Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Trump Kembali Tebar Ancaman ke Cina

Cina beralasan punya kewajiban moral setelah merevisi jumlah kematian pada Jumat lalu.

20 April 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pelari melakukan aksinya di sekitar para demonstran dan kantong mayat palsu yang ditempatkan di luar lapangan Trump National Golf Club Los Angeles, Sabtu lalu. Mereka memprotes sikap Presiden Amerika Donald Trump dalam menangani pandemi virus corona. REUTERS / Patrick T. Fallon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat memperingatkan Cina bahwa negara itu harus menghadapi konsekuensi jika secara sadar bertanggung jawab atas terjadinya pandemi virus corona atau Covid-19. Trump mengkritik Cina karena pandemi ini seharusnya bisa dihentikan di Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Itu bisa saja dihentikan di Cina sebelum dimulai dan berakhir, tapi seluruh dunia kini menderita akibat itu semua," kata Trump dalam briefing harian Gedung Putih, kemarin. "Jika itu adalah kesalahan, maka kesalahan adalah kesalahan. Tapi jika mereka secara sadar bertanggung jawab, ya, pasti harus ada konsekuensi." Namun Trump tidak merinci tindakan yang mungkin bakal dilakukan Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini merupakan sikap Presiden Trump terbaru dalam perang pernyataan dengan Beijing. Trump dan pembantu seniornya menuduh Cina bertindak dan bersikap tidak transparan setelah virus corona yang bermula dari Kota Wuhan, Cina, kemudian mewabah dan menjadi pandemi. Washington pada pekan ini juga memutuskan menghentikan dana bantuan bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alasannya, WHO bersikap Cina-sentris. Sejumlah kebijakan Trump tersebut kian meningkatkan ketegangan dengan Cina. Sejumlah negara juga mengkritik tindakan Amerika memutuskan dana bantuan untuk badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani kesehatan itu.

Washington dan Beijing telah berulang kali berdebat di depan umum tentang virus itu. Trump awalnya memuji Cina dan mitranya, Presiden Cina Xi Jinping, atas respons Beijing terhadap pandemi virus corona di sejumlah negara. Namun Trump dan pejabat senior lainnya juga menyebutnya sebagai "virus Cina". Akibatnya, dalam beberapa hari terakhir, pernyataan itu telah meningkatkan retorika kedua negara ihwal virus tersebut.

Washington juga sempat marah lantaran laporan media Amerika bahwa beberapa pejabat Tiongkok menyalahkan militer Amerika sebagai sumber virus. Dilansir Channel News Asia, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian-yang sebelumnya menuduh militer Amerika mungkin telah membawa virus ke Cina-membantah laporan media Amerika tentang hal itu dan mengatakan bahwa laporan tersebut tidak ada dasar ilmiahnya.

Trump mengatakan bahwa hubungan Amerika-Cina baru-baru ini telah membaik, merujuk pada rencana perjanjian keduanya yang bertujuan meredakan perang dagang. "Tapi tiba-tiba kami mendengar tentang hal ini," katanya. Dalam briefing tersebut, Trump mengajukan pertanyaan tentang laboratorium virologi Wuhan yang dilaporkan Fox News pada pekan ini. Laboratorium tersebut disebut-sebut mungkin mengembangkan virus corona sebagai bagian dari upaya Cina menunjukkan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memerangi virus.

Institut Virologi Wuhan, yang didukung pemerintah Cina, sejak Februari lalu menepis desas-desus bahwa virus itu mungkin telah disintesis secara buatan di salah satu labnya. Institut tersebut menepis tudingan adanya kalangan tertentu yang melarikan diri dari fasilitas semacam di laboratorium tersebut.

Trump juga ragu terhadap laporan angka kematian Cina yang direvisi pada Jumat lalu. Cina mengatakan 1.300 orang meninggal karena virus corona di Wuhan-setengah dari total data yang ada. Merujuk pada grafik bahwa tingkat kematian di Cina di bawah negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Data itu disebut sebagai angka-angka yang "tidak realistis". Tapi Cina berkukuh menolak tuduhan menutup-nutupi data. Cina mengatakan memiliki kewajiban moral untuk memberikan informasi yang kredibel.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menegaskan bahwa di masa kritis, saat warga dunia memerangi pandemi, dukungan terhadap WHO merupakan langkah untuk menjaga filosofi dan prinsip multilateralisme. Wang menyampaikan hal tersebut melalui telepon dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Kami mencatat, dukungan kepada WHO juga bermakna menyelamatkan PBB dalam menjalankan perannya mempertahankan solidaritas internasional dalam menghadapi pandemi," ujar Wang seperti dilansir Xinhua, kemarin. REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | CHINA.ORG.CN | SUKMA LOPPIES


Trump Kembali Tebar Ancaman ke Cina

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus