Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, - Pengadilan Turki memvonis para pemimpin percobaan kudeta 2016 dengan hukuman penjara seumur hidup. Hukuman diberikan kepada hampir 500 terdakwa yang terdiri dari ratusan perwira militer, pilot, dan warga sipil atas upaya yang gagal untuk menggulingkan Presiden Tayip Erdogan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari Reuters, para terdakwa dinyatakan bersalah karena melakukan upaya kudeta dengan membom gedung-gedung pemerintah, parlemen, dan berusaha membunuh Erdogan.
Pemerintah Turki menuding Fethullah Gulen, yang tinggal di AS, otak di balik rencana kudeta itu. Namun dia membantah memiliki peran di dalamnya.
"Kelompok berbahaya yang menghujani bom di parlemen, kepresidenan, dan rakyat kami telah dhukum di hadapan keadilan," kata Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), partai asal Erdogan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 26 November 2020.
Lebih dari 250 orang tewas dalam upaya kudeta 15 Juli 2016 ketika para tentara yang berkhianat menguasai pesawat tempur, helikopter, dan tank untuk mengambil kendali institusi dan menggulingkan pemerintahan Erdogan.
Empat pemimpin kudeta, yang dijuluki "imam sipil" karena hubungan mereka dengan jaringan Gulen, dihukum seumur hidup dan dinyatakan bersalah atas upaya membunuh presiden dan menggulingkan tatanan konstitusional.
Ssmentara para Pilot F-16 yang melakukan serangan juga termasuk di antara mereka yang diberi hukuman seumur hidup, hukuman terberat di pengadilan Turki, yang berarti tidak ada kemungkinan pembebasan bersyarat.
Pascaupaya kudeta yang gagal ini, Turki telah menahan sekitar 292 ribu orang karena diduga terkait dengan Gulen. Hampir 100 ribu dari mereka dipenjara menunggu persidangan.
Sekitar 150 ribu pegawai negeri dipecat atau diskors setelah kudeta, 20 ribu prajurit dikeluarkan dari militer. Pengadilan telah menjatuhkan lebih dari 2.500 hukuman seumur hidup.
Empat tahun berselang, pemburuan yang menargetkan orang-orang yang dianggap memiliki hubungan dengan Gulen terus berlanjut. Pemerintah Turki mengatakan tindakan keras diperlukan mengingat tantangan keamanan yang dihadapi mereka untuk membasmi jaringan pendukung Gulen yang disinyalir sudah mempengaruhi aparat negara.
REUTERS
https://www.reuters.com/article/idUSKBN2860LZ?il=0