Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga kapal Cina, termasuk kapal induk Shandong, berlayar melalui Selat Taiwan pada Sabtu 27 Mei 2023, yang menurut seorang ahli merupakan tampilan kekuatan militer Beijing yang "tidak biasa" selama periode ketegangan yang berkepanjangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehadiran kapal perang Cina terus dipantau dan diumumkan hampir setiap hari oleh Taipei, tetapi sebuah kapal induk yang melewati Selat Taiwan selebar 180 kilometer belum terlihat sejak Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebuah armada (Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat) yang terdiri dari 3 kapal, dipimpin oleh kapal induk Shangdong, melewati Selat Taiwan sekitar tengah hari hari ini," kata Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan dalam sebuah pernyataan, mengacu pada angkatan laut Cina.
Armada itu pergi "ke barat garis median, menuju ke utara", tambahnya, mengacu pada perbatasan tidak resmi di tengah selat yang memisahkan pulau itu dari benua Asia.
Cina mengklaim Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri yang demokratis, sebagai wilayahnya. Beijing bahkan bersumpah untuk mengambilnya suatu hari - dengan paksa jika perlu.
Sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen - yang menolak mengakui bahwa pulau itu adalah bagian dari Cina - terpilih pada 2016, Beijing telah meningkatkan serangan udara dan laut di sekitar pulau itu.
Unjuk kekuatan terbaru dari Beijing terjadi lebih dari sebulan setelah Cina meluncurkan latihan udara dan angkatan laut di sekitar pulau itu.
Selama latihan perang April, Beijing mensimulasikan serangan yang ditargetkan ke Taiwan dan pengepungan pulau itu, termasuk "menyegelnya". Media pemerintah juga melaporkan lusinan pesawat telah melakukan "blokade udara".
Shandong juga berpartisipasi dalam latihan tersebut, dengan jet tempur J15 dikerahkan dari sana – meskipun kapal tersebut tidak berada di Selat, tetapi di tenggara Taiwan.
Latihan perang tersebut merupakan tanggapan atas pertemuan Tsai dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada awal April, pertemuan yang diperingatkan Beijing akan memicu tindakan balasan yang kuat.
Angkatan bersenjata Taiwan mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan pesawat patroli udara, kapal angkatan laut, dan sistem rudal berbasis darat sebagai tanggapan atas pelayaran tersebut. "Kami memantau dengan cermat pergerakan mereka dan akan merespons sesuai," kata kementerian pertahanan di Twitter.
Pilihan Editor: Menlu China: Kedua Sisi Selat Taiwan adalah Milik Kami!
CHANNEL NEWSASIA