Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Wajib melayu di layar kaca

Pemerintah malaysia melarang iklan televisi yang menampilkan wajah indo. juga iklan yang memamerkan pola hidup barat. pelarangan ini akan berlaku juga untuk media cetak. pihak iklan melayangkan protes.

15 April 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBENTAR lagi tampang-tampang berhidung mancung bakal dipotong di televisi Malaysia. Semua iklan televisi dianjurkan menggunakan pemeran utama dan bahan baku lokal," kata Zainal Abidin Abu, Direktur Peiaksana Radio Televisi Malaysia. Itulah kebijaksanaan baru pemerintah Malaysia, belum lama ini, yang akan mulai berlaku Juli nanti. Jelasnya, mulai saat itu iklan dilarang menampilkan wajah Indo, apalagi Barat. Juga dilarang, iklan yang memamerkan pola hidup Barat. Keputusan itu dimaksudkan untuk menjaga "nilai-nilai positif dan martabat bangsa". Menurut Menteri Penerangan Datuk Rahmat, iklan yang selama ini ditayangkan di layar kaca Malaysia itu dinilai menonjolkan, wajah dan pola hidup Barat. Iklan rokok Kent, Salem, dan beberapa iklan lain yang mempromosikan produk alat pemantik api dan arloji, misalnya, "Seolah berusaha membentuk opini bahwa begitulah wajah bangsa Malaysia," kata Menteri. Menurut keputusan yang dituangkan dalam Akte Siaran dan Kode Etik Periklanan 1988 itu, setiap pemasang iklan di TV, nanti, diwajibkan mengirimkan rekamannya kepada panel evaluasi Kementerian Penerangan. Perlunya, untuk penyensoran. Yakni apakah pemeran utamanya bertampang lokal dan warga negara Malaysia ataukah bertampang Indo. Selama ini pemasang iklan masih menggunakan wajah Pan-Asia, yang lebih mirip orang Eropa ketimbang Malaysia yang multirasial: India berkulit hitam, Melayu berkulit sawo matang, dan Cina yang kuning langsat. Kontan sejumlah komentar segera muncul terutama dari kalangan periklanan. Ada yang protes karena keputusan itu tiba-tiba datangnya, hingga iklan telanjur dibikin -- dengan wajah Indo. Yang menarik, ada komentar dari artis bekas ratu Malaysia, Yasmin Yusof. Bagi Yasmin peraturan itu tidak adil. "Setiap warga negara Malaysia kan dijamin haknya untuk mencari nafkah." kata artis yang berwajah Pan-Asia dan berdarah campuran Melayu-Jerman ini. Jadi, tanpa pandang bentuk wajah. Menurut artis -- yang sehari-hari menjabat sebagai Direktur Image C.E., sebuah biro jasa yang biasa memasok para bintang iklan -- ini "Larangan itu mengesankan bahwa wajah merekalah yang dipersoalkan. Itu sama halnya mempersoalkan kehendak Tuhan." Di samping itu, belum jelas benar seberapa jauh wajah Indo bisa merusakkan kepribadian bangsa Malaysia. Belum ada penelitian untuk menjawab pertanyaan itu. Juga, bagaimana sebenarnya yang disebut pola hidup gaya Barat. Apakah merokok itu Barat? Apakah memakai arloji itu Timur? Yang pasti, pemasukan uang dari iklan di media elektronik dan media cetak memang cukup besar selama ini, yakni sekitar 500 juta ringgit (lebih dari Rp 320 milyar) per tahun Media elektronik, seperti RTM dan perusahaan televisi swasta TV-3, menerima lebih dari 300 juta ringgit, sisanya mengalir ke media cetak. Dan belum ada juga penelitian dari pihak biro iklan, apakah omset itu berkat wajah Indo atau bukan. Yang jelas, sebagian besar iklan-iklan itu --lebih dari dua per tiganya -- berupa promosi perusahaan rokok dan makanan ringan. Tak diketahui persis berapa banyak bintang iklan Malaysia berwajah Indo. Dan bila peraturan sudah diterapkan nanti, lalu apa kerja para "Indowan" itu? Sebab, pemerintah Malaysia pun kini berniat melangkah lebih jauh: menghapus wajah Indo di iklan media cetak. Siapa tahu, salon-salon bedah plastik jadi laris. Lalu para pemilik wajah Indo ramai-ramai mengubah tampang menjadi wajah lokal.Emran H. Attamimi (Kuala Lumpur) & DP (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum