Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Unjuk Kekuatan, Korea Selatan Gelar Parade Militer Pertama dalam 10 Tahun

Korea Selatan memulai parade militer skala besar pertamanya dalam satu dekade pada Selasa 26 September 2023.

26 September 2023 | 12.15 WIB

Rudal Hyunmoo Korea Selatan akan ditampilkan dalam parade. Kim Hong-Ji/Reuters
Perbesar
Rudal Hyunmoo Korea Selatan akan ditampilkan dalam parade. Kim Hong-Ji/Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan memulai parade militer skala besar pertamanya dalam satu dekade pada Selasa 26 September 2023. Parade senjata mulai dari rudal balistik hingga helikopter serang yang akan melintasi Seoul untuk unjuk kekuatan saat negara tersebut mengambil sikap yang lebih keras terhadap Korea Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Parade sepanjang 2 kilometer melalui kawasan komersial dan bisnis utama ibu kota akan dimulai pada Selasa pukul 16:00 untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata, yang biasanya merupakan acara yang sepi di Korea Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini kebalikan dari Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong Un yang merayakan hari angkatan bersenjata dengan parade senjata strategis seperti rudal balistik antarbenua (ICBM).

Hampir 7.000 tentara Korea Selatan diperkirakan akan ambil bagian, dan negara tersebut memamerkan lebih dari 340 peralatan militer termasuk tank, artileri self-propelled dan pesawat serang serta drone, menurut kementerian pertahanan.

Dalam pidatonya di Pangkalan Udara Seoul, Presiden Yoon Suk Yeol memperingatkan Pyongyang agar tidak menggunakan senjata nuklir dan berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi militer dan industri pertahanan.

“Jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, rezimnya akan berakhir karena respons yang luar biasa dari aliansi Korea Selatan-AS,” kata Yoon saat berpidato di depan pasukan di tengah hujan.

Acara sehari penuh ini akan menampilkan ribuan tentara dan tank serta artileri self-propelled buatan Korea Selatan serta pesawat serang dan drone, serta 300 dari 28.500 tentara Amerika Serikat yang berpangkalan di negara tersebut, kata Kementerian Pertahanan.

Puncaknya adalah parade sepanjang 2 kilometer melalui kawasan komersial dan bisnis utama Seoul hingga kawasan Gwanghwamun yang ramai yang merupakan gerbang menuju istana luas di jantung kota Seoul.

Korea Selatan terakhir kali mengadakan parade jalanan militer pada 2013. Acara dan parade Hari Angkatan Bersenjata diadakan sebelum hari sebenarnya pada 1 Oktober, karena bertepatan dengan hari libur nasional besar tahun ini.

Peristiwa ini terjadi ketika Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengambil sikap keras terhadap Korea Utara, dengan menjadikan pameran senjata dan latihan militer sebagai landasan strateginya untuk melawan program nuklir dan rudal Korea Utara yang terus berkembang.

Yoon menjanjikan respons yang cepat dan luar biasa terhadap agresi apa pun yang dilakukan Pyongyang, dan secara aktif memperkuat aliansi militer dengan Washington dan Tokyo sejak menjabat tahun lalu.

Parade Selasa dimulai di pangkalan udara di Seongnam di pinggiran Seoul, di mana rudal Hyunmoo, pencegat rudal L-SAM, dan drone pengintai termasuk di antara perangkat keras militer yang dipamerkan.

Pesawat jet F-35 dan pesawat tempur pertama yang dikembangkan di dalam negeri, KF-21, dibatalkan karena cuaca buruk, kata kantor kepresidenan.

Hyunmoo adalah salah satu rudal terbaru Korea Selatan, yang menurut para analis merupakan bagian integral dari rencana Seoul untuk menyerang Korea Utara selama konflik, sementara L-SAM dirancang untuk menghantam rudal yang masuk pada ketinggian 50-60 km.

Acara tersebut juga akan menampilkan penerbangan gabungan antara pesawat militer Korea Selatan dan AS untuk menunjukkan postur pertahanan gabungan yang “ditingkatkan”, kata kementerian tersebut.

Parade tersebut diadakan seminggu setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali dari perjalanan ke Rusia, di mana ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer.

Yoon mengatakan bahwa jika Rusia membantu Korea Utara meningkatkan program persenjataannya dengan imbalan bantuan untuk perangnya di Ukraina, hal itu akan menjadi “provokasi langsung”.

REUTERS

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus