Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Thailand Akui Deportasi Pengungsi Uighur untuk Cegah Pembalasan Cina

Russ Jalichandra, wakil menteri luar negeri Thailand, mengklaim kemungkinan pembalasan dari Beijing jika para pengungsi Uighur dikirim ke negara lain

7 Maret 2025 | 09.00 WIB

Para pengungsi membagi kisah hidup mereka selama berada dalam pusat-pusat penahanan Xinjiang, dimana PBB mengatakan terdapat lebih dari 1.000.000 etnis Uighur ditahan disana. Sumber: Getty Image/metro.co.uk
Perbesar
Para pengungsi membagi kisah hidup mereka selama berada dalam pusat-pusat penahanan Xinjiang, dimana PBB mengatakan terdapat lebih dari 1.000.000 etnis Uighur ditahan disana. Sumber: Getty Image/metro.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang menteri Thailand pada Kamis mengakui bahwa deportasi terhadap 40 pengungsi Uighur ke Cina pada pekan lalu adalah kepentingan terbaik negara Asia Tenggara itu. Russ Jalichandra, wakil menteri luar negeri Thailand, seperti dilansir Reuters mengklaim kemungkinan pembalasan dari Beijing jika para pengungsi itu dikirim ke tempat lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Russ mengatakan beberapa negara telah menawarkan untuk memukimkan kembali pengungsi Uighur. Ia menarik kembali komentar sebelumnya oleh pejabat Thailand lain bahwa tidak ada proposal seperti itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia tidak menyebutkan nama negara-negara tersebut. Amerika Serikat, Kanada dan Australia termasuk di antara negara-negara yang telah menawarkan untuk memukimkan kembali para pengungsi Uighur, tetapi Bangkok tidak mengambil tindakan karena takut mengecewakan Cina, Reuters melaporkan pada Rabu.

Tetapi tawaran dari negara ketiga "tidak realistis" karena pemukiman kembali Uighur tidak akan melindungi Thailand dari potensi pertikaian dengan Cina, kata Russ.

"Thailand tidak dapat menghadapi pembalasan dari Cina yang akan berdampak pada mata pencaharian banyak orang Thailand," katanya, menambahkan bahwa mengirim kelompok itu ke Cina adalah "pilihan terbaik".

Russ tidak menguraikan kemungkinan pembalasan itu.

Pemerintah Thailand telah berulang kali membela deportasi rahasia itu, meskipun ada seruan dari para ahli hak asasi manusia PBB (HAM PBB) yang mengatakan bahwa Uighur akan berisiko mengalami penyiksaan, perlakuan buruk dan "bahaya yang tidak dapat diperbaiki" jika dikembalikan ke Cina.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Cina melakukan pelanggaran yang meluas terhadap Uighur, etnis minoritas Muslim yang berjumlah sekitar 10 juta di wilayah barat laut Xinjiang. Beijing membantah adanya pelanggaran.

Kementerian Luar Negeri Cina dan kedutaan besarnya di Bangkok tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Russ.

Kementerian luar negeri Cina mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa orang-orang yang dikirim Thailand kembali adalah warga negara Cina yang merupakan migran ilegal. Mereka mengklaim prosesnya dilakukan sesuai dengan hukum Cina, Thailand dan internasional.

40 pengungsi Uighur yang dideportasi pekan lalu adalah bagian dari kelompok 300 orang yang melarikan diri dari Cina dan ditangkap di Thailand pada 2014. Beberapa dikirim kembali ke Cina dan yang lainnya ke Turki, dengan sisanya tetap dalam tahanan Thailand selama lebih dari satu dekade.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus