Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk Rusia berduyun-duyun ke Serbia untuk mendapatkan vaksin COVID-19 buatan Barat. Padahal Rusia telah memiliki vaksin corona buatan dalam negeri, Sputnik V.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keluarga Pavlov adalah salah satu yang antre vaksin Barat ke Serbia. Mereka mencari vaksin buatan negara-negara barat agar bisa bepergian ke negara Uni Eropa atau Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serbia, yang bukan anggota Uni Eropa, merupakan negara yang dipilih warga Rusia untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Sebabnya mereka bisa memasuki negara sekutu Balkan tanpa visa. Serbia juga menawarkan berbagai pilihan vaksin buatan Barat.
Biro perjalanan mengaku permintaan ke ibu kota Serbia, Beograd meningkat pesan dalam beberapa pekan terakhir. Warga Rusia membanjiri hotel, restoran, bar dan klinik vaksinasi di Beograd.
“Kami mengambil vaksin Pfizer karena kami ingin berkeliling dunia,” kata Nadezhda Pavlova, 54. Ia menerima suntikan vaksin di pusat vaksinasi Beograd yang luas.
Suaminya, Vitaly Pavlov, 55, mengatakan dia ingin berkunjung ke seluruh dunia. Sedangkan vaksin Sputnik V buatan Rusia hanya diterima di beberapa negara.
Paket wisata vaksinasi untuk orang Rusia didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada pertengahan September lalu, menurut Asosiasi Operator Tur Rusia. Maya Lomidze, direktur eksekutif grup, mengatakan tur vaksin dibanderol dengan harga mulai dari US$ 300 hingga US$ 700, tergantung paket perjalanan.
Vaksin covid-19 Rusia, Sputnik V dipuji oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai vaksin terdaftar pertama di dunia pada Agustus 2020. Vaksini telah disetujui oleh 70 negara, termasuk Serbia. Namun WHO mengatakan vaksin Sputnik V masih dalam tahap persetujuan setelah ditemukannya masalah di pabrik beberapa bulan lalu.
Selain dari WHO, Sputnik V juga masih menunggu persetujuan dari European Medicines Agency. Eropa masih menunggu hasilnya sebelum pembatasan untuk orang Rusia yang mendapat suntikan Sputnik V dicabut.
Baca: 26 Orang di Rusia Meninggal karena Konsumsi Miras Oplosan
AP NEWS