Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Timor Leste di Bawah Horta (dan Fretilin)

Kabinet baru dikukuhkan Perdana Menteri Jose Ramos Horta. Pengaruh Fretilin masih terasa kuat.

17 Juli 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah duduk di kursi perdana menteri, Jose Ramos Horta sudah dinanti setumpuk masalah politik Timor Leste. Tentu saja peran F-rente Revolucionaria de Timor Leste Independente atau Front Revolusi untuk Kemerdekaan Timor Leste (Fretilin) tetap dominan. Partai yang menguasai 55 kursi dari 80 tempat yang ada di parlemen ini sangat berperan dalam penyu-sunan kabinet baru Ramos Horta yang diumumkan Jumat pekan lalu.

Apa boleh buat, Horta tetap mempertahankan beberapa menteri yang diangkat Mari Alkatiri dalam kabinetnya. Kalaupun terjadi pergantian beberapa menteri, itu bukan karena kemauan Presiden Xanana Gusmao atau Horta, melainkan keinginan Fretilin. Bahkan permintaan agar ada perubahan dan perampingan anggota kabinet tak ditanggapi sampai pengumuman dan pe-lantikan anggota pemerintahan Ramos Horta tak ada perubahan. Jumlah anggota kabinet tetap 40 orang, 17 menteri memimpin departemen, 13 wakil menteri, dan 10 sekretaris negara.

Fretilin memaksa Horta agar tidak mengangkat kembali menteri-menteri yang mengundurkan diri pada masa pemerintahan Alkatiri seperti Menteri Komunikasi dan Telekomunikasi Ouvi-dio de Jesus, Menteri Pendidikan Armindo Maia, Sekretaris Negara Urusan Wilayah III Egidio de Jesus. Sebaliknya, pos Menteri Sumber Daya Alam, Mine-ral, dan Kebijakan Energi, sebagai posisi penting sumber keuangan Timor Leste, ditempati sekutu bekas Perdana Menteri Mari Alkatiri, Jose Teixeira. Untuk membuat keseimbangan dengan posisi Menteri Luar Negeri, Horta meng-angkat bekas Duta Besar PBB Jose Luis Guterres dari kubu Fretilin reformis.

Tentu saja segala kompromi politik ini diperhitungkan Ramos Horta. ”Mari (Alkatiri) jatuh, tetapi tidak berarti Fretilin jatuh. Fretilin masih menguasai par-lemen,” ujarnya sepekan sebelum ditun-juk menjadi perdana menteri. Fretilin pernah mengancam akan keluar dari pemerintahan dan berkonsentrasi di parlemen.

Yang dikhawatirkan adalah jika Fretilin berkonsentrasi di parlemen de-ngan 55 anggotanya, tentu mereka bisa de-ngan mu-dah menjatuhkan pemerintahan Horta melalui penolakan pengesahan anggar-an tahunan negara. Menurut Konstitusi Timor Leste, jika parlemen menolak me-nge-sahkan anggaran yang diajukan dua kali berturut-turut, maka pemerintah akan jatuh.

Tentu saja Presiden Xanana masih me-miliki kekuasaan membubarkan par-le-men dan menetapkan jad-wal penyeleng-ga-ra-an pemilihan umum yang di-per-ce-pat. Na-mun, Fretilin juga sudah mem-perhitungkan kemungkinan ini dan sejak awal me-reka sudah menentang pembubaran par-lemen.

Fretilin juga memperhitungkan peran PBB dan negara-negara donor yang akan menyelenggarakan atau memberikan supervisi pemilu. Sejak awal mereka sudah memperingatkan, pemilu hanya bisa dilaksanakan pada musim panas dan memerlukan persiapan yang matang.

Dalam politik Timor Leste secara in-ter-nal, kekuatan pengaruh Fretilin da-lam pemerintahan dan kabinet tentu sa-ja berkaitan dengan ”pengamanan” Ma-ri Alkatiri dan sekutunya dari jerat hu-kum. Menurut pengakuan Komandan Rai-los Vicente Conceicao, milisi yang diberi senjata oleh Mari Alkatiri lewat Menteri Dalam Negeri Rogerio Lobato itu dan sesuai pengakuan Kepala Polisi Nasional Paulo Martins, peristiwa ini bukan saja akan menjerat Alkatiri, tetapi juga akan menyeret Fretilin.

Di balik pembagian senjata dan pembentukan tim pembunuh rahasia yang melibatkan Rogerio Lobato dan Alkatiri, sesungguhnya sejak pertengahan 2005 Fretilin sudah memasukkan sekitar seribu pucuk senjata laras panjang dan ratus-an pistol secara ilegal. Menurut Direktur East Timor Action Network, Cecilio Caminha Freitas, jika kabar itu terbukti benar dan terungkap dalam pengadilan Alkatiri, partai Fretilin bisa dibubarkan atau mendapat sanksi berat.

Menurut Jaksa Agung Longuinhos Monteiro dari 1.300 senjata yang terkumpul, ternyata jumlah yang lebih besar justru bukan senjata resmi milik polisi dan tentara Timor Leste. Diperkirakan masih ada 380 lebih pucuk senjata, dan ini masih belum termasuk pistol yang berada di tangan orang-orang sipil yang kebanyakan terdiri dari para pendukung Fretilin.

Menjelang kejatuhan Alkatiri, para petinggi Fretilin menyatakan hanya Fretilin yang bisa menjamin stabilitas dan bisa melakukan instabilitas Timor Leste. Tak mengherankan jika Ramos Horta merasa harus merangkul Fretilin jika mau Timor Leste tetap aman di bawah pimpinannya.

Ahmad Taufik, Salvador Ximenes Soares (Dili)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus