Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Teror bagi industrialis, dls

Aksi teror di jerman barat meningkat. sasarannya industrialis, politikus. hanns schleyer, 62, diciduk, tuntutannya agar 11 orang tahanan perang dibebaskan. pemerintah memperketat pengawasan.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MINI bus itu nampaknya sudah beberapa saat menanti disekitar tempat kejadian itu. Ketika mobil Mercedes yang ditumpangi oleh Hanns Schleyer, 6 tahun, muncul, sejumlah tembakan dari laras senapan mesih dalam bus mini menghujani mobil tokoh industrialis Jerman Barat itu. Sopir dan tiga polisi pengawalnya tewas seketika. Para penculik dengan leluasa memasukkan Schleyer ke dalam mini bus yang segera melarikan diri. Polisi cuma sempat mengenal mobil para penculik, pengejaran berakhir dengan sia-sia. Penculikan berdarah yang berlangsung dalam waktu yang amat singkat itu terjadi di kota Koln, Jerman Barat, tanggal 5 September yang lalu. Kontak pertama dengan para penculik terjadi sehari kemudian. Sepucuk surat yang dilampiri dengan foto Schleyer (diambil dengan kamera polaroid) tiba di tangan pemerintah liwat seorang pendeta Gereja Protestan, 11 orang "tahanan perang" dari golongan ultra kiri disyaratkan sebagai tebusan bagi nyawa si sandera. Setiap tahanan yang dibebaskan supaya dibekali dengan uang sejumlah 43 ribu dolar. Sebuah pesawat terbang juga harus dipersiapkan untuk mengangkut mereka ke sebuah tujuan. Pendeta Niemoeller, 5 tahun dan pengacara Dallis Payot 35 tahun diminta menyertai para tahanan itu dalam penerbangan mereka ke luar Jerman Barat. Begitu kira-kira isi surat para penculik. Jika tidak dipenuhi, sandera akan mereka bunuh keesokan harinya. Surat itu ditandatangani oleh komandan "Komando Hausner" dari "Kelompok Tentara Merah". Mobil Lapis Baja Bonn tiba-tiba jadi sibuk. Kanselir Helmut Schmidt memimpin sendiri operasi di kantornya yang dijaga ketat. Dan karena tersiar berita mengenai adanya paling sedikit 10 tokoh industrialis dan 40 atau 50 tokoh politik dan pemerintahan yang akan jadi sasaran penculikan, penjagaan terhadap rumah-rumah orang-orang penting Jerman Barat itu dengan segera dilakukan. Barikade, kawat berduri dan karung pasir di mana-mana. Mobil-mobil lapis baja mundar-mandir, sementara patroli polisi berjalan kaki terlihat di berbagai penjuru. "Bonn seperti dalam keadaan perang saja," kata seorang diplomat asing. Sidang darurat kabinet Jerman 7 September tidak mengambil keputusan mengenai diterima atau ditolaknya permintaan para penculik. Tapi di tengah-tengah kemarahan orang banyak terhadap aksi teror itu, pemerintah Jerman memutuskan untuk menaikkan hukuman - dari tiga menjadi empat tahun - bagi mereka yang kedapatan menyimpan senjata api sccara gelap. Juga proses pengadilan bagi para teroris yang tertangkap akan dipercepat. Keputusan ini ternyata masih dianggap kurang "keras" oleh orangorang Jerman Barat yang akhir-akhir ini banyak diganggu oleh aksi-aksi teror. Golongan konservatif dalam parlemen mendesak agar hukuman mati -- yang dihapuskan sejak akhir perang dunia yang lalu -- dihidupkan kembali. Lebih keras dan kongkrit lagi kehendaknya adalah pemimpin partai kecil ini. Sosial Jerman Kurt Mayel. "Dari pada meladeni permintaan para teroris. Lebih baik kita kirim ultimatum kepada mereka yang isinya: 11 tahun yang mereka minta untuk dibebaskan akan ditembak satu persatu jika Hanns Schleyer tidak dibebaskan." Itulah ide Mayer. Karena pemerintah tidak mengikuti kehendak Mayer tentu saja para teroris juga tidak memberikan reaksi apa-apa. Bahkan juga tidak menembak mati sandera, kendati batas ultimatum sudah dilewati beberapa kali. Dalam surat-surat selanjutnya, selain tetap pada permintaan semula, para penculik juga mengumumkan nama-nama tahanan yang mereka minta untuk dibebaskan. Antara lain tercantum nama Andreas Baader, Gudrun Ensslin dan Jan Carl Raspe. Semua orang ini telah dijatuhi hukuman mati bulan April yang lalu karena keterlibatan mereka dalam komplotan kiri Baader-Meinhof yang melakukan berbagai penculikan dan pembunuhan. Salah seorang tokoh komplotan itu, seorang wanita, Ulrike Mainhof, bunuh diri dalam selnya Mei tahun yang lalu. Pesawat Televisi Pencantuman nama tahanan serta adanya disebut nama Hausner - orang yang menyerang kedutaan besar Jerman Barat di Stockholm tahun 1975 dan meninggal di penjara Stuttgart beberapa waktu kemudian - membuat pihak pemerintah menjadi yakin bahwa aksi penculikan dilakukan oleh para pengikut Baader-Mainhof. Ini mengerikan pejabat pemerintah dan orang banyak. Pengalaman menunjukkan bahwa pengikut-pengikut kedua tokoh teroris ultra kiri Jerman Barat itu terkenal fanatik dan kejam. Mereka bukan cuma menculik tokoh untuk dijadikan sandera, seperti kasus penculikan politikus Peter Lauren di tahun 1975 yang dibebaskan dengan tukaran lima tahanan, tapi juga melakukan aksi pembunuhan terhadap tokh yang mereka benci. Bulan April yang lalu, Jaksa Agung Jerman mereka bunuh, sedang akhir Juli ini, seorang bankir besar juga tewas di tangan pengikut Baader-Mainh. Ada pun nasib Hanns Schleyer, hingga awal pekan ini masih juga kurang terang. Kanselir Helmut Schmidt menghabiskan waktunya mengurusi soal penculikan ini. Sedemikian sibuk hingga pekan silam ia menunda kunjungan resminya ke Polandia. Pada saat yang sama dari London juga diumumkan penundaan kunjungan Menlu Robert Owen ke Bonn. "Kanselir Schmidt sangat sibuk sekarang," kata Owen. Dan salah satu dari kesibukan itu adalah bergerombol di depan pesawat televisi menyaksikan rekaman video yang dikirimkan oleh para penculik. Rekaman itu memperlihatkan Hanns Schleyer sedang membaca koran. Sepintas lalu ia kelihatan sehat saja. Tapi para ahli berkesimpulan bahwa penculik telah mempergunakan semacam obat bius (Ing) untuk menguasai Hanns. Sementara Schmidt terus mengulur waktu dalam menanggapi permintaan para penculik, pembicaraan mengenai peristiwa penculikan juga menguasai kehidupan sehari-hari masyarakat Jerman Barat. Memang tidak semua perkembangan diketahui orang banyak. Ini karena polisi menjalankan "black out" terhadap pers. Kendati demikian, tekanan-tekanan sedang berlangsung agar pemerintah mempergunakan tentara untuk mengatasi masalah ini. "Polisi saja tidak cukup," kata seorang politikus di Bonn. Pemerintah nampaknya berusaha sedapat mungkin menyelesaikan soal tanpa melibatkan tentara. "Undang-undang kita menyebut bahwa tentara hanya akan dipakai untuk menghadapi musuh dari luar," kata seorang juru bicara pemerintah. Para peninjau di Bonn menilai kehati-hatian pemerintah itu sebagai suatu usaha untuk menghindari tudingan golongan muda yang kini menyebut pemerintah Bonn sebagai "makin lama makin fasist". Tapi aksi-aksi teror yang terus menerus melanda Jerman Barat nampaknya memang tidak bisa lain kecuali makin "memperketat" pengawasan pemerintah, untuk tidak menyebutnya "makin fasist".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus