Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab mengecam pertempuran Israel - Palestina yang telah memakan banyak korban. Bahkan, Uni Emirat Arab menagih janji Israel pada Abraham Accords yang diteken tahun lalu soal perdamaian dengan Palestina dan menghentikan pencaplokan Tepi Barat.
Abraham Accords, sebagaimana diketahui, adalah kesepakatan yang diteken oleh Israel bersama sejumlah negara Arab untuk menormalisasi hubungan mereka. Dengan begitu, hubungan diplomatik dan ekonomi bisa dibangun antara Israel dengan negara-negara Arab terkait. UEA adalah salah satunya.
"Sikap kami (untuk gencatan senjata) mengacu pada janji di Abraham Accords untuk generasi saat ini dan masa depan bahwa Israel akan hidup damai, sejahtera, dan bermartabat dengan tetangganya (Palestina)," ujar Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 15 Mei 2021.
Mendukung pernyataan sikap tersebut, al-Nahyan mengatakan bahwa Uni Emirat Arab mendesak Israel dan Palestina untuk segera melakukan gencatan senjata. Dengan begitu, kata al-Nahyan, jumlah korban jiwa tidak terus bertambah di mana mayoritas berasal dari sisi Palestina.
Asap yang mengepul dari sebuah gedung akibat serangan udara Israel di Gaza 11 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Kepada para keluarga korban, al-Nahyan menyampaikan rasa duka cita dari Pemerintah Uni Emirat Arab. Selain itu, ia juga menyatakan akan bergabung dengan negara-negara yang tengah mengupayakan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.
"Kami khawatir dengan aksi kekerasan yang terus meningkat antar Israel dan Palestina," ujar al-Nahyan.
Per berita ini ditulis, belum ada tanda-tanda Israel dan Palestina akan menggelar gencatan senjata. Israel lebih dulu menegaskan opsi gencatan senjata sedang tidak dipertimbangkan, setidaknya beberapa hari ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbeda dengan Israel, Palestina mengaku telah mendiskusikan opsi gencatan senjata bersama Mesir dan Qatar. Walau begitu, Palestina, yang diwakili Hamas, menegaskan perlunya penghentian serangan dari Israel dulu.
Dalam pertempuran Israel - Palestina, ribuan roket telah diluncurkan ke wilayah masing-masing. Gaza menjadi titik terpanas dengan mayoritas roket jatuh di sana. Sebanyak 132 orang tewas di Gaza dengan 32 di antaranya adalah anak-anak dan 21 perempuan. Adapun pertempuran itu dipicu rencana Israel mencaplok permukiman Sheikh Jarrah yang berada di Palestina.
Baca juga: Israel dan Palestina Berbeda Sikap Soal Opsi Gencatan Senjata
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini