Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Analis kajian Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) Muhammad Syaroni Rofii menilai pernyataan terbuka yang mengkritisi negara-negara Muslim, yang menjadi highlight (sorotan) dari visi Presiden Prabowo Subianto merupakan salah satu capaian diplomasi Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk kawasan Timur Tengah, Presiden Prabowo menyampaikan sikap Indonesia yang kritis terhadap negara-negara Muslim yang tidak begitu diperhitungkan Negara Barat dalam forum D-8. Pernyataan terbuka yang mengkritisi negara-negara Muslim menjadi highlight dari visi Presiden, " kata Syaroni saat dihubungi di Jakarta pada Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akademisi Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) itu mengatakan Presiden Prabowo telah menunjukkan posisi Indonesia dalam kancah internasional. Sementara itu, terkait isu Israel-Palestina, Indonesia berulang kali menyampaikan pandangannya tentang komitmen untuk membantu masyarakat Palestina di masa berlangsungnya konflik militer dengan memberikan fasilitas pengobatan.
"Termasuk menjadikan isu Palestina sebagai salah satu alasan bergabung dengan BRICS," katanya. BRICS adalah aliansi ekonomi yang dibentuk pada 2006. Selain Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan sebagai anggota awal, lima negara lain —Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab (UAE), dan Indonesia— juga bergabung ke dalam organisasi itu.
Syaroni juga menjelaskan arah kebijakan politik luar negeri (Polugri) Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran dalam menyikapi isu Palestina akan selalu menjadi salah satu prioritas pemerintah Indonesia dari presiden-presiden terdahulu.
"Sebab Palestina secara emosional dekat dengan masyarakat Indonesia. Selain itu secara konstitusi Indonesia menentang segala bentuk penjajahan," ucapnya.
Oleh karenanya, Indonesia yang sedang berkuasa senantiasa berusaha sejalan dengan spirit konstitusi untuk membantu kemerdekaan Palestina dari berbagai jalur diplomasi.
"Solusi dua negara adalah harapan banyak negara termasuk juga PBB. Posisi Indonesia sepertinya cenderung kepada opsi tersebut," katanya.
Sumber: Antara
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini