Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan secara eksplisit akan konflik nuklir setelah PBB menyatakan bahwa dunia sedang "menuju malapetaka".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Putin mengatakan, tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir. Ia menegaskan, konflik seperti itu tidak boleh dimulai. Hal itu disampaikannya dalam surat kepada konferensi tentang perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami melanjutkan dari fakta bahwa, tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh dilepaskan. Kami berdiri untuk keamanan yang sama dan tak terpisahkan untuk semua anggota komunitas dunia,” tulis Putin dikutip dari Reuters, Selasa, 2 Agustus 2022.
Komentar Putin ini menarik perhatian sebab sebelumnya ada kekhawatiran global atas konfrontasi nuklir yang telah meningkat setelah invasi Rusia pada Februari 2022.
NPT merupakan pertemuan tingkat tinggi yang telah lama tertunda untuk meninjau perjanjian bersejarah 50 tahun lalu. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir demi dunia yang bebas nuklir.
Perjanjian Non-Proliferasi yang dikenal sebagai NPT memiliki kepatuhan terluas dari perjanjian kontrol senjata, dengan 191 negara sebagai anggota. Itu berlaku sejak 1970.
Di bawah ketentuannya, lima kekuatan nuklir utama - Amerika Serikat, Cina, Rusia (sebelumnya Uni Soviet), Inggris dan Prancis - setuju bernegosiasi untuk menghilangkan persenjataan dan negara tanpa senjata nuklir. Mereka berjanji untuk tidak memperolehnya dengan imbalan dan jaminan untuk dapat mengembangkan energi nuklir demi tujuan damai.
India dan Pakistan, yang tidak bergabung dengan NPT, terus mendapatkan peledak itu. Non-penandatangan Israel diyakini memiliki persenjataan nuklir tetapi tidak membenarkan atau menyangkalnya.
Di Konferensi NPT, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengisyaratkan dunia bahwa nasib manusia hanya satu jengkal dari pemusnahan nuklir. Dia mencontohkan terutama perang di Ukraina dan ancaman senjata nuklir dalam konflik di Timur Tengah dan Asia, dua wilayah yang “menuju malapetaka”.
Guterres meminta peserta konferensi untuk segera memperkuat dan menegaskan kembali norma yang menentang penggunaan senjata nuklir. Ia juga menyerukan untuk bekerja tanpa henti menuju penghapusan senjata nuklir dengan komitmen baru untuk mengurangi persenjataan.
Dia meminta dunia mengatasi ketegangan yang membara di Timur Tengah dan Asia, sampai mempromosikan penggunaan damai teknologi nuklir.
“Generasi masa depan mengandalkan komitmen Anda untuk mundur dari jurang maut,” katanya kepada para menteri dan diplomat. “Ini adalah momen kami untuk memenuhi uji fundamental ini dan mengangkat awan pemusnahan nuklir sekali dan untuk selamanya.”
Dalam pidatonya setelah invasi, Putin sempat merujuk pada persenjataan nuklir Rusia. Dia mewanti-wanti kekuatan asing yang berupaya untuk ikut campur di Ukraina.
“Siapa pun yang mencoba menghalangi kita, Rusia akan bertindak secepatnya. Dan itu akan membawa Anda pada konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda,” kata Putin Februari lalu.
SUMBER: REUTERS | THE INDEPENDENT