HAMPIR saja pembangunan Terusan Panama oleh sebuah perusahaan dari Prancis gagal. Pada 1889 proyek tersebut hampir bangkrut karena rintangan yang bertubi-tubi. AS turun tangan tiga tahun kemudian dengan cara membeli perusahaan tersebut, dan mengadakan perjanjian dengan Colombia, yang semula berdaulat atas wilayah itu. Tapi senat Colombia menolak menyetujuinya. Disengaja atau tidak, muncullah pemberontakan Panama, yang didukung AS. Akibatnya, pada 3 November, Panama yang semula satu dengan Colombia memisahkan diri dan mengumumkan berdirinya Republik Panama. Tiga hari kemudian AS mengakui negara baru itu, dan pada 18 November ditandatanganilah perjanjian yang memberi hak kepada AS untuk menguasai "selamanya" wilayah selebar 8 km dari kedua tepi terusan. Sebagai imbalan, AS harus membayar US$ 10.000.000 dan sewa tahunan US$ 250.000. Kemudian hari, sewa tersebut dinaikkan menjadi US$ 1.930.000. Terusan pun selesai pada 15 Agustus 1914. AS berkuasa penuh di wilayah terusan dan memegang penyelenggaraan administratif dengan membentuk badan yang diberi nama Komisi Terusan Panama. Pada 1978, Pemerintah AS di bawah kepresidenan Jimmy Carter mengubah perjanjian semula dengan perjanjian baru yang lebih adil. Yakni, AS secara berangsur-angsur akan menyerahkan kedaulatan atas terusan dan seluruh wilayah yang sekarang dikuasai AS. Pada 31 Desember 1999 nanti, Panama akan menguasai wilayah itu sepenuhnya. Kebijaksanaan Carter itu banyak ditentang baik di AS maupun di Panama. Pendapat umum di AS, termasuk pendapat Presiden Ronald Reagan, mengatakan terusan tersebut sangat vital bagi keamanan nasional AS, sementara Panama sudah tak sabar lagi untuk memiliki terusan itu sepenuhnya. Langkah Carter dianggap salah. Tapi, benar Terusan Panama begitu besar pengaruhnya atas keamanan AS? Setidaknya sampai pertengahan 1970-an terusan tersebut memang penting, baik dari segi militer maupun ekonomi. Setiap tahun sekitar 13.000 kapal yang menuju lautan luas berlayar melalui terusan itu. Artinya, kurang lebih 35 kapal per hari. Hampir tiga perempat dari kapal-kapal tersebut berlayar menuju atau dari wilayah AS. Selain itu, Komando Wilayah Selatan Angkatan Bersenjata AS menempatkan lima basis militer milik semua angkatan di wilayah terusan. Ketika AS terlibat dalam Perang Dunia II dan konflik militer regional di Korea dan Vietnam, ratusan juta ton perlengkapan militer dan jutaan prajurit diangkut melalui Terusan Panama. Tapi, itu dulu. Sekarang Terusan Panama tak lagi dapat melayani keperluan AL AS dengan kapal-kapal raksasanya. Tambahan lagi, baik di Atlantik maupun di Pasifik, AS sudah memiliki armada raksasa. Dewasa ini setiap tahunnya kapal-kapal militer AS hanya melakukan 30 pelayaran melewati Panama. Meski Terusan Panama masih tetap merupakan urat nadi ekonomi dunia, hanya sekitar 5% dari peredaran berbagai barang dialirkan melaluinya. Adanya pipa-pipa minyak baru, termasuk yang ada di sepanjang terusan, dan makin meningkatnya pengangkutan penumpang dan barang lewat udara, telah memperkecil peranan Terusan Panama. Dari sudut ini, seandainya George Bush menyerahkan saja terusan itu kepada Panama, mungkin tak perlu sejumlah rakyat tak berdosa menjadi korban Operation Just Cause itu. A. Dahana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini