Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Jakarta - Lembaga World Food Program (WFP) menghentikan sementara distribusi makanan ke kamp pengungsi Zamzam di Sudan karena memanasnya bentrokan yang terjadi di sana. Bentrokan terjadi antara militer Sudan dan pasukan Rapid Support Forces (RSF).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Leni Kinzli Juru bicara WFP untuk wilayah Sudan pada Jumat, 28 Februari 2025, mengatakan tingginya intensitas pertempuran di kamp Zamzam wilayah utara Darfur telah memaksa WFP menghentikan aktivitas distribusi makanan yang ditujukan untuk menyelamatkan jiwa dan memberikan bantuan nutrisi pada orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kinzli memperingatkan jika tidak ada bantuan yang dikirimkan, maka ribuan orang di kamp pengungsi Zamzam akan kelaparan dalam beberapa pekan ke depan. Dia pun pentingnya mengirimkan bantuan yang aman dan waktu yang tepat demi bisa menyelamatkan nyawa.
“Untuk itu, pertempuran harus dihentikan dan organisasi-organisasi kemanusiaan harus mendapat jaminan keamanan,” kata Kinzli, seperti dikutip dari middleeastmonitor.com .
Sebanyak 2 juta warga Sudan di 27 lokasi di penjuru Sudan saat ini menuju kelaparan dan sedang mengalami kelaparan. Militer Sudan dan kelompok Rapid Support Forces (RSF) telah terjadi sejak pertengahan April 2023.
Pertempuran ini telah terjadi lebih dari 20 ribu orang dan membuat 14 juta warga Sudan kehilangan tempat tinggal berdasarkan data PBB dan otoritas setempat. Sedangkan penelitian dari sejumlah universitas di Amerika Serikat memperkirakan jumlah korban tewas sekitar 130 ribu orang.
Sebelumnya OCHA, pada Mei 2024 sudah pernah mengungkap separuh populasi Sudan yang membutuhkan bantuan karena terancam kelaparan dan penyakit menular. Sayang, dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima.
“Di Sudan, sebagian populasinya yakni sekitar 25 juta jiwa – membutuhkan bantuan kemanusiaan. Bencana semakin mendekat. Penyakit mendekat. Pertempuran mendekati warga sipil, khususnya di Darfur,” demikian keterangan OCHA
Krisis di Sudan yang telah berlangsung selama setahun tidak menemukan cara untuk menanggulanginya, menyebabkan lebih dari 20 juta warga membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan sembilan juta orang mengungsi dari rumah mereka.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan masyarakat internasional agar tidak melupakan rakyat Sudan. Sebab mereka sangat membutuhkan bantuan yang dapat menyelamatkan nyawa.