Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga di wilayah tengah Ibu Kota Beirut dikejutkan oleh sebuah serangan Israel pada Jumat, 11 Oktober 2024. Serangan itu telah membuat debu-debu berterbangan, jendela-jendela kaca pecah, bahkan ada bangunan yang sampai runtuh. Warga takut jika lingkungan tempat mereka tinggal akan menjadi sasaran serangan Israel berikutnya mengingat saat ini tak ada lagi tempat aman di Lebanon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Israel telah meningkatkan operasi militernya di Lebanon, yang sebagian besar menyasar area yang dihuni umat Muslim syiah di selatan Lebanon, wilayah pinggir Beirut dan Lembah Bekaa yang diduga menjadi markas Hizbullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua serangan Israel pada Kamis, 10 Oktober 2024, menghantam al-Basta al-Fouqa yang merupakan sebuah kawasan rumah susun. Area itu dalam dua pekan terakhir sudah menjadi incaran Israel sehingga mendesak warga di sana melarikan diri
“Hanya Allah SWT yang tahu target berikutnya apa. Ini sungguh mengerikan. Kondisi di utara, timur, barat dan selatan Lebanon juga sama mengerikannya. Entah kemana kami harus berlindung,” kata Hoda Adly, 51 tahun, yang tetap menjalankan solat fardu meski gedung-gedung area sekitar rumahnya dihantam bom dan menimbulkan kekacauan.
Serangan Israel telah menyebabkan jalanan penuh dengan pecahan beling, puing-puing, tas dan sisa-sisa pakaian setelah hari-hari normal warga Lebanon berubah menjadi bencana. Orang-orang ‘menggali’ puing-puing mencoba menyelamatkan barang berharga mereka.
Kendaraan-kendaraan sesak dengan para penumpang. Banyak warga menggunakan masker untuk menghindari debu tebal di udara akibat serangan Israel.
Otoritas kesehatan Lebanon mengatakan dua serangan udara Israel telah menewaskan 22 orang dan melukai 117 orang. Serangan itu untuk membunuh satu pejabat Hizbullah, namun sumber di keamanan Lebanon mengatakan tak ada korban dari kelompok Hizbullah.
Wilayah perbatasan Israel Hizbullah memanas sejak setahun lalu ketika Hizbullah memperlihatkan dukungan pada perjuangan Hamas dalam perang Gaza dengan cara menembakkan sejumlah roket ke area perbatasan Israel. Perang Gaza sudah satu tahun berkecamuk dan belum memperlihatkan tanda-tanda akan mereda.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Ahli Sebut Serangan Israel terhadap Dua Prajurit TNI UNIFIL Jadi Masalah Internasional
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini