Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Turki melayangkan kritik keras perihal kerusuhan di Masjid Al-Aqsa yang melibatkan warga Palestina dan Kepolisian Israel. Dikutip dari kantor berita Reuters, Turki menyebut peristiwa pada Jumat malam itu sebagai "Teror" terhadap warga Palestina. Alasan Turki, karena Kepolisian Israel menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah warga Palestina yang tengah menggelar protes di Masjid Al-Aqsa.
Atas kejadian itu, Turki mendesak negara-negara tetangga untuk ikut mengecam aksi Israel di Masjid-Aqsa. Selain itu, mereka juga meminta Israel untuk menghentikan segala aksi kekerasan dan tindakan provokatif, termasuk rencana penggusuran warga Palestina dari Sheikh Jarrah yang memicu protes di Al-Aqsa.
"Kami malu terhadap apa yang dilakukan Israel serta mereka yang mendiamkan kekerasan tak beradab tersebut...Kami meminta semua pihak untuk melawan kebijakan okupasi dan agresi di negeri apartheid tersebut," ujar juru bicara Pemerintah Turki, Ibrahim Kalin, Sabtu, 8 Mei 2021.
Direktur Komunikasi Pemerintah Turki, Fahrettin Altun, menambahkan bahwa Israel tak hanya telah menebar teror, tetapi juga melanggar hak asasi manusia. Oleh karenanya, Ia menjamin bakal ada pembalasan atas apa yang telah dilakukan Israel ke warga Palestina.
Seorang pria Palestina melaksanakan ibadah salat tarawih di tengah pasukan keamanan Israel yang berkumpul selama terjadinya bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, 7 Mei 2021. Bentrokan tersebut terjadi di tengah ketegangan atas penggusuran warga Palestina dari tanah dan rumahnya yang kemudian akan diisi oleh warga Israel. REUTERS/Ammar Awad
Pernyataan Altun didukung oleh kelompok oposisi di Turki. Hal itu menjadi momen langka di Turki di mana pemerintah dan oposisi sepaham akan sebuah isu.
"Menyerang warga tak bersalah yang tengah beribadah jelas-jelas sebuah teror. Kami menganggap serangan terhadap warga Palestina itu jelas-jelas pelanggaran hak asasi manusia secara mendasar," ujar Altun.
Sebagai catatan, hubungan antara Turki dan Israel sudah lama memburuk meski kedua negara memiliki hubungan dagang yang kuat. Tahun 2018, kedua negara menarik masing-masing dubesnya sebagai bentuk buruknya hubungan di antara keduanya.
Adapun Turki kerap mengkritik atau mengecam kebijakan-kebijakan Israel. Salah satunya, mereka menentang pencaplokan kawasan Tepi Barat dari Palestina. Selain, mereka juga mengecam isu permukiman Sheikh Jarrah yang memicu kerusuhan di Al-Aqsa.
Per berita ini ditulis, jumlah korban kerusuhan di Masjid Al-Aqsa yang berhasil diidentifikasi telah bertambah. Menurut laporan Reuters, total 205 warga Palestina dan 17 personil kepolisian Israel yang luka-luka dalam bentrokan pada Jumat malam itu.
Baca juga: 200 Warga Palestina Luka-luka Dalam Kerusuhan di Masjid Al-Aqsa
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini