Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua tahun sebelum jatuhnya Uni Soviet, Mikhail Gorbachev menerima surat tidak biasa dari pendiri Republik Islam Iran Ayatollah Khomeini. Ia mengajak Gorbachev untuk memeluk Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemimpin terakhir Uni Soviet meninggal di Moskow pada Selasa 30 Agustus 2022 pada usia 91 tahun. Ia meninggalkan warisan yang mempolarisasi penduduk di kedua sisi Tirai Besi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun pada Januari 1989, saat rezim komunis Eropa menghembuskan nafas terakhirnya, Ayatollah Ruhollah Khomeini mengirim delegasi ke Moskow untuk mengirimkan surat kepada Gorbachev.
"Tn. Gorbachev, jelas bagi semua orang bahwa komunisme termasuk dalam museum sejarah politik dunia, karena Marxisme tidak memenuhi kebutuhan manusia yang sebenarnya,” tulis Khomeini.
Pemimpin tertinggi Iran memilih untuk mengirim surat itu karena, menurutnya, Gorbachev telah “memasuki, sejak menjabat, fase revisionis dari sistem Soviet.”
"Tn. Gorbachev, Anda harus menghadapi kebenaran: masalah utama negara Anda bukanlah masalah properti, ekonomi, dan kebebasan, tetapi kurangnya kepercayaan yang benar kepada Tuhan. Masalah yang sama telah membawa atau akan membawa Barat ke dekadensi dan kebuntuan,” tulis Khomeini dalam suratnya.
Ayatollah mengatakan komunisme tidak memiliki masa depan “karena itu adalah aliran materialis, tidak mampu menyelamatkan manusia dari krisis ketidakpercayaan pada spiritualitas, penderitaan paling mendasar dari masyarakat manusia di Barat dan Timur.”
Solusinya, menurut pemimpin tertinggi yang meninggal lima bulan setelah surat tersebut, adalah Islam.
“Saya mengajak kalian untuk serius mempelajari Islam. Nilai-nilai Islam yang tinggi dan universal dapat menjadi sumber kenyamanan dan keselamatan bagi semua bangsa dan menyelesaikan masalah mendasar umat manusia, ”kata surat itu.
Pada Desember 1991, Gorbachev mengumumkan pengunduran dirinya dalam pidato yang disiarkan televisi, setelah negara-negara komunis di Eropa timur runtuh satu demi satu.
THE TIMES OF ISRAEL