Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Uday, Berjalan dengan Sepatu Ayah?

9 April 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sebuah tempat pemilihan umum di Baghdad, Irak. Sekitar lima menit menjelang pukul delapan malam, Selasa pekan lalu, sebuah iring-iringan limo lengkap dengan voorrijder bersenjata otomatis tampak mengejutkan. Seorang laki-laki berperawakan tegap, dengan jambang tipis, berbaju gamis hitam, turun dari mobil dengan langkah agak pincang. Dia adalah Uday Jaileni bin Saddam Hussein, yang akan memilih anggota parlemen Irak untuk masa jabatan empat tahun.

Kehadiran Uday, 35 tahun, sebagai kandidat muda Partai Baaht, memang mengejutkan, apalagi dia datang sendiri ke tempat pemungutan suara. Maklum, sejak Uday mengalami percobaan pembunuhan yang mengakibatkan kakinya pincang empat tahun silam, ia jarang terlihat di tempat umum tanpa pengawal bersenjata yang berseragam gelap ala mafia.

Tapi, tentu tidak mengejutkan kalau Uday ternyata mampu mengantongi 99,9 persen suara dan meraih kursi parlemen di Baghdad. Menurut para pengamat politik, Uday adalah calon juru bicara parlemen yang kuat. Ini adalah sebuah posisi politik yang memiliki kekuasaan besar, seperti perdana menteri.

Siapakah Uday? Menurut BBC, putra sulung Presiden Saddam Hussein itu sekejam ayahnya. Laki-laki yang gemar berjalan-jalan bersama harimau peliharaannya itu sering memukul pemain sepak bola Irak bila kalah bertanding. Kini Uday tampak lebih ''berwawasan dan matang". Tapi, bagaimanapun penuturan media asing yang sibuk menggali-gali profil Uday menjelang dan usai pemilu, yang pasti, bagi rakyat Irak, Uday adalah pemegang kekuasaan di banyak lembaga dan perusahaan. Uday adalah pemimpin asosiasi wartawan Irak, pemimpin perhimpunan mahasiswa, dan pemilik tujuh media massa di Irak. Selain itu, Uday juga memiliki beberapa perusahaan.

Sebenarnya, Uday bukanlah orang yang pertama kali terjun ke dunia politik. Dia sudah menjadi anggota Baath sejak 1975. ''Nominasi saya menjadi anggota parlemen berdasar pada wakil dari pemuda," kata Uday ketika diwawancarai televisi Al-Jazeera. Karena itu, menurut Uday, anggapan bahwa Uday hanya bagian dari politik Saddam mempertahankan status quo adalah tidak benar.

Untuk membuktikan bahwa kehadiran Uday di parlemen bukan hanya mengenakan sepatu ayahnya, ia menawarkan visi politiknya. ''Untuk memilih juru bicara parlemen, dibutuhkan proses demokrasi, yaitu melalui voting," kata Uday menepis anggapan bahwa dia sudah pasti duduk di posisi tersebut. Menurut Uday, masih banyak politisi di parlemen yang jauh lebih berpengalaman daripada dirinya.

Lebih jauh, Uday adalah orang yang nasionalis dan anti-Amerika. Menurut Uday, Amerika Serikat bukan negara yang besar dan layak ditakuti. Menurut tesis doktor Uday setebal 300 halaman yang dimuat lengkap di harian Babel dua tahun lalu, kekuatan AS pada abad ke-21 akan menurun, tersaingi oleh Jepang, Uni Eropa, dan Cina. Uday juga menunjukkan sikap patriotismenya dengan aktif mendukung kelompok milisi Saddam's Fedayeen, pendukung setia Saddam. Anggota Fedayeen secara rutin diganjar penghargaan oleh Uday.

Sedangkan mozaik lain tentang sosok Uday bak hidup seorang ''pangeran" di negeri dongeng. Uday dikenal sebagai pria yang gemar mengejar cewek-cewek cantik dan memenuhi jalan raya dengan derungan mobil balapnya. Uday juga pernah memukuli seorang anak buah Saddam di depan publik hingga mati karena dianggap telah menjadi comblang antara ayahnya dan perempuan simpanan, pada 1998. Uday sempat dipenjara atas permintaan Saddam, tapi dibebaskan kembali. Dan oleh pihak oposisi, Uday diberitakan mengontrol penyelundupan minyak ke luar Irak senilai jutaan dolar.

Kehadiran Uday di antara publik Irak memang lebih sering terkesan misterius. Saddam, yang mendidik Uday, tampaknya ingin mempersiapkan anak sulungnya itu untuk tugas lebih berat: melawan Amerika dan meraup cinta rakyat.

BB (dari berbagai sumber)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus