Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan meliburkan kembali sekolah-sekolah, padahal baru tiga hari murid-murid masuk sekolah setelah lima bulan wabah virus corona merebak di Negeri Gingsen itu. Keputusan menutup lagi sekolah-sekolah karena kekhawatiran gelombang kedua wabah penyakit mematikan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Situs thesun.co.uk mewartakan, pada Rabu, 27 Mei 2020, jutaan anak-anak di Korea Selatan kembali ke sekolah, namun rencana memulai kembali proses belajar-mengajar terhenti setelah ada 176 kasus baru virus corona dalam tempo tiga hari terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengunjung mengenakan masker saat mengantre naik wahana roller coaster di sebuah taman hiburan di Seoul, Korea Selatan, 30 April 2020. Negara ini melaporkan tidak ada kasus virus corona domestik baru untuk pertama kalinya sejak Februari. REUTERS/Kim Hong-Ji
Dalam fase pembukaan sekolah-sekolah di Korea Selatan, pemerintah memberlakukan jaga jarak fisik atau social distancing dan mereka yang mau masuk ke area sekolah di cek suhu tubuhnya. Akan tetapi, adanya gelombang kenaikan kasus baru virus corona telah membuat Pemerintah Korea Selatan kembali waswas sehingga mengumumkan penutupan 251 sekolah di Kota Buncheon. Sedangkan di Ibu Kota Seoul, 117 sekolah tidak jadi dibuka lagi.
Pada Kamis, 28 Mei 2020, dilaporkan ada 79 kasus baru virus corona. Jumlah itu tertinggi sejak 5 April 2020.
Kondisi ini telah mendorong diberlakukannya lagi social distancing. Taman-taman dan museum ditutup sementara selama dua pekan ke depan.
Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo mendesak perusahaan-perusahaan agar memberlakukan jam kerja yang fleksibel kepada para staf. Kementerian Kesehatan juga sudah memutuskan memperketat kebijakan karantina di Seoul, yang merupakan kota metropolitan, terhitung sampai 14 Juni 2020.
“Dua pekan ke depan akan sangat krusial dalam pencegahan penyebaran virus corona di area metropolitan. Kita akan kembali melakukan social distancing jika kita gagal,” kata Park.
Korea Selatan sebelumnya dipuji karena dinilai sukses mengatasi wabah virus corona, diantaranya dengan cara melakukan tes virus corona pada masyarakat secara besar-besaran dan mengembangkan program pelacakan jejak mereka yang akhirnya didiagnosa positif virus corona.
Di Korea Selatan ada 269 pasien virus corona yang berakhir dengan kematian. Jumlah itu sedikit dibanding negara – negara di Eropa dan Amerika Serikat. Kendati begitu, tetap saja muncul kekhawatiran bakal ada gelombang kedua virus corona di Negeri Gingseng tersebut.
Masyarakat Korea Selatan saat ini telah diminta untuk tidak melakukan acara kumpul-kumpul di tempat-tempat ramai seperti bar dan restoran. Tempat-tempat ibadah diminta menerapkan aturan social distancing. Kementerian Kesehatan Korea Selatan memperingatkan negara itu akan memberlakukan lockdown jika ada lebih dari 50 kasus baru virus corona setiap hari dalam sepekan terakhir.