Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Utang Israel Sudah Mencapai Rp 122 Triliun Sejak Perang dengan Hamas

Israel mencatat defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel pada Oktober, melonjak dari 4,6 miliar pada September, gara-gara berperang melawan Hamas.

14 November 2023 | 18.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tentara Israel mengendarai kendaraan militer, di tengah operasi darat tentara Israel melawan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza seperti yang terlihat dalam gambar selebaran yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel pada 13 November 2023. Israel Defense Forces/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Israel telah menumpuk utang sekitar 30 miliar shekel (sekitar Rp122 triliun) sejak dimulainya perang dengan militan Hamas, kata Kementerian Keuangan pada Senin, 13 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih dari setengahnya – 16 miliar shekel – merupakan utang dalam mata uang dolar yang dikumpulkan melalui penerbitan di pasar internasional, katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian pada Senin mengumpulkan 3,7 miliar shekel lagi di pasar lokal dalam lelang obligasi mingguannya.

“Kemampuan pendanaan Negara Israel memungkinkan pemerintah untuk membiayai seluruh kebutuhannya secara penuh dan optimal,” kata divisi akuntan jenderal kementerian.

Perang yang dimulai pada 7 Oktober ketika sayap bersenjata Hamas mengamuk di kota-kota Israel telah meningkatkan pengeluaran Israel secara tajam untuk mendanai militer serta memberikan kompensasi kepada bisnis di dekat perbatasan dan keluarga korban serta sandera yang disandera oleh Hamas. Pada saat yang sama, penerimaan pajak melambat.

Akibatnya, Israel mencatat defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel pada Oktober, melonjak dari 4,6 miliar pada September dan meningkatkan defisit pada 12 bulan sebelumnya menjadi 2,6%.

Kementerian mengatakan pihaknya akan terus beroperasi "di semua saluran untuk membiayai kegiatan pemerintah, termasuk semua kebutuhan yang timbul dari ... perang dan bantuan ekonomi dan sipil ke dalam negeri."

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk “membuka keran” untuk membantu mereka yang terkena dampak perang, yang diyakini para ekonom akan secara tajam meningkatkan defisit dan rasio utang terhadap PDB hingga tahun 2024.

Namun Gubernur Bank of Israel Amir Yaron mengatakan pemerintah perlu menyeimbangkan “mendukung perekonomian dan mempertahankan posisi fiskal yang sehat.”

Lembaga pemeringkat kredit telah memperingatkan bahwa mereka dapat menurunkan peringkat Israel jika metrik utang memburuk.

Akuntan jenderal tersebut membantah laporan media Israel bahwa negaranya akan mengajukan pinjaman dari Bank Israel untuk pertama kalinya sejak 1986.

REUTERS



Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus