Namun dukungan juga diberikan kepada Penn. Koresponden Vice, Danny Gold, menuding mereka yang mengkritik sang aktor munafik. Kepada CNN, Gold menegaskan bahwa Penn melakukan apa yang akan dilakukan semua jurnalis di dunia. "Saya bukan penggemar tulisan Penn. Tapi saya dan wartawan lain akan melakukan kompromi seperti yang dia lakukan untuk memperoleh wawancara dengan El Chapo. Jika ada yang mengatakan sebaliknya, dia pasti berbohong."
Sita Planasari Aquadini (ABC, CNN, The Washington Post)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo