RAMALAN para ahli Kremlin bahwa akan terjadi pergeseran di
tingkat puncak kepemimpinan Soviet dalam masalima tahun sejak
kematian Brezhnev mulai menjadi kenyataan. Dua pekan lalu,
seorang tokoh telah menghilang dari peredaran. Dialah Konstantin
Ustinovich Chernenko, 72 kepala departemen umum Komite Sentral
Partai Komunis Uni Soviet (PKUS).
Di mata pengamat, penggeseran Chernenko tidak diragukan sebagai
langkah Presiden Andropov membersihkan saingannya dalam tubuh
partai dan pemerintah. Mengingat Chernenko, anak petani dari
Krasnoyarsk, Siberia, sudah lama diperhitungkan sebagai musuh
utama Andropov dalam pertarungan merebut palu kekuasaan Soviet.
Sampai November tahun lalu, Chernenko dianggap sebagai "tokoh
yang paling mengerti keinginan Brezhnev". Persahabatan mereka,
yang terjalin sejak sebelum perang di Moldavia, 1950-an, tak
pernah retak. Dan adalah Brezhnev pula yang membawa Chernenko ke
Moskow, 1956.
Setelah Brezhnev menduduki kursi sekjen PKUS, 1964, Chernenko
diangkatnya sebagai kepala staf. Tugas Chernenko adalah mengatur
jadwal pertemuan tokoh Nomor 1 Soviet itu sembari melakukan
pengawasan terhadap birokrasi partai sehari-hari. Dalam
perjalanan Brezhnev ke berbagai negeri, ia juga ikut serta, dan
secara terang-terangan memberi kesan sebagai calon pewaris
tahta.
Pada 1977 Chernenko diangkat sebagai anggota Politbiro tanpa hak
suara. Setahun kemudian, ia menerima keanggotaan penuh. Sejak
itu, Chernenko diakui sebagai salah seorang pengambil keputusan
di Soviet.
Karier Chernenko, yang menerima dua Bintang Lenin dalam PKUS,
sering dikatakan "meteorik". Tahun 1965, Chernenko yang bertolak
sebagai propagandis komite sentral, sudah mengepalai departemen
umum - lembaga yang dinilai sangat berperanan. Sebab, departemen
ini yang mencatat dan memeriksa lalu lintas dokumen rahasia
yang berkaitan dengan kebijaksanaan partai. Selain itu, juga
mengeluarkan kartu anggota partai dan menangani kritik tertulis
terhadap komite sentral.
Tatkala Brezhnev meninggal, tahun lalu, Chernenko termasuk calon
pengganti paling berpeluang. Selam administrator ulung, la juga
tokoh yang sangat berkenan di hati mendiang. Chernenko, yang
diakui sebagai ideolog partai sejak Mikhail Suslov berpulang,
awal 1982, adalah satu di antara tiga pejabat pemerintah -
selain Brezhnev yang mempunyai kursi di politbiro dan
sekretiriat komite sentral.
Ternyata yang muncul malah Yuri Andropov, bekas kepala KGB, yang
tadinya tidak masuk nominasi. Chernenko hanya kebagian
mengucapkan pidato pada sidang terakhir presidium yang
mengukuhkan kedudukan Andropov sebagai sekretaris jenderal
partai. Gagalnya Chernenko dikarenakan militer tidak menyukai
penerus Brezhnev itu.
Di samping itu, ada taktor lain yang merugikan Chernenko. Di
lingkungan kecil pendekar Kremlin, ia acap digunjingkan sebagai
penjilat Brezhnev yang paling memuakkan. Karena itu, di belakang
layar, Chernenko dianugerahi rekan-rekannya sejumlah julukan:
"pembawa tas Brezhnev", "pembalik halaman buku", bahkan "pembuka
botol". Konon, dalam setiap pertemuan partai, Chernenko selalu
membukakan botol air mineral yang akan diminum Breznev.
Ketika Andropov naik tahta, ada gelagat Chernenko akan berbalik
menjilat presiden berwajah pucat itu. Dalam pidatonya pada
upacara pengukuhan kepresidenan Andropov. Chernenko menyebut
sang presiden "pemimpin terkemuka dari tipe Leninis". Andropov
rupanya tidak terpengaruh. Beberapa bulan setelah ia berkuasa,
Chernenko mulai jarang tampil di depan umum. Keterangan resmi
menyebutkan Chernenko sedang menderita penyakit pnemonia.
Penyingkiran Chernenko banyak dikaitkan orang dengan desas-desus
di sekitar kondisi kesehatan Andropov yang kian rapuh. Sebab,
kalau terjadi apa-apa dengan Andropov, yang sejak Agustus tak
lagi tampil di depan umum, bisa-bisa Chernenko yang naik nobat.
Sang presiden, yang dikabarkan sudah mempersiapkan pewaris
kekuasaan di belakangnya, tak ingin hal itu terjadi. Maka yang
pertama harus dilakukannya adalah menyingkirkan penerus
Brezhnev.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini