Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir merespons tawaran peluang kerja yang diberikan Taiwan dan Jepang kepada warga negara Indonesia (WNI) usai viral tagar Kabur Aja Dulu di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arrmanatha mengaku tidak khawatir atas tawaran kedua negara tersebut. Dia mengklaim kesempatan berkarir di dalam negeri lebih terbuka jika dibandingkan dengan Jepang dan Taiwan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Biasanya di negara yang masih berkembang itu opportunities lebih banyak daripada negara yang sudah jadi dan terstruktur. Karena kalau (negara) sudah jadi dan terstruktur, kesempatan itu sudah lebih sulit," kata Arrmanatha saat menghadiri perayaan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam di Hotel Raffles Jakarta pada Senin, 24 Februari 2025.
Berdasarkan pengalamannya berkuliah di luar negeri, Arrmanatha menilai berbagai peluang dan kesempatan kerja tersedia di Indonesia. Dia turut mencontohkan anak-anaknya yang lebih memilih berkarir di Indonesia ketimbang di luar negeri.
"Anak-anak saya juga sekolah lama di luar. Tapi, mereka melihat opportunities itu lebih besar di sini. Jadi anak-anak saya pun selesai sekolah, mereka memilih ke sini," ujarnya.
Peluang Kerja di Taiwan
Kepala Taipei Economic and Trade Office (TETO) Bruce Hung merespons tren Kabur Aja Dulu yang ramai di media sosial. Dia mengaku mengikuti fenomena yang mencerminkan keresahan warga negara Indonesia (WNI) itu.
"Mereka menginginkan kehidupan baru, saya tahu itu. Tentu saja, kami menyambut baik," kata Hung saat menggelar konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, pada Jumat, 21 Februari 2025.
Meski memberikan tanggapan baik, Hung menegaskan pemerintah Taiwan menyerahkan keputusan ihwal perpindahan ke luar negeri kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia. Dia juga menyebut bahwa Taiwan membuka berbagai peluang.
Hung mengatakan bahwa Taiwan memberikan kesempatan bagi WNI yang ingin melanjutkan studi atau bekerja di berbagai sektor. Indonesia, sambung dia, memiliki populasi anak muda yang banyak sehingga memiliki peluang di Taiwan. Hung juga mengingatkan Taiwan tetap memiliki persyaratan khusus.
Hung mengungkap bahwa hingga saat ini ada sekitar 400 ribu WNI di Taiwan. Dia menilai angka itu sangat besar jika dibanding dengan populasi Taiwan yang hanya 23 juta penduduk.
Hung juga membeberkan bahwa WNI di Taiwan bekerja hampir di semua sektor. "Baik itu layanan medis, manufaktur, atau konstruksi. Pokoknya semua sektor," tuturnya.
Kesempatan Kerja di Jepang
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi berharap lebih banyak pelajar Indonesia memilih kuliah di Jepang karena universitas-universitas di sana sudah mulai menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Masaki menyampaikan bahwa Jepang uga menerima pekerja terampil dari berbagai negara, terutama Indonesia. Dia memuji pekerja Indonesia sebagai sosok pekerja keras di bidang layanan medis, manufaktur, pertanian, perikanan dan jasa.
“Mereka sangat dihargai oleh orang Jepang. Jadi, misi saya adalah meningkatkan jumlah orang seperti itu,” kata Masaki di sela-sela perayaan ulang tahun Kaisar Jepang Naruhito ke-65 di Jakarta pada Kamis malam, 20 Februari 2025, dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, Masaki menuturkan selain bidang-bidang tadi, warga Indonesia juga bisa bekerja di sektor transportasi Jepang.
“Di bidang apa pun, saya rasa orang Indonesia diterima. Dan saya dengar, ada seorang sopir bus dari Indonesia; pertama di Jepang,” ucap Masaki.
Menuturkan Masaki, pekerja asing di Jepang masih diharuskan mengerti bahasa Jepang meski tidak harus fasih. Dia juga menegaskan bahwa masyarakat Jepang mengerti agama Islam dan menghormati budaya Islam. Karena itu, kata Masaki, orang-orang Jepang bisa menerima lebih banyak pekerja terampil dari Indonesia.