Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bos Wagner Yevgeny Prigozhin termasuk di antara 10 penumpang yang tewas dalam kecelakaan pesawat jet pribadi di Wilayah Tver, Rusia pada Rabu malam, 23 Agustus 2023. Di antara korban tewas termasuk Dmitry Utkin, demikian dilaporkan kantor berita Tass, Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Utkin bukan tokoh sembarangan. Pensiunan letnan kolonel di Angkatan Darat Rusia ini adalah pendiri Wagner. Bahkan nama samarannya di kelompok tentara bayaran ini adalah Wagner. Utkin lahir pada 11 Juni 1970 di desa Smoline di Oblast Kirovohrad, yang sekarang merupakan wilayah Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia pernah bergabung dengan kelompok tentara bayaran Slavia dan bertempur untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara 2013. Ia lalu kembali ke Moskow pada Oktober 2013 dan mendirikan kelompok tentara bayaran sendiri yang dinawai sebagai Wagner Group.
Bersama Wagner, Utkin ikut mendukung Rusia dalam menganeksasi Krimea dan masuk Donbas untuk mendukung kelompok separatis melawan pemerintahan Ukraina.
Karena kiprahnya, ia mendapat sanksi dari sejulah negara termasuk AS yang menjatuhkan hukuman pada Juni 2017 sebagai kepala Wagner. Ia juga pernah disebut-sebut sebagai CEO Concord Management and Consulting, perusahaan pengelola holding restoran milik Prigozhin,
Pada Desember 2021, Uni Eropa memberlakukan tindakan pembatasan terhadap Utkin dan individu lain yang terkait dengan Grup Wagner. Ia dikenai sanksi oleh pemerintah Selandia Baru dan Inggris terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Selain Prigozhin dan Utkin, penumpang lain yang menjadi korban kecelakaan pesawat adalah Sergey Propustin, Yevgeny Makaryan, Alexander Totmin, Valery Chekalov dan Nikolay Matyuseyev. Chekalov disebutkan dalam daftar sanksi AS sebagai orang yang dekat dengan Prigozhin.
Pesawat itu juga membawa tiga awak: pilot-in-command Alexei Levshin, co-pilot Rustam Karimov dan pramugari Kristina Raspopova.
TASS | REUTERS | OPEN DEMOCRACY